Hai sepi!
Apa kabarmu hari ini?
Sudah lama sejak terakhir aku menemuimu, saat kita masih senada.
Sekian lama kita memaksa bersama tanpa seirama, dan pada akhirnya kita menyerah.
Berkali-kali masih ada wajahmu didalam mimpiku, rindu, iya aku rindu, rindu pada seseorang yang selalu menginginkanku. Tatapannya yang hangat, pelukannya yang membuatku nyaman, genggamannya yang membuatku yakin bahwa cinta sejati itu masih ada. Iya aku rindu, tapi tidak mampu untuk mengucapkannya.
Kemarin aku datang, ingin menemuimu dan mencoba menyampaikan kerinduan tanpa kata. Tapi ah, memang bukan takdirku. Entah dia dimana.
Persis saat matahari ada diatas kepala, aku tiba berdiri ditempat kita biasa bertemu. Terik tak membuatku bergeming. Aku menunggu balasan pesan darimu didepan bangunan hitam itu. Ingin rasaya masuk dan bertanya apa kau ada disana? Namun aku masih tidak cukup berani untuk itu, sampai waktu yang memaksaku untuk masuk dan aku menemukanmu tidak ada disana. Ya entah dimana kamu berada.
Keadaan tidak pernah menyurutkan niatku untuk bertahan, tapi keberadaanmu yang memaksaku untuk pergi. Sesulit apapun aku berusaha untuk tegar, namun saat mengetahui kau tak ada, kakiku tak lagi mampu untuk berdiri. Aku harus pergi sekalipun airmata terus mengalir tanpa henti, karena pergi adalah yang terbaik. Memahami bahwa kamu bukan lagi untukku, dan menerima tahun-tahun yang berlalu sebagai pembelajaran untuk menjadi manusia yang lebih baik. Aku harus pergi, karena aku menyadari KAMU SUDAH TIDAK ADA.
Entah sejak kapan kamu pergi. Ragamu disini tapi tidak dengan hatimu. Tidak ada lagi obrolan seru diantara kita, tidak ada lagi tawa canda diantara kita, tidak ada lagi cinta dihatimu untukku. Memaksamu untuk tetap bersamaku adalah kebodohan yang akan membunuh diriku sendiri. Berpisah denganmu adalah mimpi buruk dalam hidupku, namun selalu mencari dan mendapatkanmu tidak ada adalah menghancurkanku.
Sekarang semua sudah lebih baik, ya aku harap begitu. Sesekali aku mengintip potret kenangan masa lalu, dan berusaha tersenyum setiap kali melihat wajahmu. Bayangan tentangmu masih tajam dalam ingatan, dan sampai kapanpun akan selalu ada disana. Masih ada rindu yang kian hari kian menebal, dan ada banyak cerita yang tersimpan untuk aku sampaikan kelak bila takdir mempertemukan kita.
Ah sepi, maaf aku membukamu lagi dan sekarang harus kusimpan lagi ditempat yang lebih sunyi. Semoga kamu mau mengingatku dalam doamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar