Sabtu, 21 September 2013

Fiction : Petang




Matahari mulai terbenam. 
Hatiku mulai terbenam

Langit mulai gelap
Hatiku mulai gelap


Hari sudah petang, matahari perlahan pergi. Langit mulai gelap dan rintik hujan seolah ingin menambah kesenduan hari. Hitam kelam menyelimuti hatiku. Tatapanku kosong dan pikiran tidak menentu. Kenapa waktu berlalu begitu cepat sehingga siang sudah berlalu dan yang tersisa hanya gelapnya malam? Matahari, kenapa kamu pergi dan meninggalkanku dalam kesunyian malam, tanpa bulan dan kelap kelip bintang? 

Berkali-kali aku mencoba menenangkan diri, meyakinkan hati bahwa matahari pasti terbit besok pagi. Wahai hati, tenanglah! Dia pasti datang, bahkan mungkin besok saat diri ini masih terlelap dia sudah hadir dengan sinarnya yang mampu menghangatkanku dari dinginnya malam. Ah tapi tetap saja aku sedih karena tidak mampu memilikinya, akan selalu tiba waktunya matahari pergi meninggalkanku untuk menyinari belahan bumi yang lain.

Matahari memang bukan milikku, dia hanya bisa hadir untuk mengisi siangku. Kehadirannya membuatku menikmati keindahan dunia, cahayanya membantuku untuk melihat, kehangatannya menenangkanku. Sayangnya dia selalu datang untuk pergi. 

Petang ini aku melepaskan kepergiannya, dengan perasaan yang tak mampu aku ungkapkan. Hari sudah senja, tapi sekilas cahayanya jatuh diwajahku, terakhir aku masih bisa merasakan sinarnya menyentuh kulitku. Tapi tiba-tiba saja dia pergi, langit berubah menjadi gelap. Aku hanya bisa terdiam, dan larut dalam sepi. 

Malam ini dingin sekali, aku merindukannya. Aku berharap waktu segera berlalu dan mentari segera terbit di ufuk sana. Aku masih terduduk disini sambil menatap ke langit, semoga saja tatapan ini membuat bumi berputar lebih cepat, dan pagi segera datang.

Aku merasa bodoh, berharap memiliki matahari. Aku benci merasa memiliki sesuatu yang sebenarnya tidak akan pernah mungkin untuk kumiliki. Kalaulah bisa, ingin rasanya aku yang pergi meninggalkan matahari dan tidak pernah melihatnya lagi. Menjadi vampire yang selalu bermusuhan dengan matahari dan mati karena matahari. Ah terlalu mengerikan, semoga saja itu tidak pernah terjadi, semoga aku tidak akan pernah menjadi vampire dan dia tidak akan pernah menganggapku vampire. 

Matahari memang pasti kembali, tapi untuk menjalankan tugasnya menyinari dunia, bukan hanya menerangi hariku. Aku tidak boleh terjebak dalam perasaan ini. Jangan bermimpi untuk memiliki matahari. Tapi apakah saat matahari terbenam, ada orang lain yang merasakan perasaan yang sama seperti yang aku rasakan? Rasanya hanya aku manusia yang terjaga sepanjang malam dan berharap menjadi orang pertama yang melihat sang surya terbit.

Matahari akan bersinar lagi besok, tapi dia juga akan terbenam lagi...
Haruskah aku merasakan sedih yang sama ketika sore kembali?
Haruskah aku merasakan sepi tatkala matahari sembunyi?
Haruskah cakrawalaku muram setiap kali matahari pergi
Haruskah aku menjadi manusia aneh yang ketakutan matahari tidak akan bersinar lagi?

Atau haruskah aku mengabaikan matahari, membiarkannya datang dan pergi, menjadikannya sebagai suatu hal yang biasa, tidak menganggapnya sebagai suatu hal yang berarti dan tidak perlu merasakan duka ini lagi?

Biarlah aku mencari jawabnya, sambil menikmati keheningan malam ini sebelum matahari terbit kembali.

#Now Playing

"Where are you now?"
Mumford & Sons

It came to the end it seems you had heard
As we walked the city streets
You never said a word

When we finally sat down
Your eyes were full of spite
I was desperate, I was weak
I could not put up a fight

But where are you now?
Where are you now?
Do you ever think of me
In the quiet, in the crowd?

You were strangely less in pain
Than you were cold.
Triumphant in your mind
Of the logic that you hold

You said no one would ever know
The love that we had shared.
As I took my leave to go
It was clear you didn't care

Where are you now?
Where are you now?
Do you ever think of me
In the quiet, in the crowd?

Where are you now?
Where are you now?
Do you ever think of me
In the quiet, in the crowd?

And I hear of your coming
And your going in the town
I hear stories of your smile
I hear stories of your frown

And the darkness can descend
We can relish all the pain
But I know that's what you love
Cause you know I love the same

But where are you now?
Where are you now?
Do you ever think of me
In the quiet, in the crowd?

Oh, where are you now?
Where are you now?
Do you ever think of me
In the quiet, in the crowd?

But where are you now?
Where are you now?
Do you ever think of me
In the quiet, in the crowd?

Where are you now?
Where are you now?
Do you ever think of me
In the quiet, in the crowd?






Tidak ada komentar:

Posting Komentar