Senin, 27 Juni 2016

Semua gara-gara hormon!




Pernah jatuh cinta?

Kata orang jatuh cinta itu sejuta rasanya.
Apa sih yang membuatnya menjadi sejuta rasa?

Yup, hormon!
Hormon memang memiliki peranan yang sangat penting dalam tubuh, segala sesuatu yang kita rasakan sangat tergantung pada aliran hormon dalam tubuh dan si Hormon adalah lakon yang punya andil sangat besar dalam urusan cinta.

Ngga jelas apa yang mempengaruhi apa, entah jatuh cinta membuat hormon tertentu meningkat, entah peningkatan hormon tertentu membuat orang jadi jatuh cinta, hahaha... Yang jelas ada peningkatan hormon tertentu pada insan yang sedang jatuh cinta.

Lucunya istilah "masakan keasinan karena yang masak lagi pengen kawin alias jatuh cinta" itu ternyata ilmiah. Konon katanya kenaikan jumlah hormon pada seseorang yang sedang jatuh cinta dapat mempengaruhi persepsi orang tersebut mengenai rasa. Berdasarkan penelitian, orang yang sedang jatuh cinta memerlukan lebih banyak garam, gula maupun asam dalam suatu makanan untuk lebih mudah dikenali rasanya. Hormon oksitosin-lah yang bertanggungjawab mempengaruhi fungsi indra perasa mereka yang sedang jatuh cinta.

Oksitosin kadang dikenal juga sebagai "hormon bermanja" hmmm... apa hubungannya sama syahrini ya yang segala sesuatunya dipakein embel-embel "manja" Hahaha... Pria dan wanita yang berada dalam kondisi jatuh cinta dan mencintai memiliki jumlah oksitosin yang lebih tinggi. 

Memang, perubahan hormon tidak hanya terjadi pada saat orang jatuh cinta saja. Pada saat keadaan tegang, stress, dan sebagainya juga akan memicu perubahan aliran hormon dalam tubuh. Dan hormon pun bukan hanya oksitosin saja, masih banyak hormon-hormon lain yang bekerja dalam tubuh manusia, dan ternyata tubuh manusia (dan hampir semua makhluk hidup di dunia) di jajah oleh zat bernama hormon.

So....... "Ketika kita jatuh cintaapa yang terjadi pada tubuh kita?"


Otak mengirimkan sinyal ke kelenjar adrenalyang mengeluarkan hormon seperti adrenalinepinefrin dan norepinefrin. Hormon-hormon itu mengalir melalui darah dan menyebabkan jantung untuk berdetak lebih cepat dan lebih kuatSelain ituhormon seperti phenylethylamine atau PEAnorepinefrindopaminoksitosinhormon testosteron dan endorfin juga mempengaruhi apa yang dirasakan oleh seseorang 

Peristiwa jatuh cinta-nya manusia, ternyata bukan semata-mata 'anugerah ilahi' Melainkan pengaruh dari kerja Hormon DOPAMINE, sehingga orang lantas menjadi infatuation/ tergila-gila bahkan bisa sampai merasa 'lebih baik mati, daripada nggak bisa hidup bersama dia' ah hormon kamu memang gila.... (bukan cinta yang gila...) kegila-gilaan ini juga semakin menggila dengan pengaruh Endorphine, yang membuat mereka hanya bisa tenang dan bahagia saat bersama.

Setelah proses waktu dua insan menjadi sepasang kekasih lalu kemudian menikah, ajaibnya setelah proses 'pembuahan' sim salabim dari dua orang ini keluar Hormon SERETONIN : Hormon Cinta yang STABIL.



Hormon Seretonin ini diperlukan untuk 'raising the kids' alias membesarkan anak-anak.

Dopamin dan endorphine itu umurnya ga lama, tergila-gila itu juga biasanya ga lama. paling lama tiga tahun, udah bagus. Selebihnya komitmen dan rasa cinta itu akan tetap kuat dengan pengaruh hormon oksitosin, yang dibangun melalui komunikasi, pelukan, ciuman, perhatian, tatapan mata, ya seperti nick name nya tadi itu si hormon manja. Walau sudah tidak tergila-gila tapi tetap memanjakan pasangannya, dijamin hubungan akan selalu special se-special martabak san fransisko, Hehehe...



Dan jangan lupa, ilmu pengetahuan sudah bisa meramalkan loh kapan si bapak alias pejantan akan diserbu hormon dophamin lagi (beger lagi kata orang mah) berdasarkan penelitian, pada pria siklusnya tiap 7 tahun sekali dan mulai mencari betina lain untuk beranak pinak atau sekedar melakukan "pembuahan" hahaha... Sementara perempuan cenderung masih bertahan dengan hormon seretonin-nya.


Emang secara ilmiah kaya gitu, tapi kaya yang tadi saya bilang diawal, masih ga jelas kan antara apa mempengaruhi apa. Daripada kita yang dipengaruhi hormon, mendingan kita yang ber-otak (walaupaun kecil, karena yang besar itu otak sapi, apa sih ga penting...) yang mengatur hormon-hormon yang bekerja dalam tubuh kita. Kita yang jadi bos-nya.

Hubungan yang baik juga bukanlah hubungan yang dipengaruhi hormon. Sekarang jatuh cinta dan besok semakin berkurang. Kita yang menentukan untuk membuat hubungan tersebut tetap indah dan stabil. Jangan mengandalkan dopamin dan endorphine yang sifatnya nge-bom, memacu adrenalin, butterfly in stomach, ser-ser an or apapun itu you name it, karena itu ga akan pernah bertahan lama. 

Keep in love dengan oksitosin, bangun komunikasi yang baik, berbicara dengan lembut, pelukan hangat sebelum berpisah, ciuman mesra dikening sebelum tidur, genggaman tangan, pujian, nonton tv sambil membelai rambut, and ALL IS FREE, gratissss!!!

Membangun hubungan yang manis itu ternyata ga sesulit dan semahal cintanya Glenn Alinskie (nulisnya bener ga sih males googling) dan Chelsea Olivia. Yang penting mah ada niat pasti ada jalan.

And I'm thank God for you as my Oksitosin....

I love you to the moon and back 'Leufde'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar