Entah bahasa dari mana istilah "Kutu Kupret", yang jelas saya ga suka denger kata itu, aneh dan janggal aja buat diucapkan apalagi didenger, APALAGI kalo istilah tersebut ditujukan ke saya. Tapi mendengar istilah itu pagi ini, saya malah jadi tertarik mencari tahu apa itu kutu kupret, kaya gimana sih bentuknya kutu kupret, hehehe....
Ternyata, kupret itu sendiri adalah singkatan dari kutu kampret. Kampret sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah :
kampret/kam·pret/ /kamprét/ n kelelawar kecil pemakan serangga, hidungnya berlipat-lipat; Microchiroptera
Jadi kalo saya simpulkan, kutu kampret (kupret) adalah : kutu yang hinggap di binatang / kelelawar kecil pemakan serangga. Entah kenapa namanya kampret dan entah kenapa konotasi kampret jadi begitu negatif.
Balik lagi ke istilah Kupret alias kutu kampret, istilah ini seringkali digunakan kalo orang sedang kesal atau marah. Ditujukan kepada seseorang yang dianggap ga berguna dan mengganggu. Pada dasarnya kutu itu kan parasit, tidak berguna dan bahkan mengganggu. Aslinya memang kutu itu parasit yang sangat mengganggu. Anak saya beberapa tahun yang lalu kepalanya kutuan, entah dari mana, kemungkinan besar sih dari pembantu. Kasian banget liatnya, bentar-bentar garuk-garuk, bahkan kepalanya sampe lecet dan bau. Sampe akhirnya saya bawa ke dokter, dikasih obat anti biotik, salep, dan sejak hari itu urusan "keramas" saya handle sendiri tanpa pembantu. Dalam 2 minggu si kepala pun akhirnya bersih dan terbebas dari kutu.
Jadi dalam istilah kutu kupret terdapat double kutu, jadi kutu kutu kampret, alias ingin menjelaskan bahwa orang tersebut super-super mengganggu. Sudahlah kutu di kampret pulak, binatang kecil yang ga ada artinya. Jadi dapat saya simpulkan arti "kutu kupret" adalah sebutan untuk orang yang dianggap rendah, tidak berguna, dan sangat mengganggu.
Trus ngapain juga ngebahas soal kutu kupret, kaya ngga ada bahasan yang lebih penting aja gitu ya... hehehe...
Eh ngomong-ngomong soal kutu yang gengges banget, pernah ngalemin ngga sih ketemu orang yang gengges alias ngeganggu banget. Kalo sama orang yang kita sayangin sih seneng-seneng aja di kepoin, ditanyain segala macem, makin sering ditanya, berarti makin berasa diperhatiin. Sebaliknya kalo sama orang ga penting, pasti rasanya keganggu banget kalo ditanya. Ditanya kabar aja keganggu apalagi ditanya yang lain. Kalo bisa no telepon di ganti sekalian biar ga "ngeganggu" pin bbm ganti baru biar ga dikepoin ganti status ato pasang photo profile apa, wa, line di block kalo perlu. Pokonya gimana aja caranya supaya ngga ditanya sedikitpun, karena dihubungi dan ditanya itu adalah sebuah gangguan.
Terganggu ato tidaknya kita oleh orang lain ternyata berhubungan dengan "apa arti orang tersebut untuk kita". Semakin orang tersebut berarti, semakin ditanya / semakin dihubungi berarti kita semakin merasa dipedulikan dan semakin kita merasa senang. Sebaliknya semakin orang tersebut tidak ada artinya, maka semakin ditanya / semakin dihubungi berarti kita semakin merasa diganggu dan semakin kita merasa kesal/marah bahkan bisa jadi terucaplah istilah "kutu kupret" tersebut diatas.
Yang aneh, kalo orang ngaku sayang, tapi dihubungi merasa terganggu. Banyak tuh cerita tentang orang tua yang ngehubungin anaknya trus anaknya malah merasa "terganggu". Padahal mungkin orangtuanya kangen rindu suara anaknya, ingin tau kabar anaknya, sayangnya cinta dan kasih sayang anak kepada orang tua tidak setulus dan semurni kasih sayang orang tua kepada anak. Tidak semua orang seperti itu, saya sendiri selalu berusaha menanyakan kabar ibu saya, minimal saya telepon dia, walaupun hanya sekedar berbasa-basi apa yang beliau masak hari ini sambil mendoakan agar ibu selalu dalam keadaan baik dan sehat.
Sebaliknya pun kita, kalo ada orang yang menghindar dari kita dan menjauh, jangan memaksa untuk mendekat. Introspeksi diri apa ada yang salah dengan diri kita. Kalo tidak ada, mungkin orang itu sedang butuh waktu untuk sendiri, mungkin orang itu tidak suka diperhatikan, mungkin orang itu sedang tidak suka. Ajak bicara baik-baik, kalopun tetap seperti itu biarkan saja. Tidak ada gunanya memaksa. Segala sesuatu yang dipaksakan hasilnya tidak akan baik.
Demikian juga dalam hubungan, kalo bertepuk sebelah tangan lebih baik diikhlaskan. Memangnya mau hidup bersama dengan orang yang mencintai dengan "terpaksa"?
Okai deh begitulah pelajaran hari ini. pelajaran ga penting dan ga bermutu. Tapi ga ada salahnya untuk diceritakan.
Happy working gaes.
Kupret orang yg masih berjuang
BalasHapusgak nok hubungane.,, say hlo
BalasHapusohhh nyekel kelamin ngunu ta kudu ngguyune
BalasHapus