Senin, 17 Mei 2021

Tiga Panggilan Terakhir

Sambil termenung aku menunggu hingga dering terakhir. Teringat setiap kalimat perdebatan kita yang intinya karena aku yang belum bisa menerima keadaannya. Aku yang salah memang, kamu sudah melakukan yang benar.

Aku yang merasa terbuang dengan seenaknya marah dan memaki. Wajar saja kalo kamu benci.

Ya sudah, aku mau minta maaf.

Sepanjang hari tadi aku teringat semua keegoisanku dan kebaikanmu. Mencoba belajar melepaskan dan belajar menerima.

Sibuk adalah jalan ninjaku untuk keluar dari patah hati. Hahaha.

Orang pikir aku bahagia, mungkin kamu juga setuju. Kenyataannya, ruang gelap dihati ini kian lama kian meluas. Terkadang sulit untuk menyembunyikannya.

"Mencintai itu komitmen. Bukan perasaan. Perasaan itu mudah berubah.
Cinta itu Covenant bukan convinience.
Cinta itu ga memaksa.
Cinta itu tulus.
Cinta itu mau berkorban.
Belajar memaafkan. Karena maaf itu mengubahkan.
Cinta itu ga akan pernah gagal.
Sadari dan akui kesalahan.
Berusahalah buat berubah."


5 hari kerjaan bolak balik dengerin berbagai devotion, ceramah, baca buku, denger podcast, ga sedikitpun membuatku bisa mengerti apa yang harus aku lakukan.

14 tema podcast yang aku dengar, bolak balik, bahkan sampe hapal judulnya dan bisa menceritakan ulang isinya. Tetep ga bisa membuatku untuk pulang.

Yang ada hanya bingung, takut, marah, kecewa, putus asa.

Ya udah, setidaknya ada satu bagian yang aku mulai melangkah, dan kabar baiknya sedikitpun saya tidak mencoba untuk mati.

Menerima semua perasaan itu dan berbicara pada diri sendiri, its Ok. Semua ini hanya sementara. Its ok. Jalanin aja. ITS OK.

Saya menulis ini dalam perjalanan "kabur" entah kemana. Berusaha lupa dan seolah tidak terjadi apa-apa. Di sebelah kiri kanan, penumpang lain tertidur dengan lelap dan tidak ada yang menyadari ada seorang perempuan yang sedang bercerita dengan dirinya sendiri menggunakan masker yang sudah basah karena air mata.

Aku belajar untuk jujur tentang perasaan dan menerima kenyataan.
Perih ya udah ga apa-apa.
Sedih ya udah ga apa-apa juga.
Semua perasaan ini hanya sementara.
Kita yang harus pegang kendali atas semua rasa.

Perjalanan masih panjang.
Berterima kasihlah untuk semua pelajaran.
Bersyukurlah bertemu orang-orang baik dalam kehidupan, sekalipun sebuah kesalahan.
Tapi setidaknya dari situ saya "bertemu" Tuhan.

Terima kasih untuk 3 panggilan terakhir yang tidak kamu hiraukan.
Saya jadi tau gimana sedihnya DIA yang selama ini panggilanNya aku abaikan.

Cipularang, 18 Mei 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar