
Liat mantan balikan sama mantannya lagi itu uwow banget ya....!!!
Tapi ngaca liat muka diri sendiri yang ga move on dari mantan itu lebih uwow lagi....
Hahaha....
Daripada bahas per mantan-an, berhubung ga punya mantan (Uuuuh so sad...) mendingan kita bahas hal lain yang buat gue sih lebih uwow... :D
Yes, mungkin gue yang salah. Naon sih ujug-ujug gue yang salah. hahaha.... Ya maksudnya biar dramatis kaya pelem2 FTV gitu. Btw FTV masih ada ga sih? Jadi inget dulu jaman masih punya TV, suka nonton-nonton FTV yang ceritanya pasti tentang cinta-cintaan antara si kaya dan si miskin. Entah si anak kaya sama tukang bakso lah, sama satpamlah, ato ngga majikan sama pembantunyalah, pokoknya seputeran itu aja. Malesin bangetlah pokoknya, tapi kenapa gue tonton ya??? dan ngapain gue bahas juga??? malesin banget ya hahaha....
Nah balik lagi ke cerita yang lebih uwow itu.
Ga jelas juga sih uwow apanya cuma saya sedang belajar sesuatu di sekolah kehidupan. Sesuatu yang mungkin biasa aja untuk kebanyakan orang, tapi buat saya ini adalah sebuah pelajaran yang sangat berharga.
Dua minggu kemarin saya mengalami masa-masa kelabu kaya warna salah satu balon di lagu balonku ada lima. Hahaha... Galau untuk menentukan langkah, kemana harus berjalan. Diusia saya yang sudah tidak terbilang muda (sok tua) saya harus ekstra hati-hati menetapkan langkah. Meskipun kesempatan bisa datang berkali-kali namun waktu tidak dapat kembali.
Kadang kesempatan yang datang dihadapan kita malah membuat kita bingung apakah ini waktu yang tepat untuk menentukan sebuah pilihan. Kalo dibilang apakah kesempatan yang datang ini adalah sebuah "ujian", saya ga ngerti juga ini ujian apa. Kalaupun ujian, saya merasa sudah lulus dengan baik. Kalo beberapa bulan yang lalu ngehits istilah "mohon bersabar ini ujian!" nah saya kurang sabar gimana lagi berbulan-bulan digantung tanpa kejelasan. (halah!) Setidaknya (setelah banyak bersabar) pada akhirnya saya menyimpulkan apapun keputusannya, Tuhan pasti akan menyertai apa yang akan saya kerjakan. Toh kita bekerja dengan sebaik-baiknya dan menjadikan pekerjaan sebagai salah satu sarana ibadah melalui apa yang kita kerjakan. (cie gaya...).
Memang sih didalam setiap pekerjaan pasti tidak semua berjalan mulus dan manis. Dimanapun kita pasti akan bertemu dengan keadaan-keadaan dan orang-orang yang tidak menyenangkan. Keadaan yang sulit biasanya berhubungan dengan orang yang "sulit". Sulit bekerjasama, Sulit diajak komunikasi, sulit mengerti, sulit dipahami, sulit pokoknya dan disini saya akan menyebut orang tersebut sebagai si "sulit".
Siapapun si sulit itu sebenarnya diperlukan dalam setiap organisasi. Sisulit inilah yang akan mendewasakan kita. Karena bagaimanapun dalam proses kehidupan, masing-masing orang akan bergesekan satu dengan yang lainnya dan disitulah proses pendewasaan berlangsung. Bukan soal menang atau kalah, tapi pembentukan karakter dan berubah menjadi lebih baik. Bisakah pada akhirnya kita bekerjasama dengan si sulit, bisakah kita menerima kekurangan si sulit, bisakah kita mendukung di sulit, bisakah kita mengalahkan ego kita sendiri dan setelah proses ini berlangsung kita terbentuk menjadi pribadi yang semakin bijaksana. (kok saya baca si sulit jadi selulit ya?).
Hidup itu tidak berbicara tentang berapa banyak piala yang sudah kita hasilkan, melainkan seberapa banyak kita memberi manfaat buat orang lain. Buat saya yang super ambisius, sangat sulit dalam proses untuk menerima tentang hal ini. Buat saya, "piala" itu penting. Saya achiever sejati yang akan mengejar terus apa yang menjadi impian saya, dan saya harus mendapatkan. Saya lupa akan esensi bermanfaat bagi orang lain dan fokus kepada pencapaian yang saya dapat. Seringkali saya melontarkan ide dan saya melihat ide tersebut dipakai dan bermanfaat buat orang lain atau organisasi. Tanpa sadar saya menunggu "reward" atas sesuatu yang saya anggap sebagai "prestasi". Saya menganggap bahwa semua ide yang saya lontarkan otomatis berlabel "punya saya" sehingga saat ide tersebut di klaim oleh orang lain saya merasa kecewa. Padahal apalah artinya sebuah pengakuan dibandingkan manfaat yang dihasilkan dari ide tersebut.
Not easy, tapi saya belajar.
"Bukan berapa banyak penghargaan yang sudah kita dapatkan, tapi berapa banyak manfaat yang sudah kita berikan untuk orang-orang sekitar kita." FF