Jumat, 27 September 2013

Fiction : Miss you like crazy




Aku rindu

Rindu sekali sampai tak tahu bagaimana cara mengungkapkannya. Sejam sudah berlalu dan aku masih belum menemukan kata-kata yang tepat untuk menerangkannya. Dunia terasa berhenti berputar, pikiranku terpaku pada kamu yang entah ada dimana. 

Aku rindu

Rindu sekali sampai rasanya hanya ingin diam menunggu waktu agar segera berlalu. Aku ingin kamu disini, memelukku, memberikanku kekuatan, membuatku tertawa, membuat jantungku berhenti sesaat dan kemudian membuatnya berdetak lebih keras dan lebih cepat. 

Aku rindu

Rindu sekali, lebih dari jumlah huruf yang aku ketik untuk membuat kisah tentangmu, lebih dari kata "aku rindu" yang pernah terucap, lebih dari jumlah pesan aku cinta yang pernah kukirim diponselmu, bahkan lebih dari semua tawa yang terurai saat kita bersama.

Aku rindu

Rindu sekali, lebih dari seorang petani yang merindukan hujan setelah kemarau panjang, lebih dari karyawan yang kehabisan uang tengah bulan dan berharap tanggal satu segera datang, bahkan lebih dari penjaga malam yang berharap akan hadirnya pagi.

Aku rindu

Rindu sekali, rindu setengah mati. Rindu melihat kamu yang sensi, rindu merasa dicintai, rindu mendengar suaramu lagi, rindu duduk disebelahmu, menyandarkan kepala dibahumu sambil terus bercerita tentang segala sesuatu yang indah.  

Aku rindu
Rindu sekali.
Kumohon segera kembali, agar aku bisa merasakan pelukanmu lagi..  
               
                  Miss You Like Crazy
                  Natalie Cole


         Even though it's been so long
My love for you keeps going strong
I remember the things that we used to do
A kiss in the rain 'til the sun shine through
I try to deny it but I'm still in love with you

CHORUS
I miss you like crazy, I miss you like crazy
Ever since you went away, every hour of every day
I miss you like crazy, I miss you like crazy
No matter what I say or do
There's just no getting over you
.
I can see the love shining in your eyes
And it comes as such a sweet surprise
If seeing's believing it's worth the wait
So hold me and tell me it's not too late
We're so good together, we're starting forever now

CHORUS (2)
I miss you like crazy, I miss you like crazy
Ever since you went away, every hour of every day
I miss you like crazy, I miss you baby
A love like ours will never end,
Just touch me and we're there again

Just one night
And we'll have that magic feeling like we used to do
Hold on tight
And whatever comes our way we're gonna make it through

If seeing's believing it's worth the wait
So hold me and tell me it's not too late
We're so good together, we're starting forever now

CHORUS (3)
And I miss you like crazy, I miss you like crazy
No matter what I say or do
There's just no getting over you
And I miss you, baby, I miss you, baby
All the chance of love you gave me
When a feeling get's this strong
You know the real thing comes along

And I miss you I miss you like crazy baby
Only your sweet love can save me
I miss you like crazy
A love like ours will never end
Just touch me and we're there again
Miss you like crazy, I miss you like crazy.

Kamis, 26 September 2013

Me : Friday

 

Time goes by fast so be sure to spend plenty of time with your loved ones. ”

Wow udah jumat lagi....

Kenapa ya makin lama waktu tuh rasanya cepet banget berlalu. Bentar lagi udah gajian lagi, padahal gaji tahun lalu aja masih ada (struknya). Hahahahaha...

Gue pribadi bener-bener ngerasa waktu tuh serasa jadi dikit banget. Apalagi kalo kita lagi menghabiskan waktu dengan orang yang kita sayangin, entah gimana caranya tiba-tiba jarum detik rasanya berputar tiga kali lebih cepat dari biasanya. It's no wonder time they say, is the enemy of love. Kalo gue sih pengennya bisa punya remote control yang bisa nge-pause waktu, malem jangan berubah jadi siang. Jadi bisa tidur lebih lama lagi... hahahahaha....

Tiba-tiba keinget kejadian jumat lalu. Masih berhubungan dengan gue yang lagi kekurangan waktu di pagi hari, gue pake baju tanpa ngecek-ngecek kondisinya dulu. Nyokap gue beliin celana kaen sekitar dua bulanan yang lalu dan gue baru pernah pake satu kali, so harusnya sih itu celana dalam kondisi baik-baik aja. Gue juga ngga ngerasa ada yang salah waktu gue pake. Sampai akhirnya gue sadar ada sedikit robek di deket resleting depan, dan posisi gue saat itu udah jauh dari rumah dengan kondisi jalan yang super macet. D*mn! Pas nyetir sendiri, pas macet parah, pas celana bermasalah.

Tenang fei...tenang... gue berusaha menenangkan diri sendiri. Take your phone, choose camera fiture, then POSE! Hahahaha.... Cuma itu satu-satunya cara untuk mengurangi kebetean gue pagi itu. Tampak depan, tampak samping, tampak atas sambil monyongin bibir dikit (alay beuuttt...), pokonya mah segala gaya lah. Volume radio gue gedein dikit, supaya konsentrasi ngga terganggu sama mobil yang juga kejebak macet disebelah kiri dan kanan gue. Asli macetnya parah, ngga ada maju-majunya, so gue bener-bener punya waktu super banyak buat ngisi memory handphone gue pake foto-foto geje. Hahaha... Lumayan, setidaknya gue sedikit agak lupa dengan masalah celana yang robek.

Sedikit demi sedikit akhirnya ada kemajuan juga, walau dikitnya tuh dikit banget. Kagok deh gue lagi asik foto diri sendiri dengan berbagai ekspresi. Orang yang liat mungkin nyangka gue depresi akibat macet. Hahaha... Sempet lirik kiri kanan juga sih, disebelah kanan ada bapa-bapa umur 50an lah, lagi senyam senyum ngeliatin gue, mungkin dia pengen ikut diajakin foto bareng sama gue. Hahaha... Disebelah kiri ada mobil Avanza, gue coba perhatiin kaya gimana muka yang nyetirnya, agak gelap. Pas kebetulan dia buka kaca jendela buat beli koran dari pedagang asongan, setelah nerima koran dan bayar, gue liat dia nutup kaca sambil ketawa mesem-mesem, ngeliat kearah gue yang masih dengan cueknya berpose dengan bibir dimonyong-monyongin. Hahaha... What ever lah...

Sedikit maju lagi kedepan, ga sadar ternyata gue lagi diperhatiin sama sopir truk dan kernetnya. Mereka lagi ngeliat kearah gue sambil ketawa-ketawa. (geer banget ya?) Berasa lagi diomongin di ketawain. Huuuuuuh, biarin ajalah, ngga kenal ini. Hahaha... Waah udah mulai jalan nih walau PAMER PAHA (PAdat MERayap TanPA Harapan). Oke, Pose terakhir sebelum ngelepas kopling dan nginjek gas. Baru aja mau smile, eh sopir angkot sebelah treak-treak “neng maju neng, tong popotoan wae.” (Neng maju neng jangan foto-fotoan aja.” Bussseeeettt malu gueeeee.... itu kan didenger sama orang-orang termasuk semua penumpangnya. Pelan-pelan gue ambil kaca mata item, angkat dagu dikit, pasang tampang jaim dan innocent, kemudian langsung majuin mobil dengan cueknya. Hahahaha...

Finally nyampe kantor setelah hampir dua jam diperjalanan, tapi masalah celana belom juga beres. Stupid me, pas lagi makan siang, iseng gue narik benang yang menyembul (apa sih bahasanya ngga enak banget...hahahaha) dan bikin robekannya makin gede. Jiaaaahh... gimana dong? Untung udah makan, otak bisa berfungsi dengan baik. Untungnya lagi kantor gue deket factory outlet. Terjadilah emergency shopping (pinjem istilahnya bu Ann). Nyari rok ngga ada, akhirnya gue dapet celana jeans. Lumayanlah, dengan harga segitu dapet yang pas dan branded pula. Hahahaha... Lucky me. Setelah gue coba di Fitting room, OK sih tapi rasanya ada yang kurang, hmmm... kayanya lebih pas kalo Tanktopnya juga ganti, biar keliatan lebih casual (gue pake blazer lagi luarannya). Nah udah 'okesip' sekarang, siap untuk kembali ke kantor. Semoga ngga ada yang nyadar kok baju gue berubah. Hahahaha... Eh Betewe yang celananya ga robek kok pada belanja juga ya??? dasar buibu... susah liat barang bagus, sayang untuk dilewatkan. LoL

Yaaah... begitulah jumat lalu. Niru tag line-nya Hokben “selalu aja ada alasan untuk Beli baju baru”. Hahahaha... Nah sekarang udah jumat baru lagi, besok udah week end lagi, abis itu minggu yang baru lagi. Waktu cepet banget berlalu, pastikan kita melewatinya dengan orang-orang yang sangat kita cintai.

Love,
Fei 

Selasa, 24 September 2013

Fiction : Aku mencintaimu "lebih dari"

Aku mencintaimu lebih dari sebuah kata I LOVE YOU. Itulah alasan mengapa aku tidak pernah mengatakannya. Sulit untuk mengungkapkan perasaan ini. Tidak ada kata yang mampu memaknainya. Seandainya saja ada cara lain yang belum pernah tercipta untuk mengutarakan sebuah perasaan cinta, pasti akan aku lakukan. Kamu pasti tidak akan pernah mengerti sedalam apa perasaan ini.Aku bahkan tidak bisa memperkirakan kedalamannya. Aku berusaha menemukan batasannya, tapi sepertinya tak terbatas. Terhampar luas seperti berada ditengah lautan yang tak terlihat dimana ujungnya. Lebih besar dari apa yang bisa kamu pikirkan. Aku bahkan tidak bisa membayangkannya.

Aku mencintaimu lebih dari yang kamu tahu. Karena aku memang tidak tahu bagaimana cara untuk membuatmu tahu. Aku hanya bisa menggenggam tanganmu dengan jantung yang berdegup kencang tak beraturan, hanya itu cara untuk jujur kepadamu. Sedikitpun aku berharap genggaman itu tidak pernah terlepas. Aku ingin terus menikmati kehangatan yang mengalir dari telapak tanganmu. Aku suka saat jarimu menyentuh jariku. Sungguh aku tidak ingin melepaskannya, itu menenangkanku, kamu membuatku merasa tidak sendiri.

Aku mencintaimu lebih dari apa yang bisa kamu rasakan. Aku bahkan tidak tahu apa yang harus aku lakukan agar kamu bisa merasakan apa yang aku rasakan. Aku ingin kamu bisa mengerti melalui tatapanku, tapi cinta ini terlalu besar, tatapan itu bahkan tidak mampu menjelaskannya. Aku ingin kamu bisa merasakannya melalui pelukanku, ah mungkin kamu tidak tahu arti pelukan itu. Saat aku memeluk lenganmu, itu berati aku ingin selalu didekatmu. Bahkan saat aku memelukmu dengan lebih erat, aku berharap kamu tidak pernah pergi meninggalkanku. Dan aku sangat menginginkan pelukanmu sebagai isyarat kamu juga merasakan hal yang sama dan kamu akan selalu mencintaiku, meski apapun.

Aku mencintaimu lebih dari sadarku. Aku mengingatmu setiap waktu bahkan saat aku bermimpi. Kamu membuatku hidup diluar imaji. Cinta ini membuatku gila, candu untuk selalu bersamamu, hanya bersama kamu. Penawarnya hanya kamu, menyandarkan kepalaku dibahumu, merasakan tanganmu membelai rambutku, menikmati sebuah kecupan kecil didahiku. Inikah surga? Kalau bukan mengapa semuanya terasa begitu indah? Aku ingin tetap disini dan tidak ingin pulang, kalaupun ini hanya mimpi, biarkan aku terus tidur dan hidup dalam mimpi yang indah ini.

Aku mencintaimu lebih dari sebuah cerita. Bahkan lebih dari sebuah kisah tentang putri kerajaan impian yang manis dan indah untuk dibaca. Aku berharap ini bukan sekedar sebuah cerita, bukan sebuah dongeng pengantar tidur, bukan sebuah intermezo juga bukan sebuah kenangan. Aku tidak mau menjadi tokoh sebuah cerita yang hanya bisa mengikuti alur cerita dan melakukan seperti apa yang tertulis dalam cerita. Aku ingin menjadi penulis cerita itu, membuat cerita-cerita baru yang indah, dan aku akan membuat ceritanya tidak akan pernah berakhir.


Senin, 23 September 2013

Me : A guilty man

"It is better to risk saving a guilty man than to condemn an innocent one."
Voltaire

Sebagai seorang lulusan Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran dengan IPK 3.74 (sombooong... Hahahahaha) gue ngerti banget arti kalimat ini. Jangan sampai deh kita menghukum orang yang sebenarnya ngga bersalah. Masih mending membebaskan orang yang bersalah daripada menghukum orang yang tidak bersalah. Kebayang ngga sih kalo lo ngga merasa melakukan kesalahan tapi lo yang kena hukuman. Rasanya pasti ngga enak banget, kalo bahasa gue sih mengerikan. Jangankan itu, lo salah dan lo dihukum lebih berat daripada hukuman yang seharusnya lo tanggung karena kesalahan lo, itu aja udah nyakitin. Apalagi kalo lo emang bener-bener ngga bersalah.

Sebagai seorang yang bekerja di dunia Human Capital, gue akan selalu berhubungan dengan orang, kinerja orang, prestasi orang sampai kesalahan orang. Semua keputusan yang gue ambil harus gue pikir bener-bener dan hati-hati, harus didukung oleh bukti dan fakta yang ada. Jangan sampai keputusan yang gue buat itu berdampak negatif terhadap orang yang bersangkutan, orang lain dan hal lain yang mungkin terjadi dimasa mendatang. (sepenting itukah??? Hahaha). Tapi bagaimanapun gue sangat mencintai pekerjaan gue, pekerjaan ini membuat gue mengerti arti kehidupan (halah...), gue jadi belajar untuk memahami orang lain, gue jadi belajar cara bertutur kata yang benar, gue belajar untuk stay cool dan tidak cepat bereaksi, pekerjaan ini membuat gue menjadi bijaksini (first step menuju bijaksana...hahaha) dan gue belajar untuk semakin bersyukur atas kehidupan yang Tuhan kasih.

Mungkin karena gue mencintai pekerjaan gue, makanya gue seringkali mendapatkan kemudahan untuk menjalankannya. (Buat yang pernah baca tulisan gue yang sebelum-sebelumnya, mungkin inget kisah tentang keajaiban-keajaiban yang selalu terjadi dalam hidup gue). Entah gimana caranya masalah serumit apapun pasti bisa terselesaikan. Kadang gue ngga ngerti apa yang udah gue omongin atau gue lakuin, gue masih berpikir itu bukan karena gue bisa, itu miracle, ada kuasa yang tidak terlihat yang selalu menolong gue dan menuntun gue apa yang harus gue lakukan. Sungguhan, kejadian-kejadian itu ngga bisa dibuat-buat, keajaiban itu hanya terjadi waktu gue bener-bener membutuhkan. Kalo ngga ya ngga bisa. Ngga bisalah gue berharap keajaiban yang menyelesaikan report-report yang harus gue kerjain, ngga bisa juga gue berharap keajaiban bisa bikin cicilan mobil gue tiba-tiba lunas. Hahahaha...

Balik lagi ke masalah bersalah dan tidak bersalah. Ada gitu orang yang bener-bener suci yang pada akhirnya membuat dia merasa berhak untuk menghukum orang yang bersalah. Apalagi kalo hukumannya jauh lebih berat dari apa yang seharusnya dia tanggung. Arogan banget orang kaya gitu. Dalam hal ini gue sama sekali tidak bermaksud condemn an innocent one. Tapi gimana ya, sebel aja gitu sama orang kaya gitu. Tanpa dia sadari pada akhirnya apa yang dia lakukan itu justru melahirkan perasaan bersalah didalam hatinya sendiri. Rasa bersalah itu akan terus berkembang menjadi sebuah kebencian, yang paling bahaya kalau kebencian itu sampai pada suatu titik benci kepada dirinya sendiri dan benci kepada Tuhan.

Voltaire pernah bilang (siapa itu Voltaire? Gue juga ngga tau...hahahaha)  "Every man is guilty of all the good he did not do." Kalo sesorang melakukan sesuatu yang ngga baik pasti dia akan merasa bersalah. dan William Shakespeare menambahkan "Suspicion always haunts the guilty mind." Ngga heran orang yang sebenernya merasa bersalah bawaannya jadi curigaan mulu. Emang sih itu bukan tulisan dari kitab suci yang bisa dipastikan kebenarannya. Tapi gue sependapat dengan kedua quotes itu. That's why gue selalu berhati-hati dan berusaha melakukan apa yang menurut gue benar dan tidak perlu merasa bersalah apabila pun hasil akhirnya tidak positive, toh gue sudah berusaha melakukan yang baik. Tidak perlu merasa bersalah kalo tidak merasa melakukan suatu kesalahan.

Nah, sekarang gue jadi bertanya-tanya gimana kalo seseorang sebenernya melakukan kesalahan tapi dia tidak merasa bahwa dia sudah melakukan kesalahan. Dia sama sekali tidak dihantui perasaan bersalah dan dia menikmati menjalani apa yang dia anggap "bukan suatu kesalahan"? Kalo gini ceritanya jadi siapa yang salah? hmmm... bingung juga ya?  Ngga tau ah ngga mau mikirin, mau tidur aja, daripada besok malah jadi ngerasa bersalah kalo ngantuk di kantor. :))

Have a nice sleep.
:)

“The way to happiness: Keep your heart free from hate, your mind from worry. Live simply, expect little, give much. Scatter sunshine, forget self, think of others. Try this for a week and you will be surprised.”



 

Sabtu, 21 September 2013

Me : Me Time


Sometimes you need to be alone. Not to be lonely, but to enjoy some free time just being yourself. :)

Buat gue me time itu penting banget. Bersyukur punya keluarga yang sangat menghargai "me time" gue. Mereka ngerti banget bahwa gue manusia biasa yang harus selalu di re-charge supaya bisa tetep semangat dan lebih menikmati hidup. Ya, menurut gue hidup itu harus dinikmati. Salah satu caranya ya dengan "me time" itu.

Banyak cara untuk menikmati "me time". Ngga harus selalu pergi ke suatu tempat dan mengasingkan diri. Gue pribadi kadang memang pergi ke suatu tempat sendirian, without my hubby or my Daughter. Biasanya ke tempat spa atau beauty saloon. Tapi ngga selalu gitu, kadang berkebun didepan rumah beberapa jam pun udah cukup bikin hati happy. 

Me time itu adalah waktu buat gue melakukan apa yang gue suka, yang effect-nya akan boost-ing mood gue dan bikin gue feel better. Itu sih descripsi menurut gue pribadi. Makanya walau cuman nulis cerita, dengerin CD instrument saxophone atau guitar accoustic  sambil baca novel, nonton korea tengah malam, berenang sendirian 20 kali bolak balik olympic size (wowww!!!), rekam suara sendiri nyanyiin lagu favorite sambil maen keyboard, itu udah cukup menjadi quality "me" time buat gue.

Minggu ini gue menghabiskan waktu buat menikmati secangkir coffee dan makan makanan favorite gue sambil baca novel dan sedikit "bercerita" di salah satu cafe favorite gue. Tempatnya yang sejuk, suasananya yang tenang, pas banget buat gue menikmati kesejukan kota ini. Masih terlalu pagi untuk orang makan siang, masih jam sebelas-an, jadi tempatnya juga masih sepi. Kebetulan hubby ada business meeting di cafe yang sama (tapi beda meja), Belle asik maen di playground yang letaknya persis si sebelah cafe (so no worries). Ngga lama-lama sih cuman sejam. Tapi cukup bikin gue happy banget.

Kaya tadi gue bilang, banyak cara untuk menikmati me time. Tapi kadang orang ngga tau, me time yang terbaik itu adalah saat bangun pagi, masih subuh, sepi dan kita berdiam diri untuk berdoa. Bener-bener sendiri, hanya kita dengan Sang Maha Kuasa. Mensyukuri setiap anugerah, mensyukuri berkat-Nya, mensyukuri nafas yang masih kita hirup sampai hari ini, mensyukuri kehadiran orang-orang yang kita sayangi dan menyayangi kita dan mensyukuri sisa waktu yang ada.

Gue paling takut kalo sampe ngga bisa menikmati "me time" yang satu ini. Biasanya perasaan gue jadi tumpul dan hati galau ngga karuan. Disana gue menemukan kedamaian, disana gue menemukan jawaban, dan disanalah letak kekuatan gue. Emang sih masalah ngga akan langsung beres hanya dengan berdoa, tapi setidaknya itu step awal yang membawa kita pada jalan keluar. Hidup manusia itu seperti kereta api, harus berjalan di atas rel yang benar. Jangan berkeinginan untuk keluar dari rel, karena kereta tidak akan bisa melaju tanpa rel. Jangan juga coba-coba pindah rel, karena keretanya bisa jatuh, atau kalaupun berhasil pindah rel, jangan-jangan rel itu menuju suatu tempat yang salah. Percayalah Tuhan menyediakan rel yang terbaik untuk kita, tujuannya pun jelas tempat yang terindah dan termulia, kenapa kita seringkali tidak puas dengan rel kita dan meragukan tempat yang akan kita tuju? 

So, how is your "me time"?

Enjoy your life and be grateful of it!

Smile! :)


This is the way I'm enjoying my life :)
Write, Read, Coffee and POSE!!!

Fiction : Petang




Matahari mulai terbenam. 
Hatiku mulai terbenam

Langit mulai gelap
Hatiku mulai gelap


Hari sudah petang, matahari perlahan pergi. Langit mulai gelap dan rintik hujan seolah ingin menambah kesenduan hari. Hitam kelam menyelimuti hatiku. Tatapanku kosong dan pikiran tidak menentu. Kenapa waktu berlalu begitu cepat sehingga siang sudah berlalu dan yang tersisa hanya gelapnya malam? Matahari, kenapa kamu pergi dan meninggalkanku dalam kesunyian malam, tanpa bulan dan kelap kelip bintang? 

Berkali-kali aku mencoba menenangkan diri, meyakinkan hati bahwa matahari pasti terbit besok pagi. Wahai hati, tenanglah! Dia pasti datang, bahkan mungkin besok saat diri ini masih terlelap dia sudah hadir dengan sinarnya yang mampu menghangatkanku dari dinginnya malam. Ah tapi tetap saja aku sedih karena tidak mampu memilikinya, akan selalu tiba waktunya matahari pergi meninggalkanku untuk menyinari belahan bumi yang lain.

Matahari memang bukan milikku, dia hanya bisa hadir untuk mengisi siangku. Kehadirannya membuatku menikmati keindahan dunia, cahayanya membantuku untuk melihat, kehangatannya menenangkanku. Sayangnya dia selalu datang untuk pergi. 

Petang ini aku melepaskan kepergiannya, dengan perasaan yang tak mampu aku ungkapkan. Hari sudah senja, tapi sekilas cahayanya jatuh diwajahku, terakhir aku masih bisa merasakan sinarnya menyentuh kulitku. Tapi tiba-tiba saja dia pergi, langit berubah menjadi gelap. Aku hanya bisa terdiam, dan larut dalam sepi. 

Malam ini dingin sekali, aku merindukannya. Aku berharap waktu segera berlalu dan mentari segera terbit di ufuk sana. Aku masih terduduk disini sambil menatap ke langit, semoga saja tatapan ini membuat bumi berputar lebih cepat, dan pagi segera datang.

Aku merasa bodoh, berharap memiliki matahari. Aku benci merasa memiliki sesuatu yang sebenarnya tidak akan pernah mungkin untuk kumiliki. Kalaulah bisa, ingin rasanya aku yang pergi meninggalkan matahari dan tidak pernah melihatnya lagi. Menjadi vampire yang selalu bermusuhan dengan matahari dan mati karena matahari. Ah terlalu mengerikan, semoga saja itu tidak pernah terjadi, semoga aku tidak akan pernah menjadi vampire dan dia tidak akan pernah menganggapku vampire. 

Matahari memang pasti kembali, tapi untuk menjalankan tugasnya menyinari dunia, bukan hanya menerangi hariku. Aku tidak boleh terjebak dalam perasaan ini. Jangan bermimpi untuk memiliki matahari. Tapi apakah saat matahari terbenam, ada orang lain yang merasakan perasaan yang sama seperti yang aku rasakan? Rasanya hanya aku manusia yang terjaga sepanjang malam dan berharap menjadi orang pertama yang melihat sang surya terbit.

Matahari akan bersinar lagi besok, tapi dia juga akan terbenam lagi...
Haruskah aku merasakan sedih yang sama ketika sore kembali?
Haruskah aku merasakan sepi tatkala matahari sembunyi?
Haruskah cakrawalaku muram setiap kali matahari pergi
Haruskah aku menjadi manusia aneh yang ketakutan matahari tidak akan bersinar lagi?

Atau haruskah aku mengabaikan matahari, membiarkannya datang dan pergi, menjadikannya sebagai suatu hal yang biasa, tidak menganggapnya sebagai suatu hal yang berarti dan tidak perlu merasakan duka ini lagi?

Biarlah aku mencari jawabnya, sambil menikmati keheningan malam ini sebelum matahari terbit kembali.

#Now Playing

"Where are you now?"
Mumford & Sons

It came to the end it seems you had heard
As we walked the city streets
You never said a word

When we finally sat down
Your eyes were full of spite
I was desperate, I was weak
I could not put up a fight

But where are you now?
Where are you now?
Do you ever think of me
In the quiet, in the crowd?

You were strangely less in pain
Than you were cold.
Triumphant in your mind
Of the logic that you hold

You said no one would ever know
The love that we had shared.
As I took my leave to go
It was clear you didn't care

Where are you now?
Where are you now?
Do you ever think of me
In the quiet, in the crowd?

Where are you now?
Where are you now?
Do you ever think of me
In the quiet, in the crowd?

And I hear of your coming
And your going in the town
I hear stories of your smile
I hear stories of your frown

And the darkness can descend
We can relish all the pain
But I know that's what you love
Cause you know I love the same

But where are you now?
Where are you now?
Do you ever think of me
In the quiet, in the crowd?

Oh, where are you now?
Where are you now?
Do you ever think of me
In the quiet, in the crowd?

But where are you now?
Where are you now?
Do you ever think of me
In the quiet, in the crowd?

Where are you now?
Where are you now?
Do you ever think of me
In the quiet, in the crowd?






Jumat, 20 September 2013

Me : Mirip


Pertama kali kerja di kantor lama, ampir semua orang bilang gue mirip Martha. Entah siapa itu Martha (pikir gue) tapi sekarang sih udah kenalan langsung sama orangnya. Waktu gue masuk, kebetulan pas dia keluar. Banyak yang kira gue adiknya Martha. Ah sudahlah, untung orangnya cantik jadi gue sih seneng-seneng aja dimirip-miripin, kasian dianya kali ya... Hahaha... Masuk ke kantor yang sekarang juga sama tetep aja dimirip-miripin, ada yang bilang mirip I*** ada yang bilang mirip N***, dulu sih ngga tau mereka siapa, kalo sekarang udah tau dan suerrr ngga ngerasa mirip, lagi-lagi menurut gue mereka lebih cantik. (merendah diatas gunung...LoL :p)

Ini Ka Martha yang katanya mirip... Cantik ya?

 Kalo dibilang mirip sama kaka gue, ya wajarlah ya. Tapi kalo suatu waktu ada yang bilang lo mirip sama artis. wiiih sesuatu banget... Pengennya sih dimiripin sama Luna Maya (sejauh ini cuman om Denny yang berbaik hati bilang gue mirip Luna Maya...Hahaha... Thanks Om). Tapi kenyataannya gue dimiripin sama Nikita Mirzani. Dulu banget deh waktu awal-awal nongol, sebelum dia idungnya di operasi. Ada temen gue bilang Fei sumpah loe mirip banget sama si Nikita Mirzani. Siapa itu teh? Maklum agak ngga apdet kalo soal perartisan. Tapi jadi kepo juga dan ngebanding-bandingin muka sama si Nikita (sok kenal bgt...). Hmmm... ngga tau tuh miripnya sebelah mana. Bodynya apalagi, hiks...bikin minder aja... :'(

Apa yg mirip??? Hahahaha

Pernyataan itu ternyata ditegaskan lagi, pas lagi makan siang di kantor, ada temen gue nyeletuk "Fei itu mirip pisan sama kamu..." sambil nunjuk ke arah TV yang lagi siaran infotainment. "Masaaaa????" sambil terheran-heran langsung melototin TV. Hahahaha... bisa aja... tapi maksudnya mirip mukanya kan bukan kelakuannya??? Syukur deh, kalo diliat-liat sih cantik juga si Nikita cuman kelakuannya aja yang minus. Ya syukur juga deh dimiripinnya sama yang cantik-cantik, semoga jadi cantik beneran... LoL... 

Cantik ya?

Lama setelah kejadian itu, suatu hari gue lagi buka detik.com dirumah. Muncullah wajahnya si Nikita Mirzani sama si Dewi persik. Laptop gue tinggal sebentar buat ngambil aer minum dengan layar masih muka si dua artis itu. Tau-tau anak gue yang waktu itu masih umur tiga tahun nanya dengan spontan "Mommy itu foto sama siapa? itu waktu mommy dimana?" Hahhhh????? Sampe anak gue secara ngga langsung bilang gue mirip Nikita Mirzani. Kebetulan aja kali angle-nya pas, jauhlah dia mah cantik kemana-mana...(beneran ini mah mindernya) ngga berani songong deh buat urusan beginian, sadar diri...suerrr... Tapi sejak itu gue ngga berani menghujat Nikita Mirzani loh se-minus apapun kelakuannya. Hahaha.... Kata gue mah tetep aja cantik... Mungkin kalo gue udah operasi idung bisa jadi lebih mirip...Hahahaha....
Mommy Foto bareng Dewi Persik (Kata Belle)

Ngomong soal permiripan, Bete ngga sih kalo ada orang suka sama kita cuman karena mirip doang. Berarti kalo udah ngga mirip bisa jadi ngga suka lagi dong. Iya ngga? Semirip-miripnya mantan gue sama Ariel, gue suka dia bukan karena mirip Ariel (Noah) tapi ya karena dia aja. Wkwkwkk... (ngaku-ngaku punya mantan mirip Ariel...) Hahahahahaha.... Ah tapi kalo kata gue sih, semirip-miripnya orang bukan jadi suatu kepastian buat kita jadi suka sama orang itu, walaupun emang mungkin juga terjadi.  Kebayang ngga kalo ada orang nih cakepnya kaya Christian Ronaldo tapi ngomongnya ngga nyambung, norak, rese, mau gitu suka sama orang kaya gitu? Ngga kan? (Mau aja sih yang penting cakep... hahahaha).

Dengan tingkat ke-chubby-an dan pose kaya gini, gw akui agak mirip dengan ART tetangga... :'(

Jadi intinya apa sih? Intinya ya ngga apa-apa kalo mau mirip-miripin gue sama siapapun yang penting agak cakepan lah... :p Kali aja gue kecipratan aura cakepnya dikit. Kan dikit-dikit lama-lama jadi bukit. #loh??? Ya gitu deh. udah gitu kalo kata gue sih, janganlah suka sama orang kalo cuma karena mirip. Ntar kalo udah ngga mirip gimana coba? Buat awalnya doang sih it's Ok, mungkin itu yang bikin kita excited sama orang itu, tapi kalo buat seterusnya sih mendingan jangan. Ga lucu kan kalo ditanya "kenapa sih lo sayang sama dia?" ya soalnya dia mirip mantan gue. Hmmm... Kasian amat ya tu orang... Seolah-olah dia disayangin hanya karena kebetulan aja mirip, sebenernya sih biasa aja cuman ya gitu lah dia mengingatkan gue sama mantan yang sangat gue sayangin. nah poinnya berarti loe bukan sayang dia, tapi sayang mantan lo. bener ngga? Kalo kata gue sih pasti bakal lebih enak kalo jawabannya : "Soalnya dia ..............................." silahkan isi sendiri sesuai keinginan hati. Hahaha...

Smile!
Nikita Mirzani KW 1 Mangga 2      \(*___*)/

Kamis, 19 September 2013

Me : Kangen (part1)


Besties :)


Bali 2008

With papa-papa kita..... :))

I love singing.

Sukaaaaa banget sampai suka ngga sadar kalo gue nyanyi di waktu dan tempat yang salah. Hahaha... Dikantor dulu gue paling hobby karaoke-an. Bukan ditempat karaoke, tapi diruang kerja. Padahal kantor gue dulu letaknya paling depan, bener-bener frontliner deh... Kalo ada tamu, ada demo, sampe ada tukang ice cream lewat gue yang tau duluan. Dulu suka beli batagor yang suka nangkring depan pabrik, tapi setelah dapet pencerahan tentang kemungkinan bahwa si tukang batagor itu abis pipis trus melayani customer yang beli tanpa cuci tangan terlebih dahulu, sejak itu gue berhenti berlangganan. :D

Gue pikir ruangan gue itu the best place deh kalo dibandingin sama ruangan-ruangan lain yang ada di kompleks pabrik tempat gue kerja. Soalnya lokasinya deket banget sama kantin. Kalo laper, tinggal nunggu ada pegawai kantin lewat atau nyuruh office girl buat beliin makanan. Bisa makan Indomie jam berapapun, bisa pesen nasi goreng yang sumpah enak banget, bisa pesen bala-bala dan tempe goreng yang fresh from penggorengan. Belom lagi menu sundaan plus pete (yang mintanya sambil diem-diem takut ketauan orang), semur ati ampela, rendang sapi, trus soun putih yang enak ituuuu....(hiks pengen banget) Aaaah nikmatnya pake banget. Pesen teh botol dingin, coca cola, fresh tea, apapun lah semuanya bisa. Termasuk bisa minum teh botol gratis yang kelebihan buat tamu. Dijamin ngga akan kelaparan. Huuhuuu... Jadi laper... Sumpah sumpah sumpah kangen banget makan di kantin pak OO Lala... :))

Suddenly gue jadi kangen gini sama tempat kerja gue dulu. Bukan sama kerjaannya sih, tapi sama hal-hal fun dan gila yang pernah gue lakuin. Mulai dari saturday event yaitu bikin video klip lagu cherrybelle, foto-foto sampe naek-naek ke atas meja dan kolong-kolong meja (sampe dapet kursi baru pun kita pake acara foto-foto.. hahaha), catokan sambil dandan, nonton film korea sambil nangis-nangis sesenggukan, ceritain film yang baru ditonton, ketawa ngakak banget sampe kedengeran ke pos satpam trus giliran satpam-nya dateng langsung pasang tampang jaim binti jutek, kepo sama kisah cintanya si office girl trus ngeliat hasil cupangan pacarnya si office girl itu and then dengerin curhatannya dengan versi alayers, dengerin rumpian orang di ruang tamu sebelah, nyolong gurame / cumi goreng tepung buat makanan bos (sepotong doang :p), sampe sarapan ketoprak bareng-bareng. Ampun deh jadi inget juga kita pernah beli cumi goreng tepung trus itu makannya bener-bener kudu dibagi 3. Whoaaaa... Pengen nasi goreng pengkolan... kangen dikirimin makanan sama fans-fans kita... tau-tau ada ice cream, ada lotek, ada gorengan yang sejibun, ngucapin selamat ulang tahun kenceng-kenceng di kantin sampe semua orang ikut nyelametin padahal ngga ada yang ulang tahun. Hahahaha... inget gaaakkk??? Gila gila gila seruuuuu.... Kejadian-kejadian ini nih yang bikin gue kehilangan banget. 
 
Disana tuh fluktuatif banget. Kalo lagi hektik bisa kaya lagi dikejer-kejer setan, kalo lagi ada masalah tekanan darah bisa langsung naek, bisa marah-marahan, tapi abis itu ya udah baikan lagi, ketawa-ketawa lagi, happy lagi. Kalo lagi ngga ada kerjaan ya gitu cari kegiatan-kegiatan yang seru dan bikin ngakak sampe cape. Itu sebenernya rahasia gue menjaga berat badan, ketawa all the time. Hahahaha... Ketawa itu kan membakar kalori juga. Gilaaaaa.... sumpaaaaahhhh kangeeeeennnn..... dulu ketawain apa ya bisa sampe ngakak-ngakak gitu. Gue inget banget tuh, ada temen dari departemen laen dateng ke ruangan trus bilang “ampun suara kalian kedengeran sampe pos satpam” itu suara nyanyi-nyanyi and ketawa-ketawanya kita. Ga tau malu banget deh. Gapapa yang penting kalo keluar ruangan dagu tetap terangkat, jalan tetep segaris dan dada membusung (ups itu sih loe aja wid...) wkwkwkwk...

Loh kok jadi cerita kantor lama sih. Karena kangen kali ya. Mungkin karena semalem ada orang tak terduga ngajak chatting di whatsapp. Hahahaha.... kangen sama ketawa gue katanya.... Ups keceplosan... LoL.... Semoga mereka semua baik-baik disana. Lebih malem lagi, secara kebetulan ada yang ngajak chatting juga temen dari kantor lama, sayangnya gue udah keburu tidur dan baru bales besok paginya. Bikin tambah kangen aja. Gue yakin nih dia pasti baca tulisan gue dan senyum-senyum sendiri inget kelakuan gue. Soalnya kita lumayan deket, sayangnya umur kita jauh aja. Hahaha... becanda deng...  Dari semua orang dipabrik dia salah satu temen deket gue yang tau percis betapa konyolnya hidup gue, hidup kita deng lebih tepatnya.... Hahahaha.... (siapa coba? Mau tau? Mau tau aja ato mau tau banget? Hahahahahahahahahaha.....)

Malem-malem gini, emang paling pas buat mengenang masa lalu. Yang happy-happy aja, kalo yang sedih-sedihnya udah gue buang jauh-jauh. Masih keinget hari terakhir gue kerja, semua doa-doa dari temen-temen yang gue amini dan beberapa diantaranya sudah terwujud. Masih inget salam dan pelukan perpisahan, ada air mata tapi bukan air mata kepedihan, lebih karena terharu aja ternyata gue segitu disayanginnya ya... (kepedean.... biarin daripada minder!!!). Seriusan loh seneng banget rasanya kalo ada karyawan mulai dari levelan operator sampe level manager yang ngehubungin gue. Ada yang telepon, banyakan sih whatsapp, sms ato via facebook. Apapunlah, gue seneng banget bisa diinget. Kadang mereka cuma nanya kabar, kadang cuma ngajak becandaan, ada juga beberapa dari mereka curhat tentang masalah mereka, gue sih seneng-seneng aja bisa dengerin, yaaa kalo bisa gue kasih masukan, tapi minimal banget ya dengerin dan ngedoain supaya mereka dapet jalan keluar yang terbaik plus nyemangetin mereka supaya jangan putus asa karena harapan selalu ada, kejaiban itu selalu tersedia buat semua orang yang percaya. Just like me. :)

Who knows what miracles you can achieve
When you believe, somehow you will
You will when you believe


*ketularan si boss yang lagi demen banget denger lagu ini* hahahaha


Rabu, 18 September 2013

Fiction : Perih

FICTION
Mungkin memang aku yang salah. Aku mencintaimu dengan cara yang salah. Aku tidak tahu kalau ternyata kamu tidak suka dengan semua perhatianku. Kamu tidak suka aku menanyakan apa yang kamu makan tadi siang, kamu tidak suka aku menanyakan bagaimana harimu, kamu tidak suka aku memintamu untuk segera tidur, kamu tidak suka aku memintamu untuk lebih memperhatikan kesehatanmu, kamu tidak suka semua wujud kepedulianku, bahkan kamu tidak suka saat aku tidur sambil memelukmu.

Kamu lebih banyak diam dan tidak perduli, seolah kamu juga menyuruhku untuk lebih banyak diam dan tidak memperdulikanmu. Dalam setiap kesempatan kamu memilih untuk tidak berada satu ruangan denganku. Saat aku sudah terlelap kamu menyelinap masuk ke kamar dan berbaring disebelahku. Kamu pikir aku sudah tidur, padahal aku masih terjaga sambil menunggumu. Perlahan aku membalikkan badan kearahmu, sambil tetap berpura-pura tidur. Sedetik kemudian kamu pun membalikkan badan membelakangiku. Aku sama sekali tidak mengerti maksudmu. Sambil berupaya menyingkirkan semua egoku, aku memelukmu dari belakang, menyandarkan wajahku dipunggungmu, dan kamu tetap diam.

Aku tidak tahu apa yang membuatmu berubah menjadi seorang asing. Aku masih terus mencari tahu kejadian dahsyat apa yang telah mampu mengubahmu seratus delapan puluh derajat. Tatapanmu dingin, bicaramu ketus, mimik wajahmu muram, perilakumu menyebalkan, siapa sih kamu? Aku sampai tidak lagi mengenal siapa pria yang tidur disebelahku yang kupeluk setiap malam dan kucium keningnya setiap pagi. Wajahnya seperti kukenal, tapi aku tidak tahu dia siapa. Yang aku tahu, aku hanya ingin dia masih disini bersamaku, sekalipun aku tahu hati dan pikirannya sedang berkelana jauh entah kemana.

Seringkali terbersit keinginan untuk bisa duduk berdua denganmu sambil menikmati secangkir kopi. Tapi meminta waktumu saja aku tidak berani. Jangankan meminta waktumu, menatap wajahmu dan mengatakan betapa aku mencintaimu saja aku tidak berani. Aku takut kamu marah kalau aku mencintaimu. Sebenarnya aku tidak mengerti dimana letak kesalahannya. Hanya saja aku terlanjur merasa bahwa semua tentangku selalu salah dimatamu, semua yang kulakukan selalu membuatmu marah. Kamu selalu salah mengartikanku, tapi kamu tidak pernah menyampaikan apa yang diterjemahkan pikiranmu kepadaku agar aku bisa meluruskannya. Kamu mengunci pikiranmu dengan persepsimu sendiri dan tidak pernah mengijinkan aku untuk masuk.

Aku berdiri diluar pintu, sendirian dan menggigil kedinginan. Derasnya hujan tidak membuatmu menaruh iba kepadaku. Tirai tersibak dan kamu hanya memandangku dari balik jendela. Tatapanmu penuh kebencian, seolah berkata “Cepat urus dirimu, aku tidak ada waktu untuk membukakan pintu dan memberikan selimut untuk menghangatkanmu. Pikirkan sendiri cara untuk menyelamatkan dirimu dan jangan menyusahkan aku.” Ya, aku akan berusaha semampuku untuk tidak menyusahkanmu, hanya itu yang bisa kujawab sambil tetesan air mata bercampur air hujan mengalir membasahi wajahku. Bertubi-tubi egoku ingin melawan, mempertanyakan kapan aku pernah menyusahkanmu. Bukankah............... Ah sudahlah, sedikitpun aku tidak berkeinginan untuk berdebat denganmu. Seperti ketika kamu melarangku menangis karena kamu benci melihat air mataku, aku tidak mau membantahnya. Kuturuti. Walaupun sebenarnya aku punya seribu alasan untuk menjelaskan mengapa aku menangis.

Aku belajar untuk menjadi seperti yang kamu mau, cuek dengan apapun yang terjadi dengan kamu. Belajar untuk tidak terlalu mengkhawatirkanmu, tidak memberi masukan apapun, tidak coba-coba memberi saran, tidak memintamu tersenyum apalagi tertawa, tidak memintamu makan bersama dalam satu meja, tidak menuntut apa-apa darimu bahkan tidak berharap kamu akan mencintaiku lagi. Aku belajar untuk menjalani kehidupanku dengan melupakan hak apa yang seharusnya aku dapatkan darimu. Karena sikapmu seperti berisyarat bahwa aku tidak perlu melakukan kewajiban apa-apa kepadamu dan pun aku jangan berharap hak apa-apa darimu. Sedih sih, tapi jika memang itu yang kamu mau. Aku akan tetap menurutimu, menjadi seperti yang kamu mau.

Walau perih......

Selasa, 17 September 2013

Fiction : Petualang(an)

Semuanya terjadi begitu saja, tanpa aku bisa mengerti dimana hulunya dan dimana nanti akan bermuara. Alirannya terlalu deras sampai aku sudah tidak mampu menahannya. Aku melepaskan peganganku dari pohon besar yang selama ini menjadi tumpuanku, dan akhirnya hanyut terbawa arus. Panik tidak membuat kekuatanku bertambah, takut tidak membuat arus menjadi tenang. Aku memilih untuk menikmati perjalanan ini. Sebuah perjalanan petualangan yang akan membawaku pada sebuah dunia baru yang belum pernah aku sentuh. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi didepan sana, apakah menyegarkan seperti aliran air yang membawaku ini, atau malah hanya keganasan rimba yang tersedia disana?

Aku bukan seorang petualang dan sama sekali tidak tertarik dengan dunia petualangan. Sama halnya aku juga tidak tertarik menjadi seorang petualang, apalagi menjadi seorang petualang cinta. Beberapa kali dekat dengan lawan jenis tidak membuatku ingin mencoba pengalaman baru dengan mereka. Sekali lagi aku bukan petualang. Kalaupun aku berjalan dengan seseorang itu bukan untuk sebuah petualangan. Kami pasti tau kemana dan darimana kami pergi. Kami pasti tahu apa yang akan terjadi dihadapan kami, tidak ada jebakan, tidak ada ancaman musuh, tidak ada strategi, tidak ada tantangan dan tidak ada detak jantung yang berdegup kencang.

Kali ini berbeda. Pertahanananku bobol, semua sistem yang kubangun runtuh, pondasinya tiba-tiba rapuh, tidak ada lagi prinsip yang kupegang, tidak ada lagi keyakinan. Aku tidak mampu berpikir, tidak mau, aku hanya bisa terdiam dan menikmati semuanya ini. Ada suatu konflik dalam batinku yang membuatku tidak mampu berpikir jernih. Berkali-kali aku menarik nafas panjang dan dalam, berharap oksigen yang mengalir ke otakku bisa menolong untuk membuat otak itu berfungsi kembali. Entah mengapa aku bahkan kehilangan kontrol atas pikiranku sendiri, ada suatu kekuatan lain yang mengambil alih seluruh sistem dalam tubuhku. Membuatku hanya memikirkan apa yang dia inginkan, membuatku hanya melakukan apa yang dia mau. Dia yang mengatur semuanya, bahkan mengatur setiap nafas yang kuhirup, dan membuatnya menjadi lebih cepat. CINTA, entah darimana asalnya kekuatan itu, sejak dia merasuk kedalam hatiku, langsung saja dia mengambil alih seluruh hidupku tanpa aku punya daya untuk melawannya.

Aku memang belum pernah merasakan menjadi seorang pendaki gunung yang menikmati petualangannya sampai akhirnya dia sampai di puncak gunung. Aku juga tidak pernah merasakan bertualang masuk ke hutan, membangun kemah ditengah hutan, berburu kelinci hutan, dan menikmati semua petualangan itu. Bahkan untuk sekedar hiking menyusuri hutan saja aku tidak berminat. Pernah sekali waktu aku ikut dengan beberapa orang teman untuk hiking menyusuri hutan, aku sama sekali tidak menikmati perjalanan itu. Aku benci badanku harus kotor berlumuran lumpur karena terpeleset beberapa kali dijalanan yang menanjak, aku benci harus berjalan sambil menggendong tas berisi minuman dipunggungku, aku benci kehausan ditengah perjalanan dengan persediaan minuman yang sudah habis. Sungguh, aku sama sekali tidak tertarik dengan petualangan apapun. Aku pikir akhirnya pasti selalu sama, melelahkan, menyakitkan, dan hanya membuang waktu.

Baiklah, sekarang aku sudah terlanjur hanyut dan tidak tahu kemana arus ini akan mengalir. Akankah diujung sana aku akan menabrak sebuah batu besar yang mampu memecahkan kepalaku, akankah diujung sana ada sebuah air terjun dengan ketinggian seribu kaki, dan aku akan jatuh bersama aliran air ini, akankah ditengah perjalanan aku mati kedinginan dan kelaparan atau malah menjadi makanan binatang buas yang sedang lapar, ironis sekali seekor macan ganas yang kelaparan memakan seorang manusia yang sedang kelaparan. Aku tidak mampu berpikir lagi, aku hanya bisa pasrah. Hanya satu harapanku, setidaknya aku melihat kamu juga ikut hanyut bersamaku. Mungkin kamu pernah mengalami petualangan ini dan berhasil melewatinya. Aku tidak tahu. Aku tidak punya strategi apapun dan aku benar-benar tidak mengerti apa yang harus aku lakukan. Aku hanya bisa berusaha meraih tanganmu, menggenggam dengan erat dan ikut dalam petualanganmu tanpa tahu apa akhir dari petualangan ini.

Fiction : Jeep Wrangler



Aku berusaha mendeskripsikan perasaanku tentang malam itu : Ada sebuah mobil Jeep Wrangler (mobil yang sangat aku suka) yang tiba-tiba entah bagaimana caranya terparkir dengan gagahnya dihalaman rumahku. Pintunya dalam keadaan terbuka, dan mesinnya dalam keadaan menyala. Seneng banget. Siapa ya orang baik yang mau memberikan mobil ini untukku? Rasanya ngga percaya, aku mengupayakan berbagai cara untuk memastikan bahwa aku tidak sedang bermimpi, dan ini memang bukan mimpi. Perlahan aku naik ke bangku kemudi, menginjak kopling, memasukkan gigi, lalu sedikit demi sedikit melepas kopling sambil menginjakkan kaki kanan di pedal gas. Tuhan, mimpi apa aku semalam? kok bisa hari ini akhirnya kesampean untuk bisa pegang, bisa naek, bisa nyetir mobil ini. Senengnya itu keterlaluan, sampai tidak terkontrol.

Setelah menikmatinya selama beberapa jam, aku berusaha mencari tahu siapakah orang yang bermurah hati mau memberikan mobil ini kepadaku. Aku ingin berterima kasih atas kebaikannya. Aku berusaha untuk mencari dan terus mencari, namun sampai satu titik aku tiba-tiba sadar "memangnya siapa yang mau ngasih mobil ini?" dan yang menyedihkan aku menemukan faktanya bahwa ternyata memang tidak ada yang memberikan mobil itu untukku. Hanya karena terparkir di halaman rumahku bukan berarti mobil itu diberikan untukku. Sayangnya aku terlalu berharap bisa memiliki mobil itu, apalagi setelah mencoba dan menikmati sebuah perjalanan yang sebenarnya sangat singkat tapi benar-benar berkesan. Bagaimana tidak, itu adalah mobil favorite-ku, aku sangat suka. Jadi kebayang dong gimana rasanya saat harus turun dari mobil, meletakannya lagi ditempatnya semula, menyadari bahwa itu bukan milikku, membiarkannya terparkir lagi dihalaman rumah sampai sang pemilik membawanya pergi dan aku hanya bisa memandang dari dalam rumah sambil berusaha melupakan kebahagiaan yang sebelumnya sempat kurasakan.

Entah bagaimana caranya aku menemukanmu dan tiba-tiba merasa kamu adalah milikku. Aku menikmati setiap waktu yang sempat kita lalui bersama. Sebuah perjalanan waktu yang sangat singkat tapi juga sangat berkesan. Setiap kata yang kamu ucapkan membersitkan kebahagiaan didalam hatiku. Aku suka cara kamu memperlakukanku. Kamu membuatku seperti tidak berpijak di bumi. Aku sampai tidak lagi mampu mengontrol emosi yang bergejolak dalam hati. Ah untung saja kamu tidak ada disini, sehingga aku masih bisa menyembunyikan perasaan ini. Walaupun kamu jauh disana, malam itu aku merasa kamu ada disini begitu dekat denganku. 

Setelah semuanya itu terjadi, tiba-tiba saja aku menyadari bahwa kamu bukan milikku dan aku tidak akan pernah bisa memiliki kamu. Bisa kamu bayangkan bagaimana perasaanku saat harus menganggap kejadian malam itu hanya sebuah mimpi, mengembalikan kamu ke tempat semula, berusaha mengontrol emosi, mengabaikan perasaan dan hanya bisa memandang kamu dari kejauhan, sambil belajar merelakan kamu kalau-kalau waktunya tiba dan kamu pergi dari kehidupanku.

Mimpi ini terlalu indah, sampai-sampai aku ingin mengulangi mimpi yang sama disetiap malam. Sayangnya aku tidak mampu untuk mengatur mimpi. Hanya pernah terjadi satu kali dan mungkin tidak akan pernah terjadi lagi. Tapi itu lebih baik daripada tidak sama sekali. Setidaknya di mimpi itu kamu sempat mengutarakan perasaanmu. Dan aku, walaupun aku tidak punya nyali untuk mengatakannya tapi kurasa kamu tahu bagaimana perasaanku.

Sampai sekarang mobil itu masih terparkir dihalaman rumahku. Sesekali aku menyentuhnya, duduk dibalik kemudi, menyalakan mesinnya. Tapi aku tidak berani untuk coba-coba mengemudikannya lagi dan membawanya pergi bersamaku. Bagaimanapun itu bukan milikku. Dalam setiap kesempatan aku berusaha melihat kondisinya, semoga akan selalu baik-baik saja. Entah sampai kapan dia akan parkir disitu, semoga saja lama atau selamanya. Atau kalau perlu aku akan buatkan tempat parkir khusus untuknya, dia bisa parkir disitu selama dia mau. Jadi sekalipun aku tidak pernah bisa memilikinya, setidaknya dia tahu dia memiliki suatu tempat khusus dihatiku.

#now playing

Just Give Me a Reason Pink ft Nate Ruess

Right from the start
You were a thief
You stole my heart
And I your willing victim
I let you see the parts of me
That weren't all that pretty
And with every touch you fixed them

Now you've been talking in your sleep, oh, oh
Things you never say to me, oh, oh
Tell me that you've had enough
Of our love, our love

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
It's in the stars
It's been written in the scars on our hearts
We're not broken just bent
And we can learn to love again

I'm sorry I don't understand
Where all of this is coming from
I thought that we were fine
(Oh, we had everything)
Your head is running wild again
My dear we still have everythin'
And it's all in your mind
(Yeah, but this is happenin')

You've been havin' real bad dreams, oh, oh
You used to lie so close to me, oh, oh
There's nothing more than empty sheets
Between our love, our love
Oh, our love, our love

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
I never stopped
You're still written in the scars on my heart
You're not broken just bent
And we can learn to love again

Oh, tear ducts can rust
I'll fix it for us
We're collecting dust
But our love's enough
You're holding it in
You're pouring a drink
No nothing is as bad as it seems
We'll come clean

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
It's in the stars
It's been written in the scars on our hearts
That we're not broken just bent
And we can learn to love again

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
It's in the stars
It's been written in the scars on our hearts
That we're not broken just bent
And we can learn to love again

Oh, we can learn to love again
Oh, we can learn to love again
Oh, oh, that we're not broken just bent
And we can learn to love again

Sabtu, 14 September 2013

My Devotion : Dot to Dot

Copied from my facebook notes July, 21, 2013

Beberapa hari yang lalu saya dikasih motivasi oleh seseorang. Bukan motivator ternama sih, tapi banyak nasehat-nasehat dia yang bagus banget buat diikutin. hampir 4 bulan terakhir ini dia banyak berpengaruh dalam hidup saya. bisa dibilang dia CUKUP (bukan sangat loh) men-direct semua hal yang saya lakukan. Dia mengajarkan saya cara berkomunikasi, dia mengajarkan saya tentang kapan saya harus diam dan kapan saya harus bicara, dia mengajarkan saya untuk bisa menjadi sesorang yang lebih baik. Belum lagi banyak sekali pengetahuan yang dia share sama saya yang sangat bermanfaat buat saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari dan juga pekerjaan. dan semua yang dia katakan itu sejauh ini terbukti, walau disisi lain saya berpikir kalo ada suatu keberhasilan pasti itu karena ada suatu best effort yang dilakukan. 

Nah, beberapa hari yang lalu, saya bertemu sama seseorang ini karena ada keperluan tertentu dan secara tidak sengaja pembahasan kami melebar tentang riwayat pekerjaan. Dia banyak bercerita tentang perjalanan karirnya, mulai dari lulus kuliah dan langsung diterima sebagai assistant manager dan diusia 29 tahun dia menjadi manager termuda diperusahaannya dulu. Dia bercerita bagaimana dia meniti karirnya, bagaimana dia membangun karirnya sampai dia bisa ada di posisi puncak dan pertimbangan-pertimbangan yang akhirnya memutuskan dia pindah ke tempat kerjanya yang sekarang, salary yang sangat besar (kayanya), pokoknya saat itu saya sangat terkesan. 

Pembicaraan pun semakin melebar, dia berargumen tentang saya. Menurut dia, saya tuh sebenarnya orang yang berambisi, apapun yang saya inginkan pasti akan saya kejar. tapi entah kenapa dia melihat saya sedang menikmati pekerjaan saya tapi tidak mengejar apa-apa. Oh ya? (kok kaya dukun ya... hihihi). Dia melontarkan beberapa pertanyaan pada saya, salah satunya apa sih mimpi saya? apa sih goal saya dalam bekerja? And i can't answer that. :p 

hmmm... sebenernya bukan karena ngga punya sih, tapi lebih karena saya belum yakin dengan goal yang saya buat. saya pikir saya masih perlu waktu minimal enam bulan ke depan sampai saya bisa memutuskan goal yang akan saya kejar. Menurut dia (lagi), saya tuh terlalu percaya keajaiban, dan seolah keajaiban-keajaiban dalam hidup saya ngga abis-abis. hahaha... disitu saya ngakak banget. soalnya emang bener banget. Saya tuh terlalu percaya hidup saya diatur sama Tuhan. Bukan berarti saya jadi ngga usaha apa-apa, sebaliknya saya selalu melakukan yang terbaik kok. karena saya terlalu percaya juga, kalo saya setia dalam hal-hal kecil yang Tuhan percayain sama saya, maka Tuhan juga akan percayain hal-hal yang lebih besar lagi. 

Suami saya bilang hidup itu mirip kaya buku pelajaran menggambar anak-anak yang menyambungkan dot to dot sampai akhirnya membentuk sebuah gambar. setiap musim dalam hidup saya, saya menemukan ada titik baru yang sedang tersambung. ini berlaku dalam semua aspek hidup saya loh. bagaimana proses saya bisa bertemu dengan suami saya, siapa suami saya, kapan saya bertemu, semuanya kaya udah diatur. makanya saya percaya banget banget jodoh tuh udah Tuhan atur, dan saya bersyukur banget dikasih kemudahan sama Tuhan dalam proses bertemu dengan jodoh saya. :) 
Kenapa saya sekolah disini, kenapa saya kuliah disitu, bagaimana saya bisa kuliah, lagi-lagi semuanya serba berkaitan ada titik-titik yang tersambung. Pekerjaan juga sama, kenapa saya pernah ngajar disebuah pre-school, kenapa saya kerja di kamarga, kenapa dalam waktu delapan bulan saya bekerja, atasan saya tiba-tiba keluar kerja lalu dua bulan kemudian saya diangkat menggantikan, dan diusia 23 tahun saya jadi HRD Manager (walau status doang sih soalnya ilmunya rasanya masih NOL banget). Tapi lagi-lagi titik-titik tersambung. Lima tahun saya belajar SENDIRI bagaimana sih caranya memanage sumber daya manusia. tidak mudah, tidak selalu sukses, kadang salah, kadang pusing, kadang stress, tapi disitu ada titik yang tersambung juga. sampai hari ini, saya dengan pekerjaan yang saya jalani, masih sedang menyambung titik untuk menghasilkan sebuah gambar yang sejujurnya sampai sekarang belum jelas. :))

Saya tuh merasa beruntung banget, rasanya Tuhan manjain saya banget. Selalu tahu apa yang saya perlu. suatu kali pernah saya pengen banget beli baju, dan biasanya kalo saya suka satu brand biasanya sih belinya itu-itu aja. Nah tahun itu tuh saya emang lagi belajar untuk mengendalikan diri khususnya untuk mengendalikan keinginan. salah satu alasannya karena budget keuangan lebih banyak buat anak saya yang masih berumur setahun. Tapi ya itu Tuhan baik, tau-tau saya dapet voucher 2,5juta buat beli baju di brand favorite saya. 

Saya ngga selalu dapet apa yang saya pengen tapi saya saya selalu dapet apa yang perlukan.

Kalopun saya ngalemin hal yang berat banget dalam hidup, saya terlalu percaya itu diijinkan terjadi untuk suatu tujuan. 

Setelah pembicaraan itu, saya sempet galau selama beberapa hari, bete, kepikiran, ga enak hati, tapi tetep enak makan :))
Iya sih, kalo dibandingin sama pencapaian yang dia raih, saya mah jauh. dan kata dia seharusnya saya bisa kaya dia. tapi saya ngga pengen kaya dia, saya pengen suami saya bisa kaya dia (penghasilannya hahaha). sempet konflik batin, uring-uringan, mikir, apa yang salah ya? 
Ujungnya malah jadi penyesalan, kenapa dulu saya gini, kenapa saya ngambil keputusan gitu, bagaimana kalo saya sekarang merubah keputusan saya? pokoknya banyak banget pertanyaan yang bikin saya jadi ngga damai dan jadi jutek banget (kata suami saya).  

Hari ini, yup akhirnya hari ini saya dapet pencerahan. saya punya prinsip kalo saya ngga damai berarti ada yang salah. yup memang ada yang salah. Saya sedang menggambar di kertas saya, saya ngga bisa nyamain gambar dikertas saya sama di kertas orang. dia sedang menyambungkan titik dia, dan saya sedang menyambungkan titik saya.

Saya memang ngga terlalu berambisi mengejar karir (seriusan loh), atau kalo ngga percaya, saya ngga terlalu berambisi untuk cari uang, makin ngga percaya??? yang saya cari itu pengetahuan, yang saya cari itu pengenalan akan Tuhan, yang saya cari itu apa sih tujuan Tuhan dalam hidup saya, makanya saya terus setia menggoretkan pensil saya disetiap titik-titik yang ada. walaupun seolah saya sedang tidak mengejar apa-apa, tapi sebenarnya saya sedang mengejar sesuatu yang sangat penting. Tujuan hidup saya dan untuk apa saya ada didunia ini.

hmmm... balik lagi, saya bekerja bukan buat ngumpulin duit supaya bisa jalan-jalan keluar negeri, saya sudah memutuskan dan sekarang saya ikrarkan lagi semua yang saya lakukan, semua berkat yang saya dapet supaya saya bisa jadi saluran berkat buat orang lain.

So, apa sih yang saya cari didunia ini? "But seek ye first the kingdom of God, and his righteousness; and all these things shall be added unto you."
Sorry kalo kesannya naif. but it's me. and i'm fully happy with my life.
dan tetep dengan motto "best effort" loooh... be blessed ya... :)

Cheers