Orang baik pun bisa jadi jahat kalo udah kena penyakit yang namanya IRI.
Padahal kalo dipikir-pikir apa yang harus disirikin. Toh It's not a gift, saya harus berjuang untuk mendapatkannya. Tapi ya gitu deh... Bawa santai aja... Sebenernya ga jadi kepikiran sih, cuma emang dari kapan itu rasanya pengen aja nulis tentang ini. Pengen cerita, supaya yang baca semoga jauh-jauh dari penyakit hati ini. Hidup kita jauh lebih tenang saat kita bisa senang dalam kesenangan orang lain dan bisa turut berempati dalam kesusahan orang lain. Bukan dibalik!
Tahun ini saya sedang belajar tentang Helpful.
Satu kata sederhana yang ternyata punya kekuatan yang sangat besar.
Pemimpin itu harus helpful. Kita bisa memberi arti dilingkungan sekitar kita dengan cara "helpful".
Saat ada yang membutuhkan, kita ada untuk memberi pertolongan sesuai dengan kemampuan kita.
Saya belajar tentang "helpful" dari seorang rekan kerja saya dikantor lama. Namanya Pak Achmad Hidayat Sarbini, saya biasa panggil beliau "Abopai". Usianya sudah tidak muda, tapi semangatnya jangan ditanya. Yang muda pun akan malu kalo liat cara dia kerja. Dia sangat dihormati oleh teman-teman (khususnya di project), saya yakin bukan karena usianya, karena ada juga yang lebih tua dari beliau tapi tidak dihormati seperti orang-orang menghormati beliau. Satu yang sangat saya ingat, beliau sangat helpful.
![]() |
Abopai (Paling kiri) saat pertama kali kami ke Oecusse Timor Leste berjuang untuk mendapatkan Project New Development Oecusse Airport, Mei 2017 |
Saat ada seorang teman kami, seorang ayah yang anaknya akan masuk ke perguruan tinggi, beliaulah yang mengupayakan agar perusahaan memberikan bantuan biaya. Bukan dari nominalnya, tapi beliau ada saat dibutuhkan. Saat ada seorang teman yang lain akan menikah di luar kota, dia ada untuk membantu memesankan tiket pesawat untuk orangtuanya dan bukan cuma itu dia meminjamkan koper untuk orangtua teman kami ini. Bukan itu saja, banyak sekali kebaikan-kebaikan yang dia lakukan untuk teman-teman kami. Orangnya helpful banget. Ga pernah egois memikirkan dirinya sendiri. Kadang saya bingung, kapan dia ada waktu untuk memikirkan dirinya?
Saya bersyukur setahun terakhir sebelum akhirnya memutuskan pindah kerja, saya diberi kesempatan untuk banyak belajar dari beliau. Seorang pribadi yang sederhana, tapi memiliki hati yang luar biasa. Istrinya pun luar biasa, tidak egois, pengertian dan sangat mendukung suaminya. Saya sih ga kebayang kalo ada di posisi beliau, mungkin bisa ngomel-ngomel terus tiap hari uangnya kepake buat nombokin proyek terus. Hehehe... Semoga sehat-sehat dan panjang umur selalu ya Abopai.
Ga banyak orang yang HELPFUL. Karena orang kebanyakan egois dan bahkan seperti yang saya ceritakan di awal, susah kalo liat orang seneng.
Ada seorang temen dia mengundurkan diri dari tempat kerjanya, baik-baik, tanpa masalah, dan bahkan si atasannya mempertahankan dia, berkali-kali berusaha menahan tapi teman saya ini sudah memutuskan untuk pindah. She has her own reason for this. Salah ga? kalo menurut saya dan menurut Undang-undang yang berlaku sih ngga. Tapi anehnya dia minta surat keterangan kerja aja susah banget. Surat keterangan kerja doang? Iya surat keterangan kerja. Padahal saya rasa itu kan hak dia sebagai karyawan yang pernah bekerja di perusahaan. Sudah seharusnya perusahaan mengeluarkan surat keterangan kerja karyawan tersebut dengan mengucapkan terima kasih atas pengabdian dan kontribusi yang diberikan selama bekerja diperusahaan tersebut. Alih-alih diberikan sesuai haknya, si perusahaan malah bertanya suratnya untuk apa? What the hell lah, seolah takut banget kalo si temen saya ini bakal dapet pekerjaan yang lebih baik karena surat keterangan tersebut, atau mungkin sekarang surat keterangan kerja bisa dijadikan surat jaminan hutang di Bank??? Yang jelas saya ngajuin utang ke bank aja ga sesusah itu rasanya. Ya gitulah, terlalu banyak orang yang ga punya value helpful. Perusahaan yang sudah dibantu, karena merasa kehilangan seolah malah ingin menunjukan "nih lo bakal susah kalo keluar dari sini". Suka ga ngerti sama orang-orang kaya gini, apalagi kalo sehari-hari agamis banget keliatannya. Jadi pengen nanya agamanya apa dan Tuhannya siapa. Kok gitu-gitu amat. Tapi ya sudahlah toh temen saya udah ga disana, dan semoga kita semua dijauhkan dari perusahaan-perusahaan kaya gitu.
Balik lagi ke Helpful.
Sebenernya helpful itu dapat kita lakukan dengan cara-cara sederhana loh. Mempersilahkan orang lain untuk masuk lift duluan. Membersihkan toilet setelah digunakan supaya orang lain setelah kita bisa menggunakan toilet dengan nyaman, dan banyak hal-hal sederhana lainnya yang bisa kita lakukan untuk orang-orang sekitar kita. Helpful harus menjadi sebuah nilai yang kita anut dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa kita sadari, dengan cara demikianlah maka hidup kita akan berdampak untuk lingkungan kita.
So, hidup seperti apa yang kamu pilih?
Saya sih ingin punya hidup yang berdampak.
Be helpful!