Jam 2.30 saya mandi dan bersiap-siap untuk berangkat. Entah kenapa berat bgt rasanya.
Jam 6 pagi saya tiba di Bandara, seperti biasa selalu kepagian, tp gpp lah. Di terminal 3 banyak yg bisa dilihat, saya pikir gitu.
Dan yup banyak yang bisa di liat, liat pesawat bolak-balik dan akhirnya deket-deket keberangkatan saya memutuskan untuk beli kopi starbucks.
Bukannya buru-buru mencari tau tentang keberangkatan, saya malah duduk, buka email dan balas beberapa whatsapp. Ceritanya pengen selalu produktif, yang ada? Ketinggalan pesawat.
Hah? Kok bisa? Ga ngerti yang jelas kenyataannya saya ketinggalan pesawat.
Padahal saya duduk di starbucks 6 meter dari gate keberangkatan.
Aneh. Iya memang aneh bgt.
Tadinya saya pengen menyebutnya sial.
Bayangkan saja, saya sudah sangat berusaha supaya bisa dapet tiket dan kenyataannya saya sendiri yang mengacaukannya.
Sampe berkali-kali saya cek apa yang saya lakukan di 15 menit terakhir itu. Balas wa wa ga penting, baca info-info ga penting dan saya menyebutnya DISTRACTION.
Seringkali hal yang ga penting menjadi sebuah distraction untuk mengalihkan kita dari sesuatu yang ga penting.
Silahkan definisikan sendiri apa arti yang penting dan ga penting dalam hidup kita. Apakah sepatu keren dan tas mahal itu penting? Apakah membahagiakan orangtua itu penting? Apakah menghabiskan waktu untuk liat tokopedia dan shopee itu penting? Lebih penting mana dengan menghabiskan waktu untuk membangun komunikasi dengan pasangan dan anak-anak kita?
Jangan-jangan hal-hal remeh yang selama ini kita nikmati membuat kita "ketinggalan pesawat".
Bukan berarti gagal sepenuhnya, tapi bayangkan saja. Tiket hangus. Beli tiket baru. Ambil bagasi, jalan ke shuttle menuju terminal yang lain. Karena tidak ada dgn rute yg sama terpaksa harus mencari rute lain, lebih panjang, lebih melelahkan. Antri untuk check in lagi, lalu pesawatnya delay. Lapar. Berniat menunggu sambil menyelesaikan beberapa pekerjaan, kenyataannya entah kenapa laptop jatuh dan layarnya mati. Sehingga menunggu dengan tidak bisa melakukan apa-apa. Hanya bengong, mata perih karena menangis sendiri menyesali, kesal, ingin marah tapi ga tau sama siapa.
Belum lagi membayangkan 5 jam perjalanan darat yg harus ditempuh dari bandara ke kota tujuan. Karena rute semula tidak tersedia.
Akhirnya mungkin bisa sampai, tapi ga semudah saat kita fokus dan tidak membiarkan diri kita ter DISTRACT oleh hal-hal yang ga penting.
Oya satu kebodohan yg saya lakukan juga adalah karena saat itu saya lebih memilih mendengar apa yang saya mau dengar bukan apa yang seharusnya saya dengar.
Harusnya saya pasang telinga untuk mendengar panggilan boarding, saya terlalu menyepelekan, memakai earphone sebelah kuping, sok tau, dan memilih mendengarkan lagu yang saya suka. Bodoh. Iya bodoh.
Saya jadi menyadari betapa bodohnya saya selama ini. Saya lebih memilih mendengarkan suara hati saya sendiri. Keegoisan saya, apa yg menyenangkan buat saya. Saya tidak mendengar apa yang SEHARUSNYA saya dengar. Padahal saya tau seharusnya saya dengar-dengaran pada suara siapa? Saya terlalu menyepelekan, sok tau, sok pinter, akhirnya... saya banyak melewatkan berkat dan kebaikan yang seharusnya menjadi bagian saya.
Bukan Tuhannya yang ga baik, tapi sayanya yg bodoh. Tapi Tuhan tetep baik. Ada kesempatan yang baru buat kita setiap hari, walaupun selalu ada konsekuensi dari setiap hal yang kita lakukan.
Dan kalo kita masih bisa melihat ada kesempatan baru, bersyukurlah. Setidaknya sekalipun ketinggalan pesawat, tapi kita tidak pernah ditinggalkannya.