Rabu, 24 Februari 2016

Cara menghapus memori otak



Hampir semua orang pasti pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan, dan penelitian membuktikan bahwa sebagian besar pengalaman tidak menyenangkan itu bersifat traumatis. Hebatnya ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini, studi baru dipublikasikan dalam
Jurnal Nature tentang bagaimana caranya supaya bisa “menghapus” memori buruk dalam otak sehingga bisa membantu orang tersebut untuk memperbaiki kesehatan mentalnya.

Tim peneliti tersebut kemudian menemukan cara menghapus memori yang dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan electroconvulsive therapy (ECT). Selama ini ECT dimanfaatkan untuk mengobati gejala depresi parah. Cara kerja ECT yaitu memicu penyusutan pada otak manusia sehingga bisa meringankan gejala depresi. Cara kerja ECT ini mungkin bagi sebagian orang direspon positif, tapi ada efek samping dari ECT ini, efek sampingnya bisa menghilangkan sebagian memori anda. Tapi, efek samping itu justru digunakan para peneliti untuk menghilangkan sebagian memori di otak yang berdampak traumatis.

Menurut Keith Ablow seorang psikiater dari Johns Hopkins University, Amerika Serikat (tapi dia tidak terlibat dalam studi tersebut), mengatakan kalau penelitian itu kedengarannya seperti science fiction, seperti dalam sebuah film ada seseorang yang kehilangan ingatannya sampai tidak saling mencinta lagi, dan orang yang kehilangan memori itu untuk memulai sebuah kehidupan yang baru.
Hasil penelitian ini sudah dipublikasikan dalam jurnal Nature, penelitian itu melakukan beberapa percobaan terhadap seseorang yang menjalani prosedur ECT dengan tujuan mengobati depresi. Sebelum melakukan penelitian, pasien diceritakan kisah yang traumatis, seperti anak yang harus menjalani amputasi kaki.

Seminggu kemudian, sesudah menjalani ECT, pasien diminta menceritakan kembali kisah itu. Ternyata, pasien tidak bisa menceritakan ulang. Ini artinya, kemampuan pasien untuk mengingat menurun drastis dan dipastikan ada penyusutan pada otak. Ini artinya manusia punya cara sendiri untuk menghilangkan memori buruk.

Meski demikian, seorang psikiater M Scott Peck memperingatkan supaya selalu melihat sisi negatif dari sebuah penemuan. Kalau “penghapusan” memori itu terlalu jauh dilakukan, maka dikhawatirkan bukan cuma rasa sakit yang akan “hilang”, tapi juga kemampuan merasakan hal lain, termasuk kenikmatan.

So, masih mau untuk ngehapus memori buruk di otak?
J


Fiction : Sudah saatnya untuk pergi

"Sebagian sudah di packing, rapi, tinggal diangkut....
Tapi masih lebih banyak yang belum di packing dan masih harus tertinggal...."





Perlahan aku mulai merapikan barang-barang, membuang yang sudah "tidak terpakai" lagi dan membuang kenangan-kenangan yang sudah seharusnya aku buang. Ya, aku akan pindah dari tempat ini ke sebuah tempat baru yang belum aku kenal. Meninggalkan semua kenyamanan yang pernah aku rasakan disini. Terpaksa. Terpaksa aku harus pergi karena memang sudah waktunya aku pergi. Melepaskan apa yang bukan milikku, merelakan sang empunya mengambilnya kembali. 

Keadaannya pun sudah tidak seperti dulu lagi, dulu tempat ini begitu hangat dan penuh kasih sayang. Tapi sekarang tidak lagi, beku, dingin dan hanya seperlunya saja. Mungkin itu yang membuatku tak lagi berat untuk melepasnya. Ups maaf, bukan "tak lagi berat", masih berat sebenarnya dan sulit untuk rela, tapi tempat ini bukan lagi menjadi tempat yang selalu aku inginkan. Rasanya akupun tak lagi dibutuhkan disini. Sudahlah! berkali-kali aku meyakinkan diri, ini bukan untukku, ini bukan milikku, relakan saja, pergi saja, temukan kehidupan yang baru, temukan kebahagiaanku.

Pagi ini, seperti biasa dia menyapaku, dan seperti biasa hanya percakapan yang dipaksakan. Ya, aku sudah membiasakan diri untuk hal ini. Sudah biasa diabaikan, sudah biasa dibiarkan, sudah biasa tidak dianggap, sudah biasa. Seperti sebuah slogan yang sering dipakai dalam menerapkan aturan : "Dipaksa, terpaksa, bisa dan biasa". Keadaan memang memaksaku untuk menjadi begini, aku menjalankannya dengan penuh keterpaksaan, setelah berjalan akhirnya aku menyadari bahwa aku bisa, dan pada akhir aku terbiasa. Terbiasa tanpa kamu dan terbiasa sendiri.... Lagi....

Jangan pernah tanyakan seberapa besar cinta ini, aku berani bersumpah tidak pernah berkurang sedikitpun. Tapi oksitosin menyadarkanku, bahwa cinta yang sejati bukanlah dorongan endorfin, yang begitu menggebu-gebu, yang membuat jantung berdebar ketika bertemu, yang membuat wajah memerah ketika menatap wajahnya, yang membuat tubuh lemas seolah selalu ingin memeluknya. Cinta yang sejati itu dibentuk oleh oksitosin. Sebuah ikatan yang tercipta saat manusia saling memperhatikan, saling mempedulikan, saling menguatkan, saling mempercayai, saling terbuka, setia, serta tidak memberi tempat sedikitpun untuk kebohongan dan penghianatan.

Mungkin yang sudah berlalu hanyalah sebuah reaksi endorphine, mungkin. Atau mungkin juga oksitosin-mu bekerja bukan dengan aku. Atau mungkin.... ah sudahlah percuma mencari penyebab. Bahkan hormon pun aku jadikan kambing hitam untuk meyakinkan diri bahwa memang sudah saatnya berpisah.

Aku masih ingin disini, tapi aku tidak tahu untuk apa aku disini. Apakah kita bisa saling memperhatikan, kalau aku tidak diijinkan untuk menanyakan keadaanmu. Apakah kita bisa saling mempedulikan, kalau aku tidak diijinkan untuk mengetahui kondisimu. Apakah kita bisa saling menguatkan, kalau aku tidak diijinkan untuk berada disampingmu, apakah kita bisa saling mempercayai, kalau aku tidak diijinkan untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa aku tidak diijinkan, karena ada orang lain yang telah melakukan. Aku sadar kamu memang bukan milikku, sampai kapanpun aku tidak akan diijinkan untuk mencintai apa yang bukan milikku. Lantas untuk apa aku ada disini?

Aku masih ingin disini, tapi aku tidak tahu untuk apa aku disini. Dulu memang aku dibutuhkan disini, tapi sekarang tidak lagi, pemiliknyalah yang akan mengurus tempat ini. Tidak ada lagi yang bisa aku lakukan disini. Tempat ini memang bukan milikku, aku tahu itu, dan aku harus melepaskan semua impian untuk memiliki tempat ini. Aku kembalikan pada pemiliknya, karena waktu "peminjaman" sudah habis.

Aku percaya segala sesuatu sudah diatur sempurna oleh Sang Khalik. Meskipun perih apa yang aku jalani, tapi tidak sedikitpun aku sesali. Tempat ini telah menorehkan sejarah dalam kehidupanku. Tempat ini telah mengubah kehidupanku. Tempat ini megajarkan aku banyak hal yang tidak akan dapat aku temukan dari tempat manapun di dunia ini. Tak hentinya aku bersyukur untuk kesempatan yang diberikan sehingga aku pernah "merasa memiliki" tempat ini.

Selamat tinggal tempat terindah, sepenggal kisah yang hanya akan menjadi sejarah hidupku, aku akan melanjutkan untuk membereskan seluruh barang-barang, membuang semua kenangan tentang kita. Sesekali kamu menyapaku, bercerita tanpa bercerita, bertanya tanpa bertanya, peduli tanpa peduli, berbicara tanpa bahasa. Walau sambil meneteskan air mata, tidak menyurutkan keyakinanku untuk pergi, aku percaya "aku pasti bisa"dan kelak akan terbiasa.

Sudah saatnya untuk pergi




Senin, 22 Februari 2016

Hanya masalah waktu






Pernah ngerasain ditinggalin sama orang yang kamu sayangin?
Pernah ngerasain kehilangan sesuatu yang sangat berharga?
Pernah ngerasain kehilangan seseorang yang sangat penting dalam hidup kamu?

Saya ga tau apa semua orang pernah ngalemin ketiga hal tersebut, yang jelas SAYA PERNAH.

Rasanya...... sakit, pedih, perih, hancur.....
Rasanya...... ga pengen hidup....
Rasanya...... pengen ga ngerasain apa-apa....

Bagaimanapun, kalo kehilangan itu sudah terjadi... yang bisa kita lakukan hanyalah ikhlas dan pasrah. Lapor polisi pun belum tentu ketemu...
Apalagi kalo yang namanya "kehilangan" seseorang, biasanya karena kematian atau memang orangnya sengaja menghilang alias ninggalin. Sakitnya tuh bukan disini lagi, tapi dimana-mana...

Setiap kepergian pasti meninggalkan luka. Semakin penting orang tersebut, semakin dalam lukanya. Tapi saya percaya setiap luka akan sembuh kalo diobati dan nggak dikopek-kopek-in. 

Dalam kehidupan selalu ada yang datang dan pergi, saya tau itu sedari dulu tapi saya belum betul-betul memahami hal ini. Keadaanlah yang membuat saya akhirnya terpaksa memahami, walaupun memahami bukan berarti saya bisa menerima.

Kehidupan ini terus berputar. Kita akan bertemu dengan banyak orang dalam kehidupan kita. Ada yang datang, ada yang pergi. Semuanya diatur sedemikian indah oleh Tuhan, untuk mem-proses kita agar kita menjadi semakin baik dan mulia di mataNya. Mudah diucapkan tapi tidak mudah untuk dijalankan.

Tidak mudah untuk memasuki lingkungan baru, dan harus beradaptasi dengan orang-orang yang kurang "cocok" dengan kita. Tidak mudah juga berpisah dengan orang yang sudah sedemikian cocoknya dengan kita. Namun bagaimanapun, kita harus siap ketika saatnya tiba. Kembali lagi, semua hanya masalah waktu. Suatu saat kita semua akan berpisah, hanya masalah waktu.

Lantas apa yang harus kita lakukan sekarang? Apabila perpisahan dengan orang yang kita cintai akan begitu menyakitkan, apakah kita harus meminta agar tidak dipertemukan dengan orang yang akan sangat kita cintai? Rasanya itu bukan pilihan.

Kalo saya, saya memilih untuk tetap dipertemukan dengan orang yang saya cintai dan mencintai saya. Setelah dipertemukan, saya akan mencintai orang tersebut dengan sepenuh hati saya, selagi saya diberikan kesempatan, sebelum waktu perpisahan datang. Saya akan berdoa kepada Tuhan untuk dipertemukan dengan orang-orang baik disekeliling saya, dan saya akan mengasihi mereka dengan segenap hati saya. Saya percaya pada hakekatnya tidak ada manusia yang jahat, manusia menjadi "jahat" karena mereka kurang dikasihi, dan segala sesuatunya bermula dari pikiran. Beneran loh, manusia akan menjadi "jahat" saat mereka merasa "dijahatin", baik oleh sesama manusia atau bahkan Tuhan. Tidak sedikit manusia yang merasa Tuhan jahat dan tidak adil, itu karena mereka tidak benar-benar mengenal Tuhan.

Bagaimana dengan saya sendiri? Ya, Saya menolak setiap pemikiran bahwa saya tidak disayangi. Saya percaya Tuhan begitu menyayangi saya sehingga lewat jalan yang tidak dapat saya mengerti, akhirnya saya ada disini dengan keberadaan saya saat ini. Saya pikir saya akan "hilang" diperjalanan. Saya pikir saya tidak mampu melewati semua ini, ternyata semua sudah berlalu. Saat saya menoleh ke belakang, saya hanya bisa menangis dan bersyukur Tuhan masih jaga saya sampai detik ini. Ya, saya manusia yang penuh dengan kelemahan dan kegagalan bukan hal baru bagi saya. Tapi bersyukur Tuhan menolong saya, sehingga saya bisa selamat sampai detik ini. Saya dipertemukan dengan berbagai jenis manusia yang memproses saya untuk menjadi bijaksana. Saya merasa begitu disayangi dan dikasihi Tuhan, lantas siapa saya kalo saya malah menyakiti orang lain?

Saya tahu mengasihi bukanlah hal yang mudah, apalagi mengasihi manusia yang juga sama penuh dengan kekurangan. Tapi buat saya, mengasihi itu bukanlah pilihan, melainkan sebuah perintah yang harus saya jalankan sepanjang hidup saya. Tidak mudah dan saya seringkali gagal, tapi karena ini adalah perintah saya akan terus berusaha, sekalipun menjalankannya tidak sedikit harus mencucurkan air mata. Saya sadar manusia tidak ada yang sempurna, tinggal bagaimana kita yang tidak sempurna ini saling melengkapi dan menyempurnakan.

Saya teringat sebuah kisah dari seorang Kahlil Gibran. 

Pada suatu hari Kahlil Gibran berdialog dengan gurunya;

Gibran : "Wahai guru, bagaimana caranya agar kita mendapatkan sesuatu yang paling sempurna dalam hidup ini?"

Sang guru merenung sejenak, lalu menjawab : "Berjalanlah lurus di taman bunga, lalu petiklah bunga yang paling indah... dan jangan pernah kembali kebelakang!"

kemudia Gibran lurus di taman bunga lalu sampai di ujung taman, Gibran kembali dengan tangan hampa. Lalu sang guru bertanya : "Mengapa kamu tidak mendapatkan bunga satu pun?"

kemudian Gibran menjawab : "Sebenarnya tadi aku sudah menemukannya, tapi tidak ku petik, karena aku pikir mungkin yang didepan pasti ada yang lebih indah, namun ketika aku sudah sampai di ujung, aku baru sadar bahwa yang aku lihat tadi adalah yang terindah, dan aku pun tak bisa kembali kebelakang lagi"

Sambil tersenyum sang guru berkata : "Ya... itulah hidup, semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula kita tak akan pernah mendapatkannya, karena sejatinya kesempurnaan yang hakiki tidak akan pernah ada, yang ada hanyalah keikhlasan hati kita untuk menerima kekurangan yang ada ..."

Setiap manusia memiliki kekurangannya masing-masing, sungguh tidak bijak bila kita menuntut orang lain menjadi sempurna, sedangkan kitapun bukan manusia yang sempurna. Yang perlu kita lakukan adalah saling menerima dan memfokuskan diri pada kelebihan seseorang, bukan kekurangannya. Dunia ini pasti akan lebih indah kalau seluruh umat manusia hidup dengan saling menyayangi. Berpikir sebelum berkata, berpikir sebelum bertindak.

Hei, bukan berarti saya sudah lulus hal ini. Saya menulis ini karena saya sedang mengajari diri saya sendiri untuk tidak egois, lebih peduli kepada orang lain dan mengasihi sesama. Saya rasa hidup akan lebih bermakna. Mengasihi orang-orang disekeliling kita, selama kita diberikan kesempatan, sehingga saat perpisahan itu datang tidak akan ada penyesalan.

Manusia tetaplah manusia. Manusia dengan segala keterbatasannya, bisa jadi akan meninggalkan kita, sekalipun kita sudah berusaha melakukan yang terbaik. Namun jangan berkecil hati, karena Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita. Ya, saya percaya itu. Disaat saya bahkan tidak lagi berani meminta kepada Tuhan, dan hanya bisa berbisik didalam hati "ya Tuhan saya sedang dalam kesesakan, tolong saya", bahkan setelah itupun saya tidak berani mengulang doa saya, tapi Tuhan tidak meninggalkan saya. Tuhan menolong saya TEPAT PADA WAKTUNYA.

Manusia boleh datang dan pergi. Manusia boleh mengecewakan. Tapi kita tidak boleh kehilangan pengharapan. Sabar, ikhlas dan percaya bahwa semua hal yang terjadi didalam hidup kita ada didalam kendali Yang Maha Kuasa. 

Saya sudah melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan, selebihnya saya PASRAHKAN kepada Sang Pencipta untuk menentukan yang terbaik bagi hidup saya.

Amin.






Minggu, 14 Februari 2016

Mulan

Tiba-tiba dia muncul entah darimana datangnya. Berisik banget pagi-pagi kaing-kaing di depan rumah. Selang beberapa lama Belle treak-treak "mommy... ada anjing..." Selang beberapa lama terdengar suara tetangga depan rumah dengan anaknya yang baru sekitar umur setahun-an. Semuanya heboh dan terpaksa gue ikutan bangun... Padahal masih pengen tidur menikmati weekend, semalem insomnia dan baru bisa tidur jam tiga-an.

Item, kecil, umurnya paling baru 3 bulanan. Badannya menggigil ketakutan. Jangankan dipegang, baru dideketin aja udah langsung jerit-jerit ketakutan. Mungkin dia laper, jadi gue buatin racikan nasi dan ayam sisaan kemaren. Cuma dimakan dikit :( oooh mungkin pengen susu, tapi dikasih susu ultra pun ternyata cuma diminum dikit, ato karena susu ultranya dingin dari kulkas ya? hehehe...

Semaleman dia dirumah dan ga mau pergi. 

Akhirnya minggu pagi dia dikasih nama MULAN. Karena princess-princess nya disney ga ada yg item, kecuali Mulan. (mulan tuh princess bukan sih, bukan kayanya, ah biarin lah). 
Sore-sore ke griya beli dog food, sekalian tugas sekolah Belle juga untuk bawa dog/cat food buat program animal defender.

Aneh ya, kok bisa kebetulan pas ada program animal defender trus si Mulan dateng kerumah dan bikin orang serumah plus tetangga tiba-tiba jadi penyayang binatang.

Si Mulan manja banget... Tapi anehnya dia udah pinter. Ga berani masuk rumah dan ga pup sembarangan. Pagi-pagi tadi gue keluar rumah, langsung PD banget ngajak maen becandaan. Udah lupa dia waktu pertama kali ketemu menggigil saking ketakutannya, sekarang dengan kurang ajarnya ngelompat-lompat dan gigit-gigit manja. hehehe.... Lumayanlah ada hiburan pagi-pagi.  

Sayangnya cerita si Mulan harus segera berakhir. Karena barusan dapet sms dari pembantu, katanya si Mulan ilang diambil orang.
Hmmm... sedih sih... Tapi ya sudahlah...
Makin lama pasti jadinya malah makin sayang. 
Kalo mau ilang, ya mendingan ilanglah sekarang...
Sebelum perasaannya semakin dalam... Perrriihhhh... #lohh

Selamat jalan Mulan hitam... Semoga kamu sehat-sehat dan baik-baik ya...
You will be missed...

***Pedigree-nya si Mulan masih banyak banget... enak ngga ya kalo dijadiin cemilan ato pengganti cereal pagi... :D Hahahahaa... Yang mau silahkannn....

Selasa, 09 Februari 2016

Celebrating 31 years of awesomeness ^^


#latepost

Yeay 31...

It was so old ya?

It's okay lah...

Seneng banget masih dikasih umur sama Tuhan sampe menginjak usia 31.
Dulu liat orang umur 25 aja udh berasa tua banget, berarti sekarang 31 tuh udah tua banget ya... :(
Entah kenapa kalo ngaca kok masih berasa 20an lah... lagi lucu-lucunya gitu... Hahaha....

Bersyukur banget untuk sepanjang usia 30 setahun kemarin, banyak duka, banyak suka... Banyak hal yang terjadi yang membuat saya lebih mengerti arti kehidupan.... Banyak hal yang memaksa saya untuk menjadi lebih sabar dan bijaksana. Bukan proses yang mudah, seringkali pengen nyerah sama prosesnya, seringkali berakhir dengan amarah dan airmata, tapi sesering itu juga saya belajar untuk berubah menjadi seorang pribadi yang lebih baik.

Memasuki dekade ke-empat dalam kehidupan. Fase yang tentunya sangat berbeda dengan 30 tahun awal kehidupan saya. Sekarang ini saya harus lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Kesalahan yang saya lakukan tidak lagi dengan mudah untuk saya perbaiki. Saya dituntut untuk menjadi lebih matang dan bijak.

Pencapaian saya di usia ini memang tidak seberapa. Banyak orang yang jauh lebih sukses dari saya. Tapi bagaimanapun saya cukup bangga dengan diri saya sendiri, dan bersyukur bisa menjadi diri saya sendiri. Bukan, bukan berarti saya berpuas diri loh. Saya terus berjuang untuk mengalahkan diri saya kemarin, dan menjadi lebih baik di hari ini.

Kehidupan saya memang banyak berubah beberapa tahun terakhir ini, banyak... banyak sekali. Beruntungnya saya selalu disupport oleh orang yang saya sayangi dan menyayangi saya. Apapun keadaannya saya ga pernah ditinggalin sendiri, Lagi pusing, cape, stress, kesel, bingung, selalu ada tempat untuk bertanya, selalu ada jawaban, selalu ada solusi, selalu ada cinta. :p pretttttt

Kita akan mendapatkan apapun yang kita inginkan kalau kita berusaha mendapatkannya. Cepat atau lamanya tergantung dari seberapa besar usaha kita. Semakin besar, semakin kuat ya semakin cepat. Niat aja ngga cukup, harus ada usaha. Apapun yang kita mau, bisa, kalo kita mau berusaha, dan yang pasti harus sesuai dengan kehendakNya. Kalo ngga, apapun usaha yang kita lakukan pada akhirnya akan sia-sia.

Tahun ini saya dapet kado ulang tahun "jam tangan" Fossil yang super cool.... Seneng banget dikasih jam tangan. Bukan soal jam-nya sih sebenernya, dan juga bukan soal Fossil-nya (walaupun sekarang saya lagi freak banget sama si Fossil hehehe...) tapi niat buat belinya itu loooh.... Terharu banget nih... Selain itu juga berkesan banget sama makna/ filosofi dibalik arti "kado sebuah jam tangan". Jam tangan itu melekat ditangan kita sepanjang hari, otomatis memaksa kita untuk mengingat sang pemberi setiap waktu. Jam itu terus berdetak, waktu terus berjalan, hal ini mengingatkan kita untuk selalu bersyukur dan menghargai setiap hal yang terjadi dalam kehidupan ini. It's not only about style, this gift has a super message. Saya harus menjadi lebih bijaksana dalam menjalani waktu yang saya miliki. Makasih yaaaaaa.....

Waktu 5 menit akan terasa lama kalo dipake untuk menunggu, tapi akan terasa sangat sebentar kalo kita sedang menyiapkan materi untuk meeting dadakan. Bayangkan betapa berartinya 3 detik untuk seorang pembalap F1? Waktu itu sangat berharga, setiap moment itu special. That's why saya sangat menghargai waktu saat saya bersama dengan orang-orang yang saya sayangi. Belum tentu itu akan terulang lagi. Kita ngga pernah tahu kapan jam pasir kehidupan kita meneteskan pasirnya yang terakhir dan kita harus kembali pulang. Hanya Tuhan yang tahu.

Yang harus kita lakukan adalah menggunakan seluruh kesempatan yang kita punya untuk melakukan yang terbaik. Kalo jadi pelukis, jadilah pelukis terbaik, bahkan kalo jadi seorang penyapu jalanan, jadilah penyapu jalanan yang terbaik. Jadilah wanita yang terbaik, jadilah istri yang terbaik, jadilah anak yang terbaik, jadilah ibu yang terbaik, jadilah bawahan yang terbaik, jadilah atasan yang terbaik. Jangan pernah setengah-setengah dalam hidup, hidup yang setengah-setengah tidak akan pernah membawa kita kepada keadaan yang lebih baik. "Jadilah" itu berarti kita terus berusaha, bukan sudah menjadi, tapi berusaha yang terus menerus.

Terimakasih buat semua keluarga dan sahabat yang udah ngucapin selamat di hari ulang tahun saya, maaf ga bisa saya bales satu per satu. Makasih juga buat semua kado, kue, puding, tumpeng, lumpia dan doa dari semuanya. Teriring doa yang terbaik juga untuk kalian semua. 

God bless you all.






Rabu, 03 Februari 2016

5 Orang yang Sukses Membohongi "Lie Detector"

Suara.com -
Lie detector atau alat pendeteksi kebohongan hingga saat ini menjadi salah satu perangkat yang diandalkan untuk membantu mengungkap sebuah kasus kejahatan. Lie detectorpulalah yang dipakai kepolisian untuk menguji kebenaran keterangan dari Agus, tersangka pembunuh Engeline Margriet Magawe (Angeline), bocah kelas 2 SDN 12 Kesiman, Sanur, Denpasar, Bali.
Berdasarkan catatan sejarah, perangkat yang juga dinamakan Polygraph itu sudah berulang kali berhasil menjerat tersangka kriminal atau mata-mata. Namun, tak jarang pula, penjahat kelas kakap atau agen spionase berhasil mengakali alat ini dan lolos dari tangan hukum.
Berikut ini adalah 5 orang yang sukses mengecoh polisi berkat kepiawaiannya menyiasati lie detector.
Gary Ridgway
Lelaki yang dikenal dengan julukan Green River Killer ini adalah salah satu pembunuh yang sukses membohongi lie detector pada tahun 1984 silam. Pembunuh berantai yang menghabisi nyawa 49 orang itu lolos dari tes kebohongan yang dilakukan oleh polisi dan FBI.
Bertahun-tahun kemudian, atau tepatnya pada tahun 2001, ia baru ditangkap kembali dan mengaku bersalah setelah polisi menemukan DNA Gary di salah satu mayat korbannya. Selama bebas, Gary sudah menghabisi tujuh orang perempuan lainnya.
Aldrich Ames
Lelaki bernama lengkap Aldrich Hazen Ames ini dikenal sebagai agen Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) yang merangkap sebagai mata-mata Uni Soviet dan Rusia.
Berawal dari kebocoran informasi intelijen, Ames akhirnya dijadikan salah satu tersangka. Hebatnya, Ames berhasil mengecoh uji kebohongan dengan polygraph, bahkan sampai dua kali, yakni pada tahun 1986 dan 1991.
Pada mulanya, Ames khawatir tidak lolos. Berbekal pesan dari KGB, badan intelijen Uni Soviet, Ames sukses mengakali tes tersebut.
Ames, yang akhirnya divonis bersalah dalam kasus pengkhianatan terhadap Amerika Serikat, mengungkap bagaimana dia mengecoh lie detector.
"Tidak ada sihir. Kepercayaan diri adalah kuncinya. Kepercayaan diri dan hubungan dekat dengan staf penguji," kata Ames.
Ana Belen Montes
Ana adalah mantan analis senior di Defense Intelligence Agency (DIA), Amerika Serikat. Ia didakwa memberkan informasi rahasia Amerika Serikat kepada pemerintahan Kuba.
Sempat lolos dari uji kebohongan, Ana akhirnya divonis 25 tahun penjara pada tahun 2002.
Leandro Aragoncillo
Leandro merupakan mantan analis intelijen Biro Penyidik Federal Amerika Serikat (FBI) yang juga pernah lolos tes kebohongan. Mantan anggota Korps Marinir AS keturunan Filipina itu akhirnya dinyatakan bersalah mencuri informasi rahasia negara dan membocorkannya kepada pemimpin oposisi Filipina.
Karel Koecher
Lelaki kelahiran Cekoslowakia ini disusupkan badan intelijen Cekoslovakia ke Amerika Serikat pada tahun 1965 karena keahliannya berbahasa Inggris. Setelah beberapa tahun non-aktif, Karel dipekerjakan sebagai penerjemah bahasa di Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA).
Fasih sejumlah bahasa negara Eropa Timur, Karel dipercaya CIA untuk menerjemahkan dokumen-dokumen rahasia. Tak pelak, ia jadi sumber utama informasi bagi badan intelijen negaranya, juga Uni Soviet.
Kedok Karel terbongkar, namun ia sempat berhasil lolos dari uji polygraph. Tapi, FBI lebih jeli, dan Karel pun ditangkap pada tahun 1984.
Dibebaskan lewat sebuah skema pertukaran tawanan, Karel pulang ke Cekoslowakia dan disambut sebagai pahlawan di negaranya.

Teori Kepribadian Sigmund Freud

Teori Kepribadian Sigmund Freud

Sigmund Freud (lahir di Freiberg, 6 Mei 1856 – meninggal di London, 23 September 1939 pada umur 83 tahun) adalah seorang Austria keturunan Yahudi dan pendiri aliran psikoanalisis dalam bidang ilmu psikologi. 

Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni :
1.    sadar (conscious)
2.    prasadar (preconscious)
3.    tak-sadar (unconscious).

Konsep dari teori Freud yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku.

Alam bawah sadar yang digambarkan freud memiliki 3 unsur, yaitu id, ego dan super ego.
1.    ID
Id merupakan Kepribadian yang asli; Id merupakan sumber dari kedua sistem/energi yang lain yaitu ego dan superego. Id terdiri dari dorongan-dorongan biologis dasar seperti kebutuhan makan, minum dan sex.

Didalam Id terdapat dua jenis energi yang bertentangan dan sangat mempengaruhi kehidupan dan kepribadian individu, yaitu insting kehidupan dan insting kematian. Insting kehidupan ini disebut libido. Dorongan-dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan dan dalam pemuasannnya Id selalu berupaya menghindari pengalaman–pengalaman yang tidak menyenangkan. Makanya cara pemuasan dari dorongan ini disebut prinsip kesenangan ( pleasure principle ).
2.    EGO
Ego merupakan energi yang mendorong untuk mengikuti prinsip kenyataan (reality principle), dan beroperasi menurut proses sekunder. Tujuan prinsip sekunder ini adalah mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukannya suatu objek yang cocok untuk pemuasan kebutuhan.

Ego menjalankan fungsi pengendalian yang berupaya untuk pemuasan dorongan Id itu bersifat realistis dan sesuai dengan kenyataan. Dengan kata lain fungsi ego adalah menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh ID berdasarkan kenyataan.
3.    SUPEREGO
Superego adalah suatu gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat yang ditanamkan oleh adat istiadat, agama, orang tua, guru dan orang- orang lain pada anak.

Karena itu pada dasarnya Superego adalah hati nurani (concenience) seseorang yang menilai benar atau salahnya suatu tindakan seseorang.itu berarti Superego mewakili nilai-nilai ideal dan selau berorientasi pada kesempurnaan. Cita-cita individu juga diarahkan pada nilai-nilai ideal tersebut, sehingga setiap individu memiliki gambaran tentang dirinya yang paling ideal (Ego-ideal).

Bersama-sama dengan ego, Superego mengatur dan mengarahkan tingkah laku individu yang mengarahkan dorongan-dorongan dari Id berdasarkan aturan-aturan dalam masyarakat, agama atau keyakinan-keyakinan tertentu mengenai perilaku yang baik dan buruk.


Ketiga sistem diatas tersebut hanyalah nama-nama untuk berbagai proses psikologis yang mengikuti prinsip-prinsip system yang berbeda. Dalam keadaan biasa, prinsip-prinsip yang berlainan ini tidak bentrok satu sama lain, dan tidak bekerja secara bertentangan.

Bentuk dorongan hidup adalah dorongan agresi seperti keinginan menyerang , berkelahi, danmerupakan bawaan lahir yang beberapa proses terjadi pada suatu tingkat kesadaran, sedangkan yang lainnya terjadi pada tingkat yang tidak disadari. Id tidak membedakan antara pikiran dan perbuatan, antara yang nyata dan hanya dalam hayalan saja.

Proses id mencari kesenangan dan perasaan benar atau salah, direfleksikan didalam superego, sering berselisih. Ego menyeleseikan konflik ini melalui berbagai mekanisme pertahanan.

Mekanisme ini mencakup:
1.    Represi (memaksakan kepercayaan nilai, dan pengharapan yang mengancam keluar dari kesadaran).
2.    Pengalihan (mengalihkan reaksi emosional dari satu objek ke objek yang lain)
3.    Sublimasi (mencari cara yang dapat diterima untuk mengungkapkan dorongan yang dengan cara lain tidak diterima)
4.    Rasionalisasi ( memberikan alasan yang meragukan untuk membenarkan perilaku atau utnuk menghilangkan kekecewaan)
5.    Regresi (kembali kepada perilaku yang tidak dewasa, pembentukan reaksi (beralih dari satu ekstrem kepada ekstrem yang berlawanan)
6.    Introjeksi (memungut pendirian orang lain sebagai pendirian sendiri)
7.    Identifikasi ( meningkatkan rasa kuat, aman dan atau terjamin dengan mengambil sifat orang lain)

Ego, sebagai suatu mediator atau pendamai dari super ego dan Id Ego (das-ich), bisa dikatakan sebagai sintesis dari peperangan antara Id dan Superego. Ego berfungsi sebagai penjaga, mediator atau bahkan pendamai dari dua kekuatan yang berlawanan ini.

Ego hanya menjalankan prinsip hidup secara realistis, yakni kemampuan untuk menyesuaikan dorongan-dorongan Id dan Superego dengan kenyataan di dunia luar.Jika Ego terlaludikuasai oleh Id maka orang itu mengidap “Psikoneurosis”(tidak dapat mengeluarkan dorongan primitifnya).

Untuk itu pada satu sisi Ego dapat berfungsi sebagai motifasi diri, namun pada sisi lain karena tekanan superego bisa saja menjadi penyebab terbesar dalam pertentangan dan aliensi diri.

Kemudian Frued memfokuskan diri bahwa Id terbesar yang dimiliki manusia dan sangat menentukan kepribadian manusia itu sendiri dalah dorongan seks. Frued yakin setiap orang sudah memiliki naluri seks sejak ia dilahirkan, adapun perkembangan fase-fase seks tersebut adalah sebagai berikut:
  • Fase Oral Erotik, pada Fase ini kepuasan seksual berada pada rasa nikmat di mulut,seperti seorang bayi menyusu pada ibunya. Oleh karena itu mengapa anak pada usia 2 tahun selalu memasukkan semua benda yang ada pada pegangan tangannya.
  • Fase Anal Erotik, pada fase ini anak-anak mencari rasa kepuasan pada anusnya. Seperti pada kecenderungan anak-anak berumur 2-3 tahun yang suka menahan kotoran yang akan keluar pada anusnya.
  • Fase Genetal Erotik, pada fase ini anak mencari kepuasan seks pada alat kelaminnya.dalam fase ini seseorang terus berkembang sampai dengan usia dewasa melalui tiga fase sebagai berikut:
  • Fase Phallis (genetal muka) intinya anak telah menemukan kenikmatan pada genetalnya tetapi belum dapat difungsikan sebagaimana mestinya.
  • Fase Latent (seksualitas infantile) dimana sudah ada nafsu seksual pada diri anak kecil.
  • Fase Genetal Pubertas, pada fase ini genetal anak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, mula-mula genetal yaitu anak mulai memiliki rasa cinta kepada orang tuanya. Fase ini makin lama makin menjadi, tetapi ditekan terus, karena terhalang oleh adapt. Lama kelamaan nafsu tersebut menjadi kompleks yang terdesak.
Kompleksitas ini sering disebut dengan oidipus complex yang menurut Frued menjadi sumber kegagalan hidup.

Ego adalah pelaksana dari kepribadian, yang mengontrol dan memerintah id serta super-ego, memelihara hubungan dengan dunia luar untuk kepentingan seluruh kepribadian dan keperluannya yang luas. Jika ego melakukan fungsinya dengan bijaksana akan terjadi harmoni daan keselarasan.
Contoh praktisnya begini. Rasa lapar dan birahi yang timbul bisa disalurkan dengan makan makanan yang diperoleh dengan baik, tidak mencuri milik orang lain. Makanan dibeli dengan uang yang diperoleh dari bekerja atau berusaha. Gairah seks disalurkan dengan pertama-tama menikahi seseorang, lalu hidup sebagai suami-istri.
Yang ideal dan menghasilkan harmoni dan keselarasan itu timbul dari komponen kepribadian ketiga, super-ego. Super-ego mewakili alam ideal daripada alam nyata. Super-ego berkembang dari ego sebagai akibat dari pendidikan moral yang diperolehnya untuk membedakan mana yang baik dan yang buruk. Seseorang sejak kecil belajar bahwa ia bukan saja harus tunduk pada kenyataan untuk memenuhi keinginan naluriahnya, tapi juga bertindak sesuai aspek moral dan norma yang berlaku di masyarakat. 
Pendek kata, setiap kali orang ingin mengambil sikap yang dilarang norma-norma moral yang sudah dibatinkannya lewat hasrat yang timbul dalam id, super-ego akan menegur dengan keras.
Freud mengenalkan istilah Kompleks Oedipus (Oedipus Complex) sebagai aspek neurosis atau konflik batin dalam diri seseorang. Oedipus, Anda mungkin tahu, adalah tokoh mitologi Yunani yang, tanpa sadar, membunuh ayahnya dan mengawini ibunya dan karena itu dikutuk para dewa. Kompleks Oedipus diartikan Freud bahwa, di alam bawah sadarnya, seorang anak laki-laki ingin kawin dengan ibunya, tetapi tidak bisa karena ibu sudah dimiliki ayahnya; maka ia ingin membunuh ayahnya, saingannya yang sekaligus keperkasaannya ia kagumi. Namun karena keinginan itu ditegur keras oleh super-ego sebagai perilaku buruk, menyimpang, dan memalukan, ia tidak menunaikan keinginan itu dan menyangkalnya. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEgdmsf0MFrTfq05tjWJ75pVpDDeTyoEhR4lZ8eD9_1Ms8jpuor4JKuIskWZJgmJseU8teJj6PAjy7B_ycPN-NA1RuysnPraRG687WRtZLnPZvo_i2RWelxawc0I2CYybb4jdG92vjpICZMAocpUzjhM9_2Bs2NsDDxfuojyuGaZN83AkM38o3GKmOBW_A=

Menurut Freud, neurosis bisa terjadi apabila orang bereaksi tidak benar atas suatu pengalaman yang amat emosional dan atau memalukan. Neurosis itu menyebabkan ia tidak bisa mengembangkan diri secara dewasa. Selama neurosis itu tidak disembuhkan, ia tidak mampu hidup secara dewasa. 
Setiap orang memiliki hasrat id yang tertanam dalam dirinya masing-masing. Sisi gelap orang berbeda-beda. 
Pertanyaannya, ketika di setiap diri kita ada sisi gelap untuk memenuhi hasrat id, sampai di titik apa kita bisa mengerem naluri itu agar kita tidak melanggar norma dan nilai yang kita anut?