Kamis, 25 Juli 2013

Fiction : Rindu mantan

*Ini bukan curhat dan juga bukan kisah nyata siapa-siapa. Cuman iseng aja*


Rindu mantan.

Kamu masih inget aku ngga? Aku, yang dulu pernah kamu peluk kenceng banget seolah kamu ngga mau kehilangan aku. Aku, yang dulu pernah jadi sesesorang yang kamu ingat pertama kali waktu kamu bangun tidur. Aku, yang dulu selalu kamu bilang cantik. Aku, yang dulu selalu ada dihati kamu. :))

Kamu masih inget ngga? Waktu kita makan ayam bakar berdua. Beberapa kali kita makan disana. Ayam bakar yang kita nilai ter-enak didunia, karena kita makan pake bumbu cinta. Entah kenapa ya saat itu apapun yang kita makan kok rasanya jadi beda, lebih enak tentunya. :))

Kamu masih inget ngga makanan apa aja yang pernah kita makan? Mungkin itu tidak penting untukmu, tapi aku selalu mengingatnya, karena setiap melihat makanan-makanan itu aku jadi teringat padamu. Aku inget pastry hangat yang kau bawakan untukku. Aku ingat nasi tim, pokoknya aku ingat semuanya, bahkan aku ingat segelas bayley's yang kau tuangkan di gelasku.

Kamu inget ngga tempat apa saja yang pernah kita kunjungi? Tidak banyak, aku ingat pertama kali ke pusat perbelanjaan denganmu, saat itu karena kecerobohanku waktu turun dari mobil, baju dan kakiku kotor kena ban mobilmu sampai akhirnya kita membatalkan acara menemanimu belanja. Aku juga ingat saat kamu memboncengku dan aku memelukmu erat, waktu itu kita akan mengunjungi rumah teman kita. Perjalanan yang sangat jauh itu, aku harap bisa lebih jauh lagi, supaya aku bisa lebih lama memelukmu. Diperjalanan deras hujan seolah menyuruh kita untuk menikmati waktu. Aku tertegun menunggu hujan, kamu juga, tidak ada yang dapat kita lakukan selain bersenda gurau ditemani derasnya suara hujan. Aku juga ingat, waktu kita makan berdua di pizza hut, setiap kali aku makan disana dan memandang ke tempat duduk kita waktu itu, aku selalu teringat kamu.

Aku memang bukan untukmu dan kamu juga bukan untukku. Kita hanya dua manusia yang terjebak oleh dua panah malaikat cinta yang mungkin salah sasaran.

Aku ingat hari terakhir aku bersamamu, aku memelukmu, mencium pipimu, sambil menitikkan air mata, aku minta kamu melupakan perasaan kita. Dihari terakhir itu, aku tidak memberikan apa-apa, hanya sebait doa, agar kamu segera mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dan mampu memahamimu. Aku ingat hari itu aku berkali-kali meminta maaf, karena aku tidak boleh lagi mencintaimu. Bukannya tidak, tapi keadaannya bukan milik kita. Sekali lagi, aku bukan untuk kamu dan kamu bukan untuk aku.

Dari kejauhan aku sering mengamatimu. Kadang aku cemburu saat kamu bersama seseorang yang lain. Tapi aku belajar untuk melepaskanmu. Aku sudah mendapatkan cintaku, dan aku tidak boleh egois untuk tetap memiliki cintamu. Aku berusaha menyadarkan diriku, kamu bukan milikku dan aku tidak boleh lagi berharap cintamu.

Setiap kali kamu bercerita tentang hidupmu, aku selalu bahagia. Aku suka dianggap ada. Aku suka kamu masih mempercayaiku, dan aku suka saat sesekali kamu bilang kamu cuma suka aku. Berkali-kali aku harus menarik nafasku dalam. Hanya memastikan jangan sampai aku terjebak dalam perasaan yang dulu pernah aku rasakan. Aku hanya bisa menyemangatimu, mendoakan supaya kamu bisa mendapatkan yang terbaik untuk hidupmu, supaya kamu bisa menjadi seseorang yang kamu inginkan, supaya kamu tidak kesepian, supaya kamu menemukan cinta sejatimu.

Sekarang kamu sudah benar-benar jauh dari hidupku. Rasanya lama sekali tidak melihat wajahmu. Sesekali aku menghubungimu, hanya sekedar menanyakan kabarmu dan memastikan kamu baik-baik saja. Ya, aku harap kamu selalu baik-baik saja dan menemukan kehidupan yang kamu dambakan. Karena aku tahu kamu berhak untuk mendapatkan yang terbaik.

Salam rindu untukmu.
Jangan sampai suamiku tahu aku merindukanmu malam ini.

*LoL*


*Sekali lagi Ini bukan curhat, apalagi kisah nyata siapa-siapa. Cuman iseng aja*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar