Apabila
harus berakhir, berakhir sajalah.
Dan aku tak
akan pernah meratapinya.
Semua yang datang,
kelak akan pergi,
Hanya
menunggu waktu saja.
Jadi kalo
memang ini waktunya berpisah,
Tinggal mengikhlaskan
saja.
Berharap
kelak rindu tidak menyiksa,
Karena ada
rasa yang masih tersisa.
(Nulis apa
sih ini ga jelas, hehe…)
Hanya sebuah
perenungan tentang arti perpisahan.
12 tahun
sudah berlalu sejak Bapak meninggal, perihnya masih dapat saya ingat dengan
jelas. Berdiri di pelataran rumah sakit borromeus, sendirian, dan berharap sebuah
kemustahilan. Menangis kehilangan, meraung sampai tanpa suara. Enggan tidur
sampai akhirnya tertidur disisi jenazah. Berharap waktu lebih lama untuk tetap dapat
melihat wajahnya.
Perih itu
masih teringat jelas, namun lukanya sudah pulih. Hanya sebuah bekas luka tanpa
lagi menyisakan perih.
Begitulah
kira-kira.
Perih sebuah
perpisahan akan sembuh dengan sendirinya.
Biarkan
waktu yang menjadi obatnya.
Tidak mudah
memang menghadapi kehilangan, namun apalah artinya kalo saat memiliki kita
tidak bisa menghargai.
Semalam penuh membereskan lemari dan laci-laci rumah demi mengumpulkan barang-barang yang tidak terpakai yang mungkin masih bisa berguna untuk orang lain.
Banyak baju tidak terpakai yang tidak kita indahkan. Seringkali kita hanya suka “menyimpan”nya, barangkali suatu saat ingin memakainya, tapi pada akhirnya tak juga kunjung dipakai.
Kurang lebih gitulah, memiliki tapi tidak menghargai. Tidak menganggap ada. Tapi takut kehilangan. Itu namanya egois.
Belajar untuk tidak egois dengan membereskan semua barang-barang yang hanya tersimpan rapi di lemari, untuk dimanfaatkan oleh orang yang lebih membutuhkan.
Ga nyangka, dalam beberapa jam saja terkumpul 3 kardus besar dan lemari masih tetap penuh. Bingung ga coba? Hahaha.
Tampak lebih longgar sih memang, sebelumnya padat kaya kereta KRL jurusan Jakarta - Bogor. Semua diselip-selipin yang penting masuk lemari.
Sekarang yang tersisa hanya baju-baju yang masih dipakai.
Daripada tidak berguna dan kelak malah jadi sampah, better untuk di Reuse oleh orang lain. Dan Happy banget rasanya liat baju-baju kita diperebutkan untuk dimiliki oleh orang lain yang memerlukan. Semoga bermanfaat ya...
Jadi ini intinya nulis apa sih? ga tau saya juga. Kan udah dibilang nulis itu hanya sebuah sarana katarsis. Seperti mengosongkan lemari, agar tidak penuh sesak. Nah ini mengosongkan hati agar lebih lega.
Menikmati waktu, dan menikmati semesta...
Bakal banyak nulis beberapa hari ke depan.
Mungkin karena sudah terlalu penuh.
Sayangnya waktu hanya ada 24 jam.
mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
BalasHapusBONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
BONUS REFERAL 20% seumur hidup.