Minggu, 31 Januari 2016

Probation Period

                               



Mungkin kualifikasinya kurang memenuhi.
Mungkin kompetensinya kurang memadai.

Mungkin gajinya kurang besar,
Mungkin suasana kerjanya kurang menyenangkan.

Banyak faktor yang membuat seorang karyawan tidak lulus masa percobaan atau mengakhiri masa percobaan.

Masa percobaan itu memang diadakan agar perusahaan dan karyawan sama-sama mengukur kecocokan diantara kedua belah pihak.

Yang jelas, kalo tidak cocok ya dibicarakan baik-baik.

Disisi karyawan, sebisa mungkin jangan kabur seenaknya, sampaikan apa yang kurang cocok. Berikan masukan untuk perbaikan perusahaan kedepannya. Syukur-syukur itu bisa memberi dampak yang positif dan si karyawan malah dipertahankan dengan kompensasi dan pekerjaan yang sesuai dengan harapan.

Disisi perusahaan juga jangan seenaknya, sampaikan apa yang menjadi kekurangan karyawan. Jangan menggantung status karyawan karena galau, antara butuh dan ngga butuh. Jangan pula dengan serta merta langsung menggantikan posisi si karyawan dengan status menggantung untuk mengisi kekurangan si karyawan. Jangan hanya karena perusahaan ada kebutuhan terhadap si karyawan, yang dinilai masih banyak kekurangan tapi masih dibutuhkan untuk sesuatu hal kepentingan perusahaan, lantas perusahaan mengulur-ulur masa percobaan. Atau dalam banyak kasus perusahaan hanya memberi iming-iming kepada karyawan tanpa benar-benar berniat untuk mengangkat karyawan tetap, mengingat hidden cost untuk karyawan tetap itu cukup tinggi. Banyak kejadian di perusahaan-perusahaan menjanjikan akan mengangkat seorang karyawan menjadi  karyawan tetap setelah kontrak maksimal tiga tahun. Padahal setelah tiga tahun tetap saja tidak diangkat karyawan tetap. Malah diarahkan untuk melamar lagi sebagai karyawan baru dan data sebelumnya dihapuskan daripada harus kehilangan pekerjaan karena kontrak kerjanya sudah habis.

Kalo memang tidak akan dilanjutkan ya bilang aja ngga akan dilanjutkan.
Kalo memang butuh hanya untuk sementara ya bilang saja posisi ini hanya dibutuhkan untuk sementara waktu.
Jangan janji-janji tapi tidak ditepati.
Dan jangan lupa status karyawan PKWT dan PKWTT harus ditetapkan sejak awal. Untuk karyawan dengan status PKWTT itu tidak mengenal istilah probation period. Jadi sekalinya perusahaan mengucapkan istilah masa percobaan, otomatis dalam 3 (tiga) bulan kedepan status sesorang akan ditentukan, apakah diangkat menjadi karyawan tetap atau masa percobaannya diakhiri.
Biasanya perusahaan mensiasati dengan membuat masa training recruitment / magang. Sebenarnya hal ini tidak dibenarkan oleh undang-undang, tapi HRD biasanya selalu punya solusi. :)

Perjanjian kerja itu ibarat ikatan pernikahan, harus disepakati oleh kedua belah pihak dan tidak ada maksud yang terselubung. Keduanya harus didasari oleh itikad yang baik dan niat yang tulus.

Pastikan setiap perjanjian kerja ada perjanjiannya, ibarat sebuah pernikahan yang sah itu harus ada bukti otentiknya dong, seperti akta / buku nikah. Didalamnya tercantum syarat-syarat, hak dan kewajiban kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian.

Bagaimana kalo tidak ada perjanjian kerja? bisa minta ke bagian HRD, atau apabila sudah lebih dari setahun bisa dimintakan SK pengangkatan karyawan tetap sambil memastikan kembali status kekaryawanan kita apa. Apakah PKWT atau PKWTT, minta pihak perusahaan menjelaskan.

Miris kadang, terlalu banyak karyawan mengabaikan perihal perjanjian kerja, apalagi karyawan yang tingkat pendidikannya hanya sebatas SMA. Boro-boro perjanjian kerja, banyak hal yang lebih penting dan menyangkut kehidupan aja ngga dipeduliin. Ga jarang gue nemuin perempuan-perempuan yang statusnya di gantung dan cuma dijanjiin mau dikawinin padahal cuma janji-janji tinggal janji. Atas nama cinta mereka mengorbankan hidup dan masa depan untuk orang yang sebenernya ngga pernah peduli sama mereka. 

Yah begitulah gambaran kualitas "buruh" Indonesia dengan berbagai permasalahan yang rumit dan aneh. Semoga di era MEA ini, tenaga kerja Indonesia dapat mulai berbenah diri untuk meningkatkan kualitasnya sehingga mampu bersaing di pasar global.

#janganmaudigantungin
#mintakepastian
#apaansihgajelas

Rabu, 27 Januari 2016

Cadillac Eldorado



The Cadillac Eldorado is a personal luxury car that was manufactured and marketed by Cadillac from 1953 to 2002 over ten generations. Competitors included the Lincoln Mark seriesBuick RivieraOldsmobile Toronado and the Chrysler Imperial Crown Coupe.

The Eldorado was at or near the top of the Cadillac line during early model years. The original 1953 Eldorado convertible and the Eldorado Brougham models of 1957–1960 were the most expensive models that Cadillac offered those years, and the Eldorado was never less than second in price after the Cadillac Series 75 until 1966. Eldorados bore the Fleetwood designation from 1965 through 1972.

Name

The nameplate Eldorado is a contraction of two Spanish words that translate as "the gilded (i.e., golden) one" — and also refers to El Dorado, the mythical South American "Lost City of Gold" that fascinated Spanish explorers.
Chosen in an internal competition for a 1952 concept vehicle celebrating the company's golden anniversary, the name Eldorado was proposed by Mary-Ann Marini (née Zukosky), a secretary in Cadillac's merchandising department. — and was subsequently adopted for a limited-edition convertible for model year 1953.
Palm Springs Life magazine incorrectly attributes the name to the Eldorado Country Club in Indian Wells, California, a favorite resort of General Motors executives in theCoachella Valley — though the resort opened in 1957, five years after Cadillac's own naming competition.[citation needed]
Cadillac began using the monikers 'Eldorado Seville' and 'Eldorado Biarritz' to distinguish between the hardtop & convertible models (respectively) while both were offered, from 1956 through 1960 inclusively. The 'Seville' name was dropped when the hardtop was initially discontinued (1961), but the Biarritz name continued through 1964. Beginning 1965, the Eldorado became the 'Fleetwood Eldorado'. 'Biarritz' returned as an up level trim package for the Eldorado for 1977.

Fourth generation (1961–1964)

Fourth generation
1961 Cadillac 6400 Eldorado Biarritz Convertible.jpg
1961 Eldorado Biarritz Convertible
Overview
Model years1961–1964
AssemblyDetroitMichigan, U.S.
DesignerBill Mitchell
Body and chassis
Body style2-door convertible
LayoutFR layout
PlatformC-body
RelatedCadillac Sixty Special
Cadillac De Ville
Cadillac Series 62
Buick Electra
Oldsmobile 98
Powertrain
Engine390 cu in (6.4 L) OHV V8
429 cu in (7.0 L) OHV V8
Transmission4-speed Hydra-Matic
3-speed TH-400automatic
Dimensions
Wheelbase129.5 in (3,289 mm)
Length1961–62: 222.0 in (5,639 mm)
1963: 223.0 in (5,664 mm)
1964: 223.5 in (5,677 mm)
Width1961: 79.8 in (2,027 mm)[2]
1962: 79.9 in (2,029 mm)[2]
1963: 79.7 in (2,024 mm)[2]
1964: 79.5 in (2,019 mm)[2]
Curb weight4,800–5,000 lb (2,200–2,300 kg)
Cadillac was restyled and re-engineered for 1961. The Eldorado Biarritz convertible was technically reclassified as a subseries of the De Ville (Series 6300), a status it would keep through 1964. An Eldorado convertible would remain in the Cadillac line through 1966, but its differences from the rest of the line would be generally more modest. The new grille slanted back towards both the bumper and the hood lip, along the horizontal plan, and sat between dual headlamps. New forward slanting front pillars with non-wraparound windshield glass were seen. The Eldorado Biarritz featured front series designation scripts and a lower body "skeg" trimmed with a thin three quarter length spear molding running from behind the front wheel opening to the rear of the car. Standard equipment included power brakes, power steering, automatic transmission, dual back up lights, windshield washer, dual speed wipers, wheel discs, plain fender skirts, outside rearview mirror, vanity mirror, oil filter, power windows, 6-way power bench seat or bucket seats, power vent windows, whitewall tires, and remote control trunk lock. Rubberized front and rear coil springs replaced the trouble prone air suspension system. Four-barrel induction systems were now the sole power choice and dual exhaust were no longer available. With the Seville and Brougham gone sales fell to 1,450.

1964 Eldorado convertible
A mild face lift characterized Cadillac styling trends for 1962. A flatter grille with a thicker horizontal center bar and more delicate cross-hatched insert appeared. Ribbed chrome trim panel, seen ahead of the front wheel housings in 1961, were now replaced with cornering lamps and front fender model and series identification badges were eliminated. More massive front bumper end pieces appeared and housed rectangular parking lamps. At the rear tail lamps were now housed in vertical nacelles designed with an angled peak at the center. A vertically ribbed rear beauty panel appeared on the deck lid latch panel. Cadillac script also appeared on the lower left side of the radiator grille. Standard equipment included all of last year’s equipment plus remote controlled outside rearview mirror, heater and defroster and front cornering lamps. Cadillac refined the ride and quietness, with more insulation in the floor and behind the firewall.[25]
In 1963 Eldorado Biarritz joined the Cadillac Sixty Special and the Cadillac Series 75 as the only Cadillac models with Fleetwoodbodies and immediately acquired Fleetwood crests on its rear quarters[26] and Fleetwood rocker panel moldings.[12] The 1963 Eldorado was also the first Fleetwood bodied convertible since the Cadillac Series 75 stopped offering four- and two-door convertible body styles and production of the Cadillac Series 90 (V16) ceased in 1941.[1][14] In overall terms the 1963 Cadillac was essentially the same as the previous year. Exterior changes imparted a bolder and longer look. Hoods and deck lids were redesigned. The front fenders projected 4.625 inches further forward than in 1962 while the tailfins were trimmed down somewhat to provide a lower profile. Body side sculpturing was entirely eliminated. The slightly V-shaped radiator grille was taller and now incorporated outer extensions that swept below the flush-fender dual headlamps. Smaller circular front parking lamps were mounted in those extensions. The Eldorado also had a rectangular grid pattern rear decorative grille. A total of 143 options including bucket seats with wool, leather or nylon upholstery fabrics and wood veneer facings on dash, doors and seatbacks, set an all-time record for interior appointment choices. Standard equipment was the same as the previous year. The engine was entirely changed, though the displacement and output remained the same, 390 cu in (6.4 l) and 325 hp (242 kW).[27]

1964 Eldorado Biarritz Convertible
It was time for another facelift in 1964 and really a minor one. The main visual cue indicating an Eldorado Biarritz was simply the lack of fender skirts. New up front was a bi-angular grille that formed a V-shape along both its vertical and horizontal planes. The main horizontal grille bar was now carried around the body sides. Outer grille extension panels again housed the parking and cornering lamps. It was the 17th consecutive year for the Cadillac tailfins with a new fine-blade design carrying on the tradition. Performance improvements including a larger V8 engine were the dominant changes for the model run. Equipment features were same as in 1963 for the most part. Comfort Control, a completely automatic heating and air conditioning system controlled by a dial thermostat on the instrument panel, was introduced as an industry first. The engine was bumped to 429 cu in (7 l), with 340 hp (253.5 kW) available. Performance gains from the new engine showed best in the lower range, at 20 to 50 mph (30 to 80 km/h) traffic driving speeds. A new technical feature was the Turbo-Hydramatic transmission, also used in the De Ville and the Sixty Special.

Fifth generation (1965–1966)


1966 Cadillac Eldorado convertible
Fifth generation
1966 Cadillac Eldorado Convertible.JPG
Overview
Model years1965–1966
AssemblyDetroitMichigan, U.S.
DesignerBill Mitchell
Body and chassis
Body style2-door convertible
LayoutFR layout
PlatformC-body
Related
Powertrain
Engine429 cu in (7.0 L) OHV V8
Transmission3-speed Turbo-HydramaticTHM400 automatic
Dimensions
Wheelbase129.5 in (3,289 mm)
Length224.0 in (5,690 mm)
Width79.9 in (2,029 mm)
Curb weight4,700–4,900 lb (2,132–2,223 kg)
The Eldorado became a Fleetwood sub-series in 1965, although there was strictly speaking no separate Fleetwood series at this time.[1][2][28] It was consequently marketed as the Cadillac Fleetwood Eldorado, in a similar fashion to the Cadillac Fleetwood Series 75 and the Cadillac Fleetwood Sixty Special.[1][2][29] The Biarritz nomenclature was finally dropped from sales literature, probably because there was no need to distinguish the convertible from the long absent Seville and Brougham. This was the last generation to be installed with rear wheel drive.
The Eldorado was redesigned but rode on the same 129.5-inch (3,290 mm) wheelbase. The elevated tailfins were removed, with fins planed flat, and sharp, distinct body lines replaced the rounded look. Also new were a straight rear bumper and vertical lamp clusters. The headlight pairs switched from horizontal to vertical, thus permitting a wider grille. Curved frameless side windows appeared with a tempered glass backlight. New standard features included lamps for luggage and glove compartments and front and rear safety belts. Power was still supplied by the 340 horsepower 429 cu in (7,030 cc) V8. Perimeter frame construction allowed repositioning the engine six inches forward in the frame, thus lowering the transmission hump and increasing interior room.
In 1966 changes included a somewhat coarser mesh for the radiator grille insert, which was now divided by a thick, bright metal horizontal center bar housing rectangular parking lamps at the outer ends. Separate rectangular side marker lamps replaced the integral grille extension designs. There was generally less chrome on all Cadillac models this year. Cadillac crests and V-shaped moldings, front and rear, were identifiers. Cadillac "firsts" this season included variable ratio steering and optional front seats with carbon cloth heating pads built into the cushions and seatbacks. Comfort and convenience innovations were headrests, reclining seats and an AM/FM stereo system. Automatic level control was available. Engineering improvements made to the perimeter frame increased ride and handling ease. Newly designed piston and oil rings and a new engine mounting system and patented quiet exhaust were used.

Sourced by : Wikipedia.org

**** 
Me :Kalo di Bandung ada yang jual ga ya? Harganya berapa?
You : Emang mau beli Fei? 
Me : Ngga..
You :Trus ngapain nanya?
Me : Biar seru aja... Hehehe
You : Kok tiba-tiba bahas cadillac Eldorado?
Me : Pengen aja... Ini mobil tua tapi masih keren dan classy... Mobilnya presiden Amrik
You : Kenapa Cadillac?
Me : Gpp, lagi seneng aja baca mobil-mobil tua yang pernah jadi mobil presiden, dengan segala tekhnologinya. Semua produk yang berlabel Cadillac, bisa dipastikan adalah mobil-mobil mewah dengan berbagai jenis keunggulannya. Berkat segala keunggulannya serta kemewahan dari fasilitas-fasilitas yang disediakan, Cadillac pun akhirnya dijadikan sebagai mobil resmi untuk para presiden Amerika Serikat. Tentu, mobil Cadillac tersebut telah dimodifikasi dan dilengkapi oleh berbagai hal yang tidak bisa kita temui di mobil-mobil Cadillac lainnya. Cadillac tersebut juga mempunyai sebutan spesial, yaitu “Limo One”.



Naik berapa ya kira-kira?


Hellaaaa...

Awal tahun nih, bentar lagi gajian :)
Mendekati tanggal gajian biasanya kita deg deg serrr mengira-ngira berapa ya kenaikan gaji tahun ini...

Buat yang bekerja diperusahaan yang sistem pengupahan dan penilaian kinerja-nya sudah baik mungkin sudah bisa memperkirakan berapa kenaikannya. Tapi buat yang belum, pada akhirnya hanya bisa menebak-nebak sampai tanggalnya tiba dan lihat jumlah pertambahan di saldo rekening. :)

Pantas atau nggaknya gaji yang kita terima, baru akan terasa setelah kita menjalani kewajiban kita. Dan kebanyakan orang merasa gajinya ngga sesuai dengan beban kerjanya. 

Gue pernah banget ngalemin kaya gitu (dulu... hehehe...) Bahkan pernah juga sampai sempat terucap "Gila, digaji berapa sih gue buat diperlakukan kaya gini..." Udahlah beban kerja yang over, ditambah lagi perlakukan atasan atau rekan kerja yang ngga menyenangkan. Sudah deh, pasti yang terpikir adalah resign.
Bentar dulu resign bukan satu-satunya solusi!!!
Banyak hal yang bisa kita lakukan sebelum memutuskan untuk resign. Saat kita merasa dibayar terlalu kecil oleh perusahaan, sebenernya kita bisa mengambil tindakan menghadap atasan untuk melakukan negosiasi ulang gaji. Tentunya tindakan ini harus disertai dengan alasan rasional dan berbagai rencana cadangan yang cukup matang. 
Banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum menghadap atasan supaya negosiasi yang kita lakukan berhasil. Pertama-tama tentu kita harus melihat kondisi perusahaan lebih dahulu sebelum mengambil tindakan ini. Apakah selama kita bekerja di sana perusahaan menunjukkan perkembangan finansial yang positif. Jika perusahaan belum menunjukkan perkembangan yang signifikan, rasanya nggak bijak kalau kita meminta kenaikan gaji. Tapi, bila perusahaan menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, nggak perlu ragu untuk negosiasi ulang gaji.
Biasanya kenaikan gaji yang masih bisa ditoleransi oleh perusahaan sekitar 5% sampai 15%. Negosiasi ulang gaji bisa kita lakukan kalau kita memang berniat untuk bekerja dalam jangka waktu cukup lama di perusahaan tersebut, dan tentunya hal ini baru bisa kita lakukan setelah bekerja minimal 6 bulan dengan menghasilkan pencapaian optimal untuk perusahaan.
Setelah cukup matang dengan rencana negosiasi ini, kita harus menemukan waktu dan orang yang tepat untuk diajak berdiskusi. Tentunya pihak perusahaan pun membutuhkan penilaian dari atasan kita untuk mempertimbangkan layak atau nggaknya kita mendapatkan tambahan gaji.
Siapkan hasil pencapaian kerja 6 bulan sampai 1 tahun terakhir dan siapkan rencana kerja yang akan lakukan ke depannya. Bicaralah terbuka, apa yang menjadi harapan kita. Keterbukaan tentu lebih baik daripada kita ngedumel di belakang. Tapi tentu dengan sikap yang baik, sopan dan tidak ngotot.
Lantas apa yang harus dilakukan jika negosiasi ulang gagal, padahal sudah dilakukan dengan baik dengan orang dan waktu yang tepat? 
Nah, kalo usaha kita gagal untuk mendapatkan tambahan gaji dari perusahaan, cobalah menawar pilihan kompensasi lain yang bisa didapat dari perusahaan, misalnya jatah uang lembur ataupun fasilitas kendaraan. Tapi, saat melakukan usaha terakhir ini kita harus benar-benar menunjukkan sikap ‘siap’ menerima tanggung jawab baru.
Setelah semua usaha dilakukan, pada akhirnya kita hanya bisa menunggu, melakukan tanggung jawab dengan baik, meningkatkan performance kerja dan melihat hasilnya dalam kurun waktu 1 tahun atau minimal 6 bulan. Kalau memang tidak ada perkembangan yang baik, keputusan sepenuhnya ada di tangan kita.
Stay or leave the company.
Semoga semuanya pada happy ya dengan gaji barunya... so do I... (masih harap-harap cemas nih... Hehehe....)
:)

Senin, 25 Januari 2016

Belajar Bahasa Inggris ala-ala #1

Seperti udah gue janjiin kemarin, untuk menjadi lebih produktif. Gue memulai dengan "mengajar bahasa Inggris".

Kenapa mengajar bukannya belajar?

Karena buat gue mengajar adalah cara terbaik untuk belajar.

Gue jadi diingetin lagi materi-materi yang sebelumnya udah gue lupain.

Semoga bermanfaat.

#1

Basic Grammar

Clause (Klausa)

Saat berkomunikasi menggunakan bahasa, minimal kita memerlukan satu rangkaian kata bermakna yang dipadukan menjadi suatu kalusa (clause)

Dalam Grammar bahasa Inggris, clause terdiri dari setidak-tidaknya Subyek (Subject) dan diikuti Predikat (Predicate), begitu juga dalam bahasa Indonesia.

Dalam bahasa Inggris dan Indonesia, Klausa memiliki komposisi dan urutan yang sama : subject diikuti predikat.

Clause  à   Subject + Predicate

Clause : English vs Bahasa Indonesia


Dalam bahasa Inggris dan Indonesia terdapat perbedaan di jenis kata yang boleh jadi PREDIKAT.

 Ingat perbedaan ini!
-         
       Dalam bahasa Indonesia, predikat dapat berupa kata kerja (verb), kata benda (noun), kata keterangan  (adverb) dan angka (number).

-           Dalam bahasa Inggris, predikat HANYA BOLEH BERUPA kata kerja (verb) saja.

 Perbedaan tersebut harus ditekankan saat membentuk kalimat dalam bahasa Inggris.


Perhatikan table berikut !

Bahasa Indonesia

English
S
P
O/C
S
P
O/C
Saya
Makan
(Kata kerja)
Nasi
I
Eat
(verb)
rice
Itu
Meja
(kata benda)

That
is
A table
Dia
Malas
(Kata sifat)

He
Is
Lazy
Mereka
Di taman
( Kata keterangan)

They
Are
In the park
Sekarang
Pukul 6
(Kata keterangan)

It
Is
6 o’clock



‘Be’ sebagai “Linking Verb”

Dari tabel, kita melihat kalau klausa “itu meja” tidak bisa langsung diterjemahkan menjadi “that a table”.

Mengapa? Karena predikat HANYA BOLEH BERUPA KATA KERJA (verb)
(Ingat aturan awal klausa dalam bahasa Inggris)

Berdasarkan aturan itu, untuk menerjemahkan “itu meja” kita membutuhkan kata kerja “be” sebagai linking verb. (kata kerja yang menghubungkan subject dengan object atau pelengkapnya. Jadi klausa yang benar adalah “that is a table”.

Saat kita menterjemahkan bahasa dari bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris, jika dalam bahasa Indonesia-nya tidak ada kata kerja atau verb, tambahkan saja ‘be’ di tengah-tengah sebagai linking verb.

Berikut adalah jenis kata yang bisa mengikuti ‘be’

BE + Adjective (Kata sifat)
         Noun (Kata Benda)
         Adverb of time (Kata keterangan waktu)
         Adverb of place (Kata keterangan tempat)

Contoh 





1. She is beautiful
2. It is a book
3. It is 5 o’clock
4. I am at home


‘Be’ sebagai “Auxiliary Verb”

‘be’ tidak Cuma berfungsi sebagai linking verb, tetapi juga berfungsi sebagai auxiliary verb atau helping verb (kata kerja bantu).

Sesuai dengan namanya, ‘be’ membantu kata kerja lain, tetapi hanya ketika kita menggunakan Present Participle Verb (atau V-ing) dan Past Participle Verb (atau V3) saja.








 





Contoh cara memakai be + V-ing dalam kalimat Continuous / progressive.
My Father
(Ayahku)
Is
(sedang)
Swimming
(berenang)

Auxiliary verb
V-ing

Contoh cara memakai be + V3 dalam kalimat Passive Voice (kalimat pasif).
The Piano
(Piano itu)
Is
(sedang)
Played
(dimainkan)
By Anton
(oleh Anton)

Auxiliary verb
V3


Auxiliary

Apa sih auxiliary verb itu?

Auxiliary verb disebut juga helping verb, yaitu kata kerja yang membantu kata kerja utama.

Ada 2 jenis auxiliary verb :
·        - Primary Auxiliary Verb
·         -Modal Auxiliary Verb

PRIMARY AUXILIARY VERB

Terdiri dari tiga yaitu : be, do, dan have

a.      Be
Auxiliary verb ‘be’ membantu V-ing (present participle) dan V3 (past participle).

‘Be’ yang membantu V-ing akan membentuk Continuous/progressive tense atau menyatakan kerja yang sedang berlangsung.

‘Be’ yang membantu V3, maka akan membentuk kalimat pasif.

b.      Do
Auxiliary verb ‘do’ membantu kata kerja dasar (basic verb).

‘Do’ sebagai kata kerja bantu dipakai pada Simple present dan past tense, tetapi dalam bentuk negative dan pertanyaan saja.

Contoh :

Joe likes fast food.
(Joe suka makanan siap saji)
Joe does not like fast food.
(Joe tidak suka makanan siap saji)
Does Joe like fast food?
(Apa joe suka makanan siap saji?)

What does Joe like?
(Apa yang Joe suka?)
Joe liked fast food.
(Dulu, Joe suka makanan siap saji)
Joe did not like fast food.
(Dulu, Joe tidak suka makanan siap saji)
Did Joe like fast food?
(Apakah dulu joe suka makanan siap saji?)

What did Joe like?
(Apa yang dulu Joe suka?)

c.       Have

Auxiliary verb ‘have’ membantu V3 dan dipakai dalam perfect tense, baik Present Perfect Tense maupun Past Perfect Tense.
Contoh :

I have lived here for 5 years
She has not seen Tim for 3 weeks.
Have you had your lunch?

Why haven’t you had your lunch?

The taxi had arrived by 10.00

He had not done his assignment by Monday.


MODAL AUXILIARY VERB

Modal auxiliary verb terdiri dari :
Will
Can
may
shall
Must
Would
Could
might
should
Ought to




Used to

Dalam pemakaiannya, auxiliary verb diatas membantu kata kerja dasar (basic form of the verb)
Contoh :
1.       It will give you some benefit
2.       You should read the manual book
3.       I may arrived at 6 o’clock
4.       You should go to Jakarta tomorrow

5.       I can see the rainbow

Note :
Some text is missing.
      Ntar gue coba cari cara gimana supaya text yang ada di dalem square shape yang gue buat di word bisa ikut pindah ke blog...

Guys, boleh kasih masukan untuk koreksi atau melengkapi ya.
Thanks in advance

Happy working :)