Minggu, 23 Mei 2021

Dialog Dini Hari

Kalo udah kebangun subuh-subuh gini, pikiran traveloka kemana-mana dan agak susah buat dikontrol. Melayang kemana-mana kaya pake free past nya air asia. 😅

Tiba-tiba saja teringat tentang banyak kisah, banyak janji, banyak harapan, dan banyaknya rasa.

Kesal sama diri sendiri yang seringkali egois, terburu-buru dan merasa diri mampu, mampu mengendalikan asa dan rasa, padahal lagi-lagi terjebak di masa yang sama.

Kadang bingung, apa sih yang dicari, pada akhirnya mana ada kebahagiaan dalam kesalahan. Kelak hanya akan menjadi lelucon almira dikemudian hari. Huffth...

Menyesal memang selalu datang belakangan, andai saja dulu tidak merasa diri kuat. Kenyataannya setiap kejadian malah memberi bukti tentang betapa rapuhnya diri ini. 

Kebanyakan drama sampe lupa cerita mana yang sebenarnya. Identitas sendiri aja kadang suka lupa. Dasar manusia ga ada akhlak,emang..Tapi beneran sih, beberapa kejadian di beberapa hari kebelakang bener-bener nampar dan menyadarkan betapa dramanya hidup, padahal ga usah gitu-gitu amat juga kali. 

Kadang merasa diri si Paling logika, tapi tiba-tiba berubah jadi si paling perasa. Tapi ga pernah mau nunjukin perasaan, selalu kelihatan baik dan Santai, tidak emosional, tenang. Padahal .....
Bakal ada efek negatif kah kalo kita sering mengkamuflasekan perasaan?
Ga boleh seneng, ga boleh sedih, ga boleh marah, pokonya flat aja.

Kejadian beberapa hari terakhir ini juga menyadarkan saya tentang trauma dan sakit hati yang belum beres. Saya aneh dengan cara saya merespon suatu hal. Bener-bener kalo dipikir sekarang kaya ga masuk akal dan ngga banget pokonya. Parah banget lah, jangankan orang lain, saya aja ilfeel sama diri sendiri hahaha. Tapi setelah beberapa kejadian itu saya justru jadi sadar, ya ampun mungkin ini ada hubungannya dengan kejadian ini, kejadian itu, dan membuat saya mengerti banyak hal "ooh... jadi gini..." "oh jadi gitu?" Oohh ya ampun kok bisa? 

Umur tuh udah ga lagi muda, jadi jangan sok-sok merasa muda dan berharap kisah anak remaja. Harus mulai fokus sama tujuan yang ingin di capai. Orang mah udah sibuk mikirin alternatif tinggal di mars, masa saya gini-gini aja. 

Yuk bisa yuk.

03.30

Rabu, 19 Mei 2021

Menjadi Asli

Seperti berjalan dilabirin, mencari kisi-kisi, menemukan jawaban. Semakin bersyukur atas segala sesuatu karena semesta selalu merancangkan yang indah.

Rahasia ini besar, tapi tetap tidak akan berarti kalo tidak membuka hati.

Semakin larut, semakin saya menyadari kekurangan diri, dan mempermaklumkan kesalahan orang lain.

Siapa yang mulai? Saya. Siapa yang salah? Saya. Tidak perlu mencari siapa yang benar dan yang salah, yang terpenting mau berubah.

Betapa jahatnya hati. Merasa diri yang paling benar, dan membenarkan semua yang saya lakukan. Melukai orang lain namun merasa diri yang terluka.

Ya, ini sebuah perjalanan untuk sampai ke titik ini. Bertahun-tahun, melalui musim yang berbeda. Untungnya saat saya lelah, Sang Maha Baik tidak pernah lelah.

Berbagai cara sudah dilakukan, bertemu dengan berbagai manusia, semua berprogres, maaf kalo lambat.
Semua pertemuan membawa cerita dan hikmahnya.

Sampai di satu titik. Saya menyadari, semua ini karena kesalahan SAYA. Ga perlu saya menyalahkan siapapun dan keadaan.

Bersyukur buat cintaNya yang selalu mengejar saya.

Ga tau harus memulai dari mana.

Yang penting sekarang bisa bernafas, dan yang terpenting menyadari sakit apa yang ada dihati. Setidaknya tau untuk mulai mencari obatnya.

Terima kasih buat kehidupan penuh drama dan sandiwara, sampai kadang saya lupa mana yang nyata. Hehe.

Its time to break all the script.
Menjalani hidup tanpa scenario buatan sendiri.
Mungkin ini artinya menjadi ASLI.




Senin, 17 Mei 2021

Tiga Panggilan Terakhir

Sambil termenung aku menunggu hingga dering terakhir. Teringat setiap kalimat perdebatan kita yang intinya karena aku yang belum bisa menerima keadaannya. Aku yang salah memang, kamu sudah melakukan yang benar.

Aku yang merasa terbuang dengan seenaknya marah dan memaki. Wajar saja kalo kamu benci.

Ya sudah, aku mau minta maaf.

Sepanjang hari tadi aku teringat semua keegoisanku dan kebaikanmu. Mencoba belajar melepaskan dan belajar menerima.

Sibuk adalah jalan ninjaku untuk keluar dari patah hati. Hahaha.

Orang pikir aku bahagia, mungkin kamu juga setuju. Kenyataannya, ruang gelap dihati ini kian lama kian meluas. Terkadang sulit untuk menyembunyikannya.

"Mencintai itu komitmen. Bukan perasaan. Perasaan itu mudah berubah.
Cinta itu Covenant bukan convinience.
Cinta itu ga memaksa.
Cinta itu tulus.
Cinta itu mau berkorban.
Belajar memaafkan. Karena maaf itu mengubahkan.
Cinta itu ga akan pernah gagal.
Sadari dan akui kesalahan.
Berusahalah buat berubah."


5 hari kerjaan bolak balik dengerin berbagai devotion, ceramah, baca buku, denger podcast, ga sedikitpun membuatku bisa mengerti apa yang harus aku lakukan.

14 tema podcast yang aku dengar, bolak balik, bahkan sampe hapal judulnya dan bisa menceritakan ulang isinya. Tetep ga bisa membuatku untuk pulang.

Yang ada hanya bingung, takut, marah, kecewa, putus asa.

Ya udah, setidaknya ada satu bagian yang aku mulai melangkah, dan kabar baiknya sedikitpun saya tidak mencoba untuk mati.

Menerima semua perasaan itu dan berbicara pada diri sendiri, its Ok. Semua ini hanya sementara. Its ok. Jalanin aja. ITS OK.

Saya menulis ini dalam perjalanan "kabur" entah kemana. Berusaha lupa dan seolah tidak terjadi apa-apa. Di sebelah kiri kanan, penumpang lain tertidur dengan lelap dan tidak ada yang menyadari ada seorang perempuan yang sedang bercerita dengan dirinya sendiri menggunakan masker yang sudah basah karena air mata.

Aku belajar untuk jujur tentang perasaan dan menerima kenyataan.
Perih ya udah ga apa-apa.
Sedih ya udah ga apa-apa juga.
Semua perasaan ini hanya sementara.
Kita yang harus pegang kendali atas semua rasa.

Perjalanan masih panjang.
Berterima kasihlah untuk semua pelajaran.
Bersyukurlah bertemu orang-orang baik dalam kehidupan, sekalipun sebuah kesalahan.
Tapi setidaknya dari situ saya "bertemu" Tuhan.

Terima kasih untuk 3 panggilan terakhir yang tidak kamu hiraukan.
Saya jadi tau gimana sedihnya DIA yang selama ini panggilanNya aku abaikan.

Cipularang, 18 Mei 2021

Kamis, 13 Mei 2021

Besok senyum ya

Kecewa? Ya akuin aja.
Terima aja perasaannya.
Bagaimanapun perasaan itu hanya sementara.
Nanti juga sembuh.
Jangan berlebihan menghargai sesuatu didunia ini. Karena semuanya semu.
Fokus kepada tujuan.
Singkirkan hal-hal remeh yg mengganggu.
Bersedihlah hari ini, tapi jangan berhenti berharap.
Karena akan selalu ada harapan baru, asal jangan salah melangkah.
Ga ada yg salah dengan mundur, balik arah dan kembali ke arah yang benar.
Jangan menyayangkan sesuatu yang sia-sia, ada waktunya kita akan menemukan bahagia yang kita cari.
Semangat yuk. Hidup terlalu berharga untuk ditangisi berlama-lama.
Bisa kok. Pasti bisa.
Asal mau berjuang.
Tenang, kamu ga sendiri.
Akan ada orang-orang disamping kamu yang ikut jagain dan ngasih kamu kekuatan.
Semuanya akan berlalu.
Kamu kecewa sama diri sendiri? Gapapa. Itu baik. Berarti kamu sadar atas kesalahan kamu.
Tapi jangan biarkan kekecewaan itu menguasai kamu dan mengatur hidup kamu.
Bercerminlah dan jangan biarkan dirimu yang besok kecewa lagi.
Jangan ngandelin apa yang kamu bisa pikirkan. 
Balik sama Tuhan.
Minta dikasih kekuatan.
Sabar ya.
Dia ada kok.
Dia ga pernah ninggalin kamu.

Sujud yuk, berbisik di Lantai Bumi, bergema di langit surga.

Besok senyum ya. 😊

Senin, 03 Mei 2021

Takut kehilangan atau ogah rugi?

Antara ogah rugi ga terima di ambil orang sama takut kehilangan karena sayang itu bedanya jauh ya.

Ada barang yang udah ga dipake, trus bahkan udah lupa, tapi pas diambil orang kita ngerasa ga terima, itu namanya ogah rugi.

Kaya sampah. Lucu deh.

Tau kan Sampah pasar kaya apa, ampun-ampunan deh bau dan joroknya kaya apa. Dibiarkan dan ga ada yang mau ngurusin dan supposed to be ga ada harganya. Nahhh giliran ada yang mau ngurusin, malah dimintain duit disuruh "beli" sampahnya. Malesin banget kan, makanya ga beres-beres urusan Sampah di Indonesia.

Balik lagi nih.

Beda dengan takut kehilangan, yaitu ada barang yang kita sayangin, kita takut kehilangan trus kita jaga.

Sampe sini ngerti bedanya?
























































Lo ga kenal gue, jadi jangan coba-coba nantangin Gue.

Makin di tantang, makin seneng. Ayo mau sampe mana?

Permainan lo terlalu cemen dan kaya anak kecil banget. malu-maluin gue bro.

Makin lo gitu, makin gue muak sama lo.

Makin gue merasa tolol juga ngeliat kelakuan lo tiap Hari. 😑

Lo bisa Baik, Gue bisa lebih Baik.

Lo mau main kaya anak-anak gini, sorry gue ga bisa ngikutin, gue udah cukup dewasa untuk menentukan permainan gue sendiri.

Lo mau nyadarin gue? Lo aja sadar dulu sendiri.

Ga Usah sok-sok liat dosa orang lain sedangkan dosa lo sendiri ga lo liat.

Lo pikir bisa mengubah gue dengan cara lo? ga akan bisa, yang ada gue makin jijik sama lo.

Lo pikir lo benar, lo ngaca sana.

Lo pikir rugi keilangan gue, iyalah pastinya. Ngga ada lagi tempat numpang idup kan?

Urus aja diri lo sendiri. Ga usah ganggu2 hidup gue.