Selasa, 17 September 2013

Fiction : Petualang(an)

Semuanya terjadi begitu saja, tanpa aku bisa mengerti dimana hulunya dan dimana nanti akan bermuara. Alirannya terlalu deras sampai aku sudah tidak mampu menahannya. Aku melepaskan peganganku dari pohon besar yang selama ini menjadi tumpuanku, dan akhirnya hanyut terbawa arus. Panik tidak membuat kekuatanku bertambah, takut tidak membuat arus menjadi tenang. Aku memilih untuk menikmati perjalanan ini. Sebuah perjalanan petualangan yang akan membawaku pada sebuah dunia baru yang belum pernah aku sentuh. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi didepan sana, apakah menyegarkan seperti aliran air yang membawaku ini, atau malah hanya keganasan rimba yang tersedia disana?

Aku bukan seorang petualang dan sama sekali tidak tertarik dengan dunia petualangan. Sama halnya aku juga tidak tertarik menjadi seorang petualang, apalagi menjadi seorang petualang cinta. Beberapa kali dekat dengan lawan jenis tidak membuatku ingin mencoba pengalaman baru dengan mereka. Sekali lagi aku bukan petualang. Kalaupun aku berjalan dengan seseorang itu bukan untuk sebuah petualangan. Kami pasti tau kemana dan darimana kami pergi. Kami pasti tahu apa yang akan terjadi dihadapan kami, tidak ada jebakan, tidak ada ancaman musuh, tidak ada strategi, tidak ada tantangan dan tidak ada detak jantung yang berdegup kencang.

Kali ini berbeda. Pertahanananku bobol, semua sistem yang kubangun runtuh, pondasinya tiba-tiba rapuh, tidak ada lagi prinsip yang kupegang, tidak ada lagi keyakinan. Aku tidak mampu berpikir, tidak mau, aku hanya bisa terdiam dan menikmati semuanya ini. Ada suatu konflik dalam batinku yang membuatku tidak mampu berpikir jernih. Berkali-kali aku menarik nafas panjang dan dalam, berharap oksigen yang mengalir ke otakku bisa menolong untuk membuat otak itu berfungsi kembali. Entah mengapa aku bahkan kehilangan kontrol atas pikiranku sendiri, ada suatu kekuatan lain yang mengambil alih seluruh sistem dalam tubuhku. Membuatku hanya memikirkan apa yang dia inginkan, membuatku hanya melakukan apa yang dia mau. Dia yang mengatur semuanya, bahkan mengatur setiap nafas yang kuhirup, dan membuatnya menjadi lebih cepat. CINTA, entah darimana asalnya kekuatan itu, sejak dia merasuk kedalam hatiku, langsung saja dia mengambil alih seluruh hidupku tanpa aku punya daya untuk melawannya.

Aku memang belum pernah merasakan menjadi seorang pendaki gunung yang menikmati petualangannya sampai akhirnya dia sampai di puncak gunung. Aku juga tidak pernah merasakan bertualang masuk ke hutan, membangun kemah ditengah hutan, berburu kelinci hutan, dan menikmati semua petualangan itu. Bahkan untuk sekedar hiking menyusuri hutan saja aku tidak berminat. Pernah sekali waktu aku ikut dengan beberapa orang teman untuk hiking menyusuri hutan, aku sama sekali tidak menikmati perjalanan itu. Aku benci badanku harus kotor berlumuran lumpur karena terpeleset beberapa kali dijalanan yang menanjak, aku benci harus berjalan sambil menggendong tas berisi minuman dipunggungku, aku benci kehausan ditengah perjalanan dengan persediaan minuman yang sudah habis. Sungguh, aku sama sekali tidak tertarik dengan petualangan apapun. Aku pikir akhirnya pasti selalu sama, melelahkan, menyakitkan, dan hanya membuang waktu.

Baiklah, sekarang aku sudah terlanjur hanyut dan tidak tahu kemana arus ini akan mengalir. Akankah diujung sana aku akan menabrak sebuah batu besar yang mampu memecahkan kepalaku, akankah diujung sana ada sebuah air terjun dengan ketinggian seribu kaki, dan aku akan jatuh bersama aliran air ini, akankah ditengah perjalanan aku mati kedinginan dan kelaparan atau malah menjadi makanan binatang buas yang sedang lapar, ironis sekali seekor macan ganas yang kelaparan memakan seorang manusia yang sedang kelaparan. Aku tidak mampu berpikir lagi, aku hanya bisa pasrah. Hanya satu harapanku, setidaknya aku melihat kamu juga ikut hanyut bersamaku. Mungkin kamu pernah mengalami petualangan ini dan berhasil melewatinya. Aku tidak tahu. Aku tidak punya strategi apapun dan aku benar-benar tidak mengerti apa yang harus aku lakukan. Aku hanya bisa berusaha meraih tanganmu, menggenggam dengan erat dan ikut dalam petualanganmu tanpa tahu apa akhir dari petualangan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar