"Bukan sebuah kondisi yang buruk sebenernya, mengingat banyak orang yang mengalami hal yang lebih buruk. Saya tidak merasa perlu diberi empati apalagi dikasihani. Saya baik-baik saja menjalani kehidupan saya. Semua baik-baik saja seandainya saya tidak membuat kekacauannya sendiri."
Sepenggal kalimat dari apa yang saya tulis hari itu.
Sebuah tulisan panjang yang selalu saya buat saat pikiran lagi ga karuan. Menulis menjadi sebuah jalan untuk mempertahankan kewarasan ini. Entah mungkin udah ga waras juga, tapi setidaknya masih terlihat waraslah ya.
Di hari yang sama, ternyata kamu sedang berjuang. Tidak sebanding memang dengan beratnya perjuanganku hari itu. Walau selalu saja manusia merasa bebannya sendiri yang terberat. Hebatnya, kamu bisa tetap tersenyum dalam keadaan buruk sekalipun.
Akhirnya Tuhan mempertemukan kita, entah untuk maksud apa yang pasti saya percaya Dia ingin kita bahagia. Ya, saya bahagia sekali sejak pertemuan pertama kita. Kamu memberikan harapan, kamu menghangatkan hati saya yang mulai dingin, kamu membuat saya tertawa, kamu membuat saya jatuh cinta.
Saya terlalu percaya ini cara Tuhan untuk menunjukkan cintaNya pada saya. Kehadiran kamu membuat saya tahu Dia mendengar semua doa saya, bahkan yang tidak terucap sekalipun.
Perjalanan kita ga akan mudah, saya tahu itu. Tapi karena saya tahu siapa yang mempertemukan kita, saya tenang. Karena Dia ga mungkin salah. Dia tahu kita mampu untuk saling menjaga.
Kamu lihat kan, banyak bekas luka di hati ini. Tp ini hanya sebuah bekas. Bukti bahwa saya pernah melewati semuanya dan saya kuat menahan semuanya. Banyak luka karena saya jatuh akibat kebodohan saya sendiri, banyak juga yang karena dilukai orang lain, tapi ini hanya bekas luka. Untuk mengingatkan saya agar hati-hati kedepannya.
Saya janji, saya akan berubah untuk kamu.
Saya janji, saya akan lebih banyak bersyukur.
Saya janji, saya akan menjaga cinta saya untuk kamu.
Tuhan yang akan memampukan kita.
Terima kasih ya sudah hadir di hidup saya. Kita akan memulai babak baru dalam kehidupan ini bersama. Hanya ada kita.
Ijinkan saya merobek lembaran yang lama ya, agar ga perlu terbaca lagi.
Sayang kamu selamanya, dear.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar