*PERHATIAN : Ini
bukan curhat, BUKAN PENGALAMAN PRIBADI dan juga bukan kisah nyata siapa-siapa. Cuman
terinspirasi dari cerita seorang temen aja TENTANG TEMENNYA TEMENNYA* Nah bingung kan? qqiqiqiq.... kalo ada kesamaan cerita dan kejadian, jangan GeER yaaaa... :))
Rasa
yang salah
Aku
benci perasaan ini. Perasaan yang membuatku berubah menjadi lebih
menikmati sesuatu yang bergejolak dalam hatiku dan pikiran tentangnya
yang terus berlari-lari liar dikepalaku.
Aku
benci mendengar pujian dari sesorang yang seperti memujaku, tapi
berharap dia akan mengulanginya lagi dalam setiap pertemuan kami. Setiap
hari aku berusaha terlihat sempurna, demi sepasang mata yang
terpesona pada sosok malaikat yang tersenyum dihadapannya, sambil
lagi-lagi berharap ada sebuah pujian keluar dari bibirnya.
Aku
benci perasaan ini, perasaan yang menuntutku untuk selalu menjadi
yang terbaik didepan dia. Menjadi seorang manusia tanpa cela, selalu
bahagia, selalu bersemangat menghadapi hidup, selalu memiliki ide
kreatif, cantik, YA sempurna.
Entah
mengapa, setiap kali mata ini terpejam, hanya wajahnya, tatapan
matanya yang berbinar-binar kagum padaku, yang terlintas dalam benak
ini. Dalam keheningan, aku bisa jelas mendengar setiap kata-kata
pujian hiperbola yang pernah terucap dari bibirnya.
Ah
wanita, mengapa mudah diperdaya oleh rayuan pria? Dan aku benci
merasa bodoh karena sudah terhipnotis oleh rangkaian kata-kata manis.
Oh
Tuhan, aku benci mengatakan aku suka caranya memperlakukanku. Aku
benci menyukai tatapan matanya yang seolah hanya aku wanita didunia ini. Hanya aku yang dia inginkan. Aku benci terus mengingat dia, bermimpi terlelap dalam pelukannya. Aku benci berhayal akankah waktu
mempertemukan kami untuk bersama dalam sebuah hubungan yang lain?
Sebuah hubungan dengan senyawa kimia bernama cinta antara seorang
pria dan seorang wanita. Aku benci terus berharap kapan dia menatapku
lagi, kapan dia memanggil namaku lagi, kapan dia menggenggam tanganku
dan mengajakku menari di taman impian?
Ahhhh...
Aku ingin segera terbangun dari mimpi.
Adapun
dia, seorang pria yang sudah bersamaku selama beberapa tahun ke
belakang. Dia yang selalu menemaniku dalam setiap masa-masa sulit
dalam kehidupanku, dia yang selalu mendukungku dan mengubah hidupku
menjadi lebih baik. Hanya saja dia tidak pernah menatapku dengan
binar yang menyatakan dia terpesona dan bangga memilikiku.
Dia
mengenalku sampai kedalam hatiku. Dia tahu apa yang aku rasakan, dia
tahu apa yang aku pikirkan, dia tahu semuanya tentangku. Hanya satu
yang mungkin dia tidak tahu, dia hanya tidak tahu bagaimana cara
merayuku dan membuatku terbuai dalam rayuannya.”
Dia
tidak pernah menyatakan cinta, walaupun aku sangat yakin dia
mencintaiku. Aku tidak perlu tampil sempurna dihadapannya, dan aku
yakin dia tetap mencintaiku. Dia mencintaiku karena aku, bukan karena
apa yang dia lihat dalam penampilanku. Dia menerimaku dengan
sempurna, bahkan saat dia tahu bahwa aku bukan manusia sempurna.
Kata-katanya
selalu bijaksana. Dia mengarahkanku agar bisa menjalani kehidupanku
dengan benar. Dia mengajarkan aku untuk selalu bersyukur. Dia
bercerita tentang hari depan yang ingin dia bangun bersamaku. Tapi
dia tidak mengucapkan kata-kata manis yang melahirkan efek butterfly
didalam hatiku. Tapi dia tidak menunjukkan sikap seolah dia sangat
beruntung memiliki aku. Tapi....
Ah
wanita. selalu ingin dipuji, selalu ingin dianggap special, selalu
ingin diistimewakan, selalu ingin hidup ini menjadi sebuah kisah
dongeng dikerajaan impian.
Ah
manusia, selalu mengharapkan kesempurnaan tanpa menyadari dia adalah
makhluk yang tak sempurna.
Lantas
siapa yang akan kupilih? Aku tidak bisa memilih. Aku menikmati
keduanya. Seseorang yang bisa setia, sabar, selalu menerimaku, selalu
memberikan yang terbaik untukku, dan selalu mencintaiku. Atau
seseorang yang memperlakukanku bak bidadari surga, selalu
mengagumiku, selalu membuaiku dengan rayuannya tanpa aku tahu apakah
dia mencintaiku dengan tulus atau tidak. Ah biarlah. Biar kunikmati
saja semuanya sampai waktu yang akan menentukannya untukku. Bukan aku
yang salah. Rasa yang salah.
25072013
25072013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar