
Pernah ngerasain ditinggalin sama orang yang kamu sayangin?
Pernah ngerasain kehilangan sesuatu yang sangat berharga?
Pernah ngerasain kehilangan seseorang yang sangat penting dalam hidup kamu?
Saya ga tau apa semua orang pernah ngalemin ketiga hal tersebut, yang jelas SAYA PERNAH.
Rasanya...... sakit, pedih, perih, hancur.....
Rasanya...... ga pengen hidup....
Rasanya...... pengen ga ngerasain apa-apa....
Bagaimanapun, kalo kehilangan itu sudah terjadi... yang bisa kita lakukan hanyalah ikhlas dan pasrah. Lapor polisi pun belum tentu ketemu...
Apalagi kalo yang namanya "kehilangan" seseorang, biasanya karena kematian atau memang orangnya sengaja menghilang alias ninggalin. Sakitnya tuh bukan disini lagi, tapi dimana-mana...
Setiap kepergian pasti meninggalkan luka. Semakin penting orang tersebut, semakin dalam lukanya. Tapi saya percaya setiap luka akan sembuh kalo diobati dan nggak dikopek-kopek-in.
Dalam kehidupan selalu ada yang datang dan pergi, saya tau itu sedari dulu tapi saya belum betul-betul memahami hal ini. Keadaanlah yang membuat saya akhirnya terpaksa memahami, walaupun memahami bukan berarti saya bisa menerima.
Kehidupan ini terus berputar. Kita akan bertemu dengan banyak orang dalam kehidupan kita. Ada yang datang, ada yang pergi. Semuanya diatur sedemikian indah oleh Tuhan, untuk mem-proses kita agar kita menjadi semakin baik dan mulia di mataNya. Mudah diucapkan tapi tidak mudah untuk dijalankan.
Tidak mudah untuk memasuki lingkungan baru, dan harus beradaptasi dengan orang-orang yang kurang "cocok" dengan kita. Tidak mudah juga berpisah dengan orang yang sudah sedemikian cocoknya dengan kita. Namun bagaimanapun, kita harus siap ketika saatnya tiba. Kembali lagi, semua hanya masalah waktu. Suatu saat kita semua akan berpisah, hanya masalah waktu.
Lantas apa yang harus kita lakukan sekarang? Apabila perpisahan dengan orang yang kita cintai akan begitu menyakitkan, apakah kita harus meminta agar tidak dipertemukan dengan orang yang akan sangat kita cintai? Rasanya itu bukan pilihan.
Kalo saya, saya memilih untuk tetap dipertemukan dengan orang yang saya cintai dan mencintai saya. Setelah dipertemukan, saya akan mencintai orang tersebut dengan sepenuh hati saya, selagi saya diberikan kesempatan, sebelum waktu perpisahan datang. Saya akan berdoa kepada Tuhan untuk dipertemukan dengan orang-orang baik disekeliling saya, dan saya akan mengasihi mereka dengan segenap hati saya. Saya percaya pada hakekatnya tidak ada manusia yang jahat, manusia menjadi "jahat" karena mereka kurang dikasihi, dan segala sesuatunya bermula dari pikiran. Beneran loh, manusia akan menjadi "jahat" saat mereka merasa "dijahatin", baik oleh sesama manusia atau bahkan Tuhan. Tidak sedikit manusia yang merasa Tuhan jahat dan tidak adil, itu karena mereka tidak benar-benar mengenal Tuhan.
Bagaimana dengan saya sendiri? Ya, Saya menolak setiap pemikiran bahwa saya tidak disayangi. Saya percaya Tuhan begitu menyayangi saya sehingga lewat jalan yang tidak dapat saya mengerti, akhirnya saya ada disini dengan keberadaan saya saat ini. Saya pikir saya akan "hilang" diperjalanan. Saya pikir saya tidak mampu melewati semua ini, ternyata semua sudah berlalu. Saat saya menoleh ke belakang, saya hanya bisa menangis dan bersyukur Tuhan masih jaga saya sampai detik ini. Ya, saya manusia yang penuh dengan kelemahan dan kegagalan bukan hal baru bagi saya. Tapi bersyukur Tuhan menolong saya, sehingga saya bisa selamat sampai detik ini. Saya dipertemukan dengan berbagai jenis manusia yang memproses saya untuk menjadi bijaksana. Saya merasa begitu disayangi dan dikasihi Tuhan, lantas siapa saya kalo saya malah menyakiti orang lain?
Saya tahu mengasihi bukanlah hal yang mudah, apalagi mengasihi manusia yang juga sama penuh dengan kekurangan. Tapi buat saya, mengasihi itu bukanlah pilihan, melainkan sebuah perintah yang harus saya jalankan sepanjang hidup saya. Tidak mudah dan saya seringkali gagal, tapi karena ini adalah perintah saya akan terus berusaha, sekalipun menjalankannya tidak sedikit harus mencucurkan air mata. Saya sadar manusia tidak ada yang sempurna, tinggal bagaimana kita yang tidak sempurna ini saling melengkapi dan menyempurnakan.
Saya teringat sebuah kisah dari seorang Kahlil Gibran.
Pada suatu hari Kahlil Gibran berdialog dengan gurunya;
Gibran : "Wahai guru, bagaimana caranya agar kita mendapatkan sesuatu yang paling sempurna dalam hidup ini?"
Sang guru merenung sejenak, lalu menjawab : "Berjalanlah lurus di taman bunga, lalu petiklah bunga yang paling indah... dan jangan pernah kembali kebelakang!"
kemudia Gibran lurus di taman bunga lalu sampai di ujung taman, Gibran kembali dengan tangan hampa. Lalu sang guru bertanya : "Mengapa kamu tidak mendapatkan bunga satu pun?"
kemudian Gibran menjawab : "Sebenarnya tadi aku sudah menemukannya, tapi tidak ku petik, karena aku pikir mungkin yang didepan pasti ada yang lebih indah, namun ketika aku sudah sampai di ujung, aku baru sadar bahwa yang aku lihat tadi adalah yang terindah, dan aku pun tak bisa kembali kebelakang lagi"
Sambil tersenyum sang guru berkata : "Ya... itulah hidup, semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula kita tak akan pernah mendapatkannya, karena sejatinya kesempurnaan yang hakiki tidak akan pernah ada, yang ada hanyalah keikhlasan hati kita untuk menerima kekurangan yang ada ..."
Setiap manusia memiliki kekurangannya masing-masing, sungguh tidak bijak bila kita menuntut orang lain menjadi sempurna, sedangkan kitapun bukan manusia yang sempurna. Yang perlu kita lakukan adalah saling menerima dan memfokuskan diri pada kelebihan seseorang, bukan kekurangannya. Dunia ini pasti akan lebih indah kalau seluruh umat manusia hidup dengan saling menyayangi. Berpikir sebelum berkata, berpikir sebelum bertindak.
Hei, bukan berarti saya sudah lulus hal ini. Saya menulis ini karena saya sedang mengajari diri saya sendiri untuk tidak egois, lebih peduli kepada orang lain dan mengasihi sesama. Saya rasa hidup akan lebih bermakna. Mengasihi orang-orang disekeliling kita, selama kita diberikan kesempatan, sehingga saat perpisahan itu datang tidak akan ada penyesalan.
Manusia tetaplah manusia. Manusia dengan segala keterbatasannya, bisa jadi akan meninggalkan kita, sekalipun kita sudah berusaha melakukan yang terbaik. Namun jangan berkecil hati, karena Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita. Ya, saya percaya itu. Disaat saya bahkan tidak lagi berani meminta kepada Tuhan, dan hanya bisa berbisik didalam hati "ya Tuhan saya sedang dalam kesesakan, tolong saya", bahkan setelah itupun saya tidak berani mengulang doa saya, tapi Tuhan tidak meninggalkan saya. Tuhan menolong saya TEPAT PADA WAKTUNYA.
Manusia boleh datang dan pergi. Manusia boleh mengecewakan. Tapi kita tidak boleh kehilangan pengharapan. Sabar, ikhlas dan percaya bahwa semua hal yang terjadi didalam hidup kita ada didalam kendali Yang Maha Kuasa.
Saya sudah melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan, selebihnya saya PASRAHKAN kepada Sang Pencipta untuk menentukan yang terbaik bagi hidup saya.
Amin.
Betul super sekali
BalasHapus